Fikray El-Habib Assyirboni

Belajarlah dan terus belajar maka engkau akan terus mendapatkan banyak hal dan ilmu-ilmu yang bermanfaat untuk kehidupan

KURANGNYA PERHATIAN TERHADAP MASYARAKAT PINGGIRAN
Muhammad Fikri Abdul Aziz Firdha

ABSTRAK
            Masyarakat merupakan hal yang terpenting dalam suatu terbentuknya negara. Sebab jika suatu negara tanpa adanya masyarakat maka negara tersebut belum disebut dengan negara. Dan juga suatu negara salah satunya adalah adanya seorang pemimpin yang bertujuan untuk mengatur semua masyarakat yang berada dalam ruang lingkup suatu negara agar negara tersebut menjadi dan berkembang. Tetapi, untuk sekarang para pemimpin pemerintahan negara khususnya negara Indonesia sekarang kurang sekali memandang terhadap masyarakat didaerah pinggiran. Sehingga banyak sekali perselisihan diantara para pejabat pemerintahan dengan kalangan masyarakat yang khususnya adalah masyarakat pinggiran yang merupakan notabenenya masyarakat yang kurang mampu dan juga harus banyak sekali perhatian dari khalayak oknum khususnya pemerintah. Dengan adanya kajian ini, bertujuan untuk menilai, melalui karakteristik masyarakat pinggiran dan juga pemerintah, juga oknum-oknum yang terlibat dalam melakukan pengembangan dan memajukan masyarakat pinggiran dan juga implementasi kebijakannya. Dan juga metode penelitiannya menggunakan metode analisis yang dilakukan dengan melihat diskursus, juga keterlibatannya suatu oknum menjadi aktornya dan sebuah kepentingannya mengikuti kebijakan. Penelitian tersebut dilakukan disebuah daerah kawasan pinggiran seperti sebuah desa yang berada dipinggir gedung-gedung pemerintahan dan perusahaan yang menjulang tinggi kota bandung, jakarta, dan sebagian kota besar yang berada di Indonesia. Responden penelitian juga merujuk terhadap individu, suatu kelompok masyarakat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemenuhan karakteristik masyarakat pinggiran adalah kebanyakan masyarakat yang masih sangat awam terhadap kebijakan masyarakat dan juga para masyarakat yang masih banyak sekali buta terhadap hukum yang sudah tercantum didalam Undang-Undang, dan para pejabat pemerintah juga yang masih sangat minim perhatiannya terhadap masyarakat pinggiran yang menyebabkan adanya miskomunikasi diantara keduanya. Figur kepemimpinan seorang pemerintah harus bersifat kritis, agar terjalin baiknya hubungan antara masyarakat dengan pemimpin pemerintahnya terwujud dengan baik. Titik kritis lain dalam perbaikan misskomunikasi  adalah sesuai dengan karakteristik masyarakat pinggiran tersebut. Kebijakan perhatian pemerinatah terhadap masyarakat pinggiran masih menunjukkan kelemahan implementasi terhadap kinerjanya.
Kata kunci : Pemerintah, masyarakat pinggiran, kebijakan



PENDAHULUAN
            Pemerintah pada hakikatnya merupakan proses untuk melaksanakan fungsi-fungsi pengaturan (regulasi), pelayanan, dan pemberdayaan sejumlah fungsi yang ditandai dengan karakteristik hirarkis, memiliki rantai komando, terdapat pwmbagian dan diferensiasi pekerjaan. Sebagai seorang pemimpin, pemerintah merupakan orang yang menjadi figur bagi kalangan masyarakat. Sebab seorang pemerintah adalah pemimpin yang paling dilihat dari mulai ia bekerja, menjadi sosok yang paling dicontoh dan ditiru untuk masyarakat khususnya masyarakat kawasan pinggiran. Secara perspektif statis, pemerintah merupakan pemimpin yang menjadi contoh bagi masyarakatnya. Sementara dalam perspektif dinamis, pemerintah merupakan aspek pelaksana untuk keutuhannya suatu kelompok masyarakat yang khususnya pagi para masyarakat pinggiran. Pada prinsipnya, pemerintah dengan masyarakat khususnya masyarakat pinggiran merupakan suatu hubungan yang harus diharmoniskan sebagai konsekuensi yang berlandaskan pada filosofi “pemerintah seperti apa dan masyarakat daerah pinggiran mengapa dan bagaimana cara mengatasinya”. Implikasinya dalam pemerintahan adalah terdapat unsur yang dapat diterapkan didalam masyarakat dan dapat diterima semua kalangan masyarakat terutama kalangan masyarakat daerah pinggiran.
            Pengurusan pemerintah dan dalam menjalankan roda pemerintahannya secara umum dalam praktek lapangannya sangat ditentukan terutama oleh kalangan masyarakat pinggiran. Sebab jika pemerintah tidak bisa menjalankan amanat yang telah diberikan rakyat terhadap pemimpinnya, maka pemerintah harus menjalankannya dengan ikhlas dan dengan bersungguh-sungguh bukan dengan cara yang main-main yang sehingga dapat menyengsarakan rakyat terutama terhadap masyarakat daerah pinggiran yang cuma hanya dipandang sebelah mata.
            Pengurusan dan pengelolaan fasiltitas-fasilitas yang terdapat ditengah-tengah masyarakat, masih sangat minim sekali dan juga masih jauh sekali dari perhatian pemerintah bahkan luput dari pengawasan pemerintah. Juga sebagai masyarakat yang banyak sekali menggunakan fasilitas-fasilitas yang terdapat disekitar kurang sekali merawat bahkan banyak diantaranya adalah dengan merusak fasilitas tersebut karena bentuk kekecewaannya terhadap sistem kinerja pemerintah yang selalu menghambur-hamburkan uang negara.
Seperti yang tercantum dalam Pasal 5 ayat 3 Undang-Undang No. 39 Tahun 1999 yang menyatakan bahwa setiap orang yang termasuk kelompok masyarakat yang rentan berhak memperoleh perlakuan dan perlindungan lebih berkenaan dengan kekhususannya. Dalam penjelasan pasal tersebut disebutkan bahwa yang dimaksud dengan kelompok masyarakat yang rentan antara lain adalah orang lanjut usia, anak-anak, fakir miskin, wanita hamil, dan penyandang cacat. Dengan adanya peraturan undang-undang pemerintah yang seperti itu seharusnya dari kalangan pemerintahan maupun aparatur negara yang lainnya memberikan kesejahteraan terhadap kalangan masyarakat pinggiran yang masih jauh dari taraf kesejahteraan keluarga bahagia.





METODE PENELITIAN
A.    Kerangka Teoritis dan Pendekatan Penelitian
Masyarakat merupakan sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem baik itu secara tertutup ataupun secara terbuka, yang dimana sebagian besar berinteraksi antara individu dengan individu, individu dengan kelompok maupun kelompok dengan kelompok. Masyarakat juga merupakan makhluk yang saling berhubungan tidak bisa hidup dalam keindividuan, mereka semua harus saling adanya kerja sama dan membantu satu sama lainnya.
Salah satu dengan pendekatan penelitiannya adalah dengan cara observasi langsung ketempat kejadian yang dimana masyarakat daerah pinggiran jauh dari perhatian pemerintah. Masyarakat diwawancara secara mendalam tentang bagaimana keadaan sekitar dan bagaimana keadaan sosial ditengah-tengah kalangan masyarakat pinggiran.
Masyarakat pinggiran akan sukses bila ditentukan oleh kemampuan masyarakat dalam melakukan pekerjaan secara sinergis. Yakni kemampuan untuk membangun yang sinergis tersebut akan dimiliki jikalau semua dari elemen masyarakat saling memahami masyarakat lain dan juga bukan hanya pada masyarakat saja terutama masyarakat pinggiran, tetapi dalam sistem tata kerja pemerintahan yang kurang efisien. Dan juga memahami dari kerja masyarakat tersebut terhadap masyarakat lainnya.
Disamping itu juga masyarakat harus banyak terus menerus belajar bagaimana cara menciptakan masyarakat dimasa depan yang akan terwujud jika masyarakat tersebut mau terus belajar dan mampu menguasai seluruh aspek dalam kehidupannya. Bukan cuma hanya masyarakat yang harus belajar untuk masa depannya tetapi pemerintah juga harus bisa membantu dan memperhatikan masyarakat yang kurang dan mendorong sepenuhnya demi untuk kemajuan masyarakat yang sejahtera. Berkembangnya berbagai keterampilan dikalangan masyarakat baik itu secara individu maupun secara kelompok adalah dengan salah satu cara merefleksikan diri karena untuk menemukan dan mengenali kekuatannya dan kelemahan kompetensi intelektual, emosional, maupun sosial dirinya untuk melakukan revisi atas visi pribadinya. Juga untuk membangun dan mengembangkannya adalah melihat kondisi kerja yang sesuai dengan masyarakat khususnya masyarakat pinggiran.
Disamping itu juga proses mental yang harus dimiliki bersama oleh seluruh element masyarakat dan juga pemerintah dengan belajar nilai-nilai yang sejalan dengan kebutuhan dan perkembangan organisasi, juga membuang nilai-nilai yang tidak relevan dalam sistem pemerintahan yang bisa menghambat perkembangan masyarakat. Dengan cara mental yang berani maka seluruh masyarakat dikawasan pinggiran bahkan seluruh elemen akan menjadi lebih ringan dan cepat tanggap.
Selain itu juga pemerintah mempunyai visi yang akan bisa memicu masyarakat menjadi semangat dan juga selalu berkomitmen untuk selalu membangun kesejahteraan bersama. Disamping itu juga dibutuhkan kemampuan untuk menyesuaikan antara visi pribadi dengan visi masyarakat terutama pemerintah yang harus bisa benar-benar bisa menyesuaikannya dan juga bisa membedakannya. Visi juga bukan dipaksakan oleh pemerintah untuk kalangan masyarakat, tetapi juga visi itu juga dibangun untuk menggali visi bersama untuk kesejahteraan dimasa depan secara murni. Sebab ditengah pemerintah juga masyarakat terutama kalangan masyarakat pinggiran, terdiri atas berbagai orang yang berbeda dari latar belakang pendidikan, suku, pengalaman, dan budaya, maka akan sulit antara pemerintah dan masyarakat akan bekerja secara terpadu dan menyatu.
Disamping itu juga, pemerintah juga harus bekerja sama dengan masyarakat yang dimana meningkatkan kemampuan dan motivasi untuk mengembangkan kesejahteraan masyarakat secara adaptif, generatif, dan juga berkesinambungan. Kemampuan yang terdapat pada pemerintah dan juga masyarakat jika bisa tersinkron dengan baik maka akan menimbulkan sinergi dan juga menibulkan kemampuan berfikir sistemik seperti yang telah dijelaskan diatas. Namun, tanpa adanya kebiasaan berbagi wawasan antara pemerintah dan juga masyarakat, maka akan terjadinya kegagalan yang terjadi dalam masyarakat terhadap sikap pemerintah yang kurang memperhatikan terhadap masyarakat.
B.     Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan pada salah satu wilayah yaitu tepatnya didesa dikaki gunung manglayang dan juga sekitarnya. Desa tersebut dipilih karena keberadaannya kurang dari perhatian pemerintah bahkan hampir luput dari pengawasan pemerintah. Disamping itu juga mengambil didaerah masyarakat yang bekerja didaerah pasar-pasar seperti halnya masyarakat yang bekerja sebagai tukang angkut, ojek, becak, dsb.
Alasan mengambil daerah penelitian daerah tersebut sebab masyarakat daerah tersebut sangat jauh dikatakan sejahtera dan hampir luput dari pengawasan pemerintah. Pemilihan daerah tersebut berdasarkan pertimbangan kekhasan fenomena yang diteliti pada masing-masing individu, dimana penggalian informasi yang bermanfaat bagi perbaikan kebijakan antara pemerintah dengan masyarakat.
C.     Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini juga berbasis penelitian secara kualitatif. Penelitian kualitatif digunakan untuk memahami diantaranya masalah sosial dengan cara melaporkan pandangan informan dengan secara terperinci serta disusun secara terperinci dalam sebuah latar ilmiah. Metode pengumpulan data juga salah satunya dengan cara observasi, wawancara secara mendalam, diskusi kelompok dan juga dengan studi dokumen. Setidaknya, dengan menggunakan metode observasi, wawncara dan analisis dokumen maka salah satu dengan lainnya akan metode akan saling menutupi kelemahan, sehingga tangkapan atas realitas sosial akan menjadi valid.
Menggunakan salah satu metode wawancara mendalam dilakukan secara terstruktur dalam upaya memperoleh gambaran pelaksanaan pemerintah terhadap apa yang telah dilakukan masyarakat dan apa yang telah dihasilkannya.



HASIL DAN PEMBAHASAN
1.      Kawasan desa sekitar kaki gunung manglayang
Dalam peninjauannya, kawasan desa yang terdapat didaerah kaki gunung manglayang kurangnya terdapat puskesmas atau diartikan sebagai pusat kesehatan masyarakat. Seperti halnya kesehatan dalam kacamata islam. Islam dan kesehatan ibarat dua keping mata uang yang tidak bisa dipisahkan. Islam sebagai salah satu dimensi partikularitasnya. Melihat pentingnya kesehatan jamani ini, Imam Syafi’i, seorang ulama besar yang di akui sepanjang masa, yang sejak manusianya berkutat, bergelut dan bercengkrama dengan jutaan ilmu pengetahuan, mengatakan “jenis ilmu ada dua, ilmu fiqih untuk urusan agama dan ilmu kedokteran untuk urusan jasmani manusia, ilmu selain kedua hal di atas adalah hanya bekal pergi ke perkupumpulan”.
Masyarakat yang terdapat didaerah tersebut sangat sulit sekali untuk mendapatkan akses kesehatan dengan salah satunya adalah tidak adanya pusat layanan kesehatan masyarakat atau yang disebut dengan puskesmas. Masyarakat kebanyakan mengeluhkan sekali karena jika terdapat anggota keluarganya yang sedang sakit keras dan butuh pemeriksaan, masyarakat terpaksa harus kebawah atau turun gunung dahulu agar bisa memeriksakan kesehatannya apakah sakitnya tersebut termasuk golongan penyakit yang parah apakah penyakit yang ringan.
Sebab diterangkan juga didalam kitab monumentelnya Imam Al-Ghazali Ihya ‘Ulumuddin yang merupakan karya master peace-nya, menggolongkan ilmu kedokteran dalam kategori fadhu kifayah, ilmu yang wajib dikuasai oleh sekelompok orang secara terbatas. Sebab kalau ada daerah yang didalamnya tidak ada orang yang ahli dalam bidang kedokteran, maka semua penduduk daerah tersebut berdosa.
Pemerintah didaerah tersebut masih kurang atas perhatian kesehatan para warga yang merupakan tergolong jauh bahkan luput dari pantauan pemerintah. Maka banyak sekali warga yang mengeluhkan sekali terhadap tidak adanya layanan kesehatan yang bisa dirasakan untuk masyarakat daerah sekitar kaki gunung manglayang tersebut.
Seperti halnya deskripsikan diatas, menunjukkan Islam sangat menaruh perhatian sekali dan besar terhadap masalah kesehatan. Sebab kesehatan merupakan pangkal kesehatan. Sebab jika dalam keadaan sakit, masyarakat tersebut tidak bisa melakukan aktifitasnya sehari-hari dimulai dari memerah susu sapi, berkebun, dan juga melakukan kegiatan aktifitas yang lainnya. Juga jika masyarakat dalam keadaan sakit tidak akan bisa berbuat banyak terhadap dirinya sendiri maupun terhadap orang lain.
Masyarakat banyak sekali yang mengeluhkan kurangnya fasilitas pemerintah yang diantaranya adalah tidak adanya pengadaan fasilitas kesehatan masyarakat. Sebab masyarakat sangat memerlukan kebutuhan kesehatan yang baik dan juga layak digunakan terhadap masyarakat. Salah satu masyarakat setempat mengatakan pernah mengajukan kepada kepala desa mereka untuk mengadakan fasilitas kesehatan masyarakat, dan juga kepala desa setempat menyetujuinya. Tetapi dari kalangan pemerintah pusat masih belum juga ada bantuan akan pengadaan alat-alat kesehatan juga tim ahli untuk menangani masyarakat yang sedang mengalami gangguan kesehatan.
Masyarakat banyak sekali faktor yang memicu kurangnya kesadaran akan kesehatan. Sebab kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi masyarakat. Masyarakat yang menderita sakit faktor diantaranya adalah:
1.      Kurangnya kesadaran. Kesadaran merupakan gerak bawah sadar manusia yang dibentuk oleh pemahaman. Pemahaman bisa didapat lewat pendidikan dan budaya yang berkembang di suatu masyarakat tersebut. Pemerintah seharusnya patut juga ikut memperhatikan tingkat kesehatan yang terdapat didaerah masyarakat kaki gunung tersebut. Sebab masyarakat juga sangat butuh sekali dengan akses kesehatan dan seperti yang dikatan di awal jika masyarakat sedang dalam keadaan sakit maka seorang warga tersebut tidak bisa melakukan aktifitasnya sehari-hari.
2.      Perilaku menyimpang. Dari didikan budaya tersebut, implikasi riilnya adalah masyarakat yang jauh dari standar kesehatan. Beberapa indikator dalam masalah ini adalah diantaranya merokok, jarang melakukan aktifitas berolahraga, malasnya membersihkan lingkungannya sendiri, menggunakan air kotor, membuang sampah sembarangan, dan kurang teraturnya pola makan, minum dan tidurnya.
Seperti halnya dengan pekerjaan, masyarakat setempat bekerja dengan memerah susu, berkebun dan juga berdagang. Kebanyakan masyarakat sekitar banyak sekali yang memerah susu. Susu yang dihasilkan daerah tersebut bukan hanya saja susu sapi yang dengan kualitanya yang baik, melainkan masyarakat sekitar juga menghasilkan susu kambing. Masyarakat yang bekerja sebagai pemerah susu, dilakukannya setiap hari. Dalam satu hari, petani didaerah sekitar bisa mememerah satu sapi mencapai dengan 15 liter per harinya sedangkan susu kambingnya dalam sehari mendapatkan 4-5 liter per-harinya. Para warga yang berprofesi tersebut biasa menjual susu tersebut ke pasar-pasar dengan harga per-liternya Rp.5000 – Rp.6000. Sedangkan susu kambing etawa masyarakat menjualnya dengan harga Rp. 15.000 per-liternya. Masyarakat mengaku lebih mahal menjual susu kambing etawa, sebab susu kambing tersebut hanya menghasilkan sedikit susu dibandingkan dengan sapi. Sempat masyarakat juga ingin mendapatkan penyuluhan dari pemerintah tentang bagaimana menghasilkan susu lebih banyak dan juga itupun sudah pernah diajukan terhadap pemerintah tetapi pemerintah masih belum ada yang menanggapi dengan hal itu. Hingga akhirnya masyarakat setempat masih banyak yang menggunakan metode lama. Dan juga masyarakat sekitar masih menggunakan cara yang tradisional dalam memerah susu dan masih belum menggunakan alat yang modern seperti sekarang ini yang terdapat pada pabrik-pabrik susu.
Disamping itu juga masyarakat yang berada dilingkungan tersebut, masyarakat juga sebagian ada yang melakukan pekerjaan dengan berkebun. Mulai dari berkebun palawija, buah-buahan dan sebagainya. Penghasilan dari berkebun menurut masyarakat setempat masih jauh dari kebutuhan sehari-hari. Sebab masyarakat sangat membutuhkan adanya bantuan pupuk yang diberikan terhadap masyarakat sekitar. Sebab masyarakat yang berprofesi sebagai petani membutuhkan bantuan pupuk yang diberi oleh pemerintah setempat. Para petani juga mengeluhkan dengan harga pupuk yang merangkak naik. Sehingga menyebabkan para petani juga menaikkan harga jual buah-buahan dan palawija yang ia panen. Sebab para petani mengatakan jika mereka menjual dengan harga biasa, maka petani tersebut merasa rugi dan juga akan menombok dalam keperluan untuk membeli pupuk dan juga kebutuhan untuk sehari-hari. Disaat ini misalnya para petani mengeluhkan kurangnya air sebab keringnya sumber air yang biasa para warga gunakan untuk kebutuhan sehari-hari yang menyebabkan banyak sekali penghematan dalam menggunakan air.
2.      Pedagang kawasan didaerah ujung berung
Masyarakat yang biasa berdagang berada dikawasan pasar ujung berung merupakan sudah menjadi tradisi dalam mata pencahariannya sehari-sehari. Pedagang yang biasa berdagang di kawasan pasar ujung berung sudah berulang kali meminta terhadap pemerintah setempat perbaikan daerah pasar tersebut. Sebab warga yang biasa berdagang dikawasan tersebut kurang nyamannya dengan keadaan pasar yang sudah tidak layak untuk ditempati dalam menjalankan usahanya sehari-hari. Sekarang pasar tersebut memang sudah tidak layak untuk ditempati sebagai tempat usaha yang dikarenakan pasar tersebut kumuh dan juga jauh dari standar kebersihan pasar tradisional. Memang identik pasar di Indonesia pada umumnya berada pada tempat yang kurang begitu layak untuk mencari nafkah. Namun para warga terpaksa berjualan di sekitar kawasan tersebut karena jika para pedagang tersebut berjualan di kawasan yang lain, belum tentu bisa mendapatkan penghasilan yang lebih seperti yang sudah dijalaninya selama berpuluh-puluh tahun di pasar yang sudah kumuh dan juga sudah tidak layah untuk digunakan.
Pernah suatu ketika kepala pasar setempat meminta merenovasi agar kawasan pasar yang kumuh tersebut layak untuk dijadikan tempat usaha. Tetapi, menurut kepala pasar tersebut, pemerintah masih belum ada usaha untuk memperbaiki dan merenovasinya. Disamping itu juga, para pembeli yang biasa berbelanja di pasar tersebut mengatakan bahwa perlu adanya renovasi agar para pembeli juga merasa nyaman pada saat berbelanja dipasar tersebut. Seharusnya para oknum pemerintahan langsung bertindak cepat dan cepat dalam menangani hal ini. Dan disamping itu juga perlu adanya perhatian dari para perusahaan-perusahaan yang akan membantu dalam membangun perenovasian pasar ujung berung. Renovasi pasar juga bukan cuma hanya pada pasar ujung berung, tetapi juga pada pasar-pasar lain yang sudah tak layak untuk dijadikan sebagai tempat usaha.
Disamping itu, perlu adanya keamanan didalam pasar. Sebab para pedagang sangat resah sekali dengan adanya preman-preman yang menagih iuran secara paksa dengan alasan untuk biaya keamanan. Tetapi disamping itu, banyak diantara preman-preman setempat hanya meminta uang dan lalu pergi tanpa memikirkan keadaan pasar. Bukan hanya para pedagang dipasar, para pembeli juga merasa resah dengan adanya para preman-preman yang berada dikawasan pasar tersebut. Sering kali para pembeli merasa kecewa sebab banyaknya aksi copet yang membuat para pembeli ingin membeli kebutuhan rumah tangga terpaksa pulang dengan tangan hampa. Para oknum pemerintah harusnya lebih bertindak cepat dalam menangani hal seperti ini.
3.      Analisa para tukang ojek, pengamen dan jasa tukang angkat barang sekitar pasar tradisional
Disamping para pencari nafkah yang berdagang dikasawan pasar tradisional, banyak juga diantara para pencari rezeki lain yang berada di sekitaran pasar. Contoh kecil yang berusaha mencari rezeki dikawasan pasar tradisional adalah salah satunya para tukang ojeg. Para tukang ojeg yang biasa terdapat dikawasan pasar-pasar tradisional dan juga perempatan kebanyakan luput dari pengawasan pemerintah. Para masyarakat pinggiran tersebut kebanyakan kurang sekali perhatian dari mata pemerintah.
Disamping itu pula, pemerintah banyak yang salah sasaran dalam memberikan subsidi bantuan terhadap masyarakat pinggiran. Seperti halnya salah satu contoh masyarakat pinggiran yang berprofesi sebagai tukang ojeg yang biasa mangkal di salah satu pasar tradisional. Kerap kali setiap sedang memangkal di pasar tersebut, para ojeg juga merasa resah juga akan preman-preman yang merugikan ojeg-ojeg tersebut bahkan para konsumen.
Sebagian para tukang ojeg yang biasa menunggu penumpang di kawasan pasar juga didekat kawasan dengan perempatan jalan desa, mengaku resah juga dengan adanya gojek yang menjadikan saingan para tukang ojek dimana pun. Sebab dengan adanya para tukang gojek tersebut membuat para penghasilan para tukang ojek tersebut menjadi turun drastis. Sebab para tukang gojek tidak membatasi rute-rute yang seharusnya dilewati dan mana yang tidak untuk dilewati. Sehingga disini juga para oknum pemerintah harus menemukan solusi untuk para tukang ojek maupun para tukang gojek yang menggunakan sistem online.
Bukan hanya para tukang ojek yang merasa kurang dari perhatian dari para oknum pemerintah, masyarakat yang menjadi tukang jasa angkut barang dan juga para anak-anak yang biasa mengamen juga kurang menjadi perhatian dari para oknum pemerintah. Masyarakat yang berprofesi sebagai jasa angkut barang mengaku kurang sekali dilihat oleh para pemerintah. Sebab setiap adanya bantuan ataupun yang lainnya selalu tidak tepat sasaran dalam memberikan segala jenis bantuan. Sebab masyarakat tersebut sangat sekali membutuhkan segala jenis bantuan untuk kehidupannya sehari-hari. Meskipun para warga tersebut mengerti jangan terlalu berharap kepada pemerintah, tetapi para warga tersebut sangat membutuhkan sekali dengan bantuan-bantuan yang pemerintah berikan. Penghasilan yang didapatkan oleh buruh angkut tersebut sangat tidak cukup untuk kehidupan sehari-hari.
Disamping itu juga, yang menjadi kurang perhatian sekali dari pemerintah adalah para anak-anak jalanan. Para anak-anak tersebut dimulai dari kecil tidak pernah yang namanya mencicipi bangku sekolah. Para anak-anak tersebut mengaku mahalnya dengan biaya pendidikan untuk masuk sekolah. Kebanyakan mereka yang tidak sampai jenjang di bangku sekolah adalah para anak-anak yang kurang mampu. Biaya hidup mereka mencari dengan cara meminta-minta dipasar, jalanan, bahkan banyak diantara mereka yang mengamen. Mereka para anak-anak tersebut sebagian ada yang pernah merasakan belajar di bangku pendidikan, tetapi mereka terpaksa berhenti karena kebutuhan yang semakin banyak dan juga di antara mereka beranggapan bahwa biaya untuk sekolah sangat besar dan juga sangat sulit. Mereka juga beranggapan bahwa untuk kehidupan sehari-hari juga sangat sulit apa lagi untuk kebutuhan sekolah.
Meskipun pemerintah pusat sudah menyelenggarakan wajib sekolah 12 tahun, tetapi kebijakan pemerintah tersebut masih jauh dari harapan masyarakat pinggiran khususnya untuk anak-anak yang masih dibawah umur yang masih perlu pendidikan yang layak. Kebanyakan kebijakan pemerintah tersebut salah menargetkan yang seharusnya untuk para masyarakat yang kurang mampu melainkan yang mendapatkan kebijakan pendidikan dari pemerintah yang bisa merasakan justru dari kalangan yang dikatakan mampu.
Seperti yang dilansir dalam Undang-Undang tentang pendidikan nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan Indonesia, Bab 4 bagian kesatu pasal 5 ayat 1 mengatakan Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu. Meskipun sudah tertera Undang-Undang dan juga sudah disahkan oleh pemerintah, tetapi masih banyak sekali para masyarakat khususnya masyarakat yang kurang mampu yang biasa hidup digolongan pinggiran masih belum bisa merasakan pendidikan yang baik dan juga bermutu. Seharusnya para pemerintah lebih bisa bijaksana kembali dalam hal pendidikan. Para anak-anak yang kurang mampu dan juga masyarakat yang kurang mampu beranggapan bahwa yang namanya pendidikan cuma hanya bisa dirasakan oleh para kaum borjuis atau kaum yang berduit, sedangkan untuk para masyarakat yang kurang tidak bisa merasakan pendidikan yang layak untuk masa depan yang cerah.
Disamping itu juga Undang-Undang yang tertulis didalam Bagian Keempat yaitu Hak dan Kewajiban Pemerintah dan Pemerintah Daerah pasal 10 dijelaskan Pemerintah dan pemerintah daerah berhak mengarahkan, membimbing, membantu, dan mengawasi penyelenggaraan pendidikan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Tetapi yang terjadi sekitar ini, pemerintah masih belum mampu mengarahkan, membimbing, membantu dan juga mengawasi para anak-anak yang masih belum mampu merasakan bangku pendidikan dari mula sejak sekolah dasar sampai dengan sekolah menengah atas.
Bukan hanya pemerintah yang seharusnya mengarahkan masyarakat agar mau bersekolah dan juga mengenyam pendidikan. Tetapi dari kalangan masyarakat juga harus ada yang memperhatikan dan juga mampu membimbingnya untuk dapat merasakan nikmatnya bangku pendidikan. Masyarakat juga wajib untuk bisa membimbing masyarakat yang minimal dalam pendidikan untuk mau merasakan pendidikan yang lebih dan juga untuk memajukan minimal martabat keluarganya. Juga misalkan diantara masyaraka yang mampu setidaknya bisa menyumbangkan minimalnya tenaga untuk masyarakat yang masih akan minimnya ilmu pendidikan. Sebab masyarakat juga wajib menolong kepada masyarakat yang kurang mampu contohnya seperti anak-anak jalanan yang notabene sudah putus sekolah dan juga bisa menambahkan ilmunya dari warga yang ilmunya lebih mumpuni dari bangku sekolah.
Bukan hanya itu, masyarakat yang notabene tergolong kepada masyarakat mampu seharusnya tidak berhak menerima bantuan pendidikan. Sebab bantuan itu dikhususkan kepada masyarakat yang kurang mampu dan juga jauh dari keluarga sejahtera. Dan juga, masyarakat yang mendapatkan bantuan pendidikan agar bisa benar-benar memanfaatkan fasilitas yang pemerintah berikan terhadap warga yang kurang mampu dan juga bisa menggunakannya dengan baik dan bijak.



KESIMPULAN
Dari uraian diatas yang sudah dijelaskan diatas dapat disimpulkan bahwa diantara pemerintah yang masih kurang perhatian terhadap masyarakat pinggiran sebab masih banyak sekali yang harus dikerjakan pemerintah. Bukan hanya untuk rapat-rapat dan juga banyak berbicara, tetapi juga rakyat butuh bukti dan juga banyak menagih janji terhadap pemerintah yang sebelum menjadi pemimpin akan mensejahterakan rakyat.
Pemerintah harus bisa merubah keadaan rakyat dan juga masyarakat juga bisa ikut dalam berperan aktif untuk bisa mensejahterakan rakyat. Bukan cuma hanya pemerintah yang harus berperan aktif untuk mensejahterakan rakyat, tetapi dari berbagai oknum juga harus ikut serta dalam perbaikan dan juga pembangunan dalam kehidupan masyarakat agar menjadikan masyarakat hidup sejahtera dan juga sentosa.
Dari contoh kecilnya adalah masyarakat yang berada dikawasan kaki gunung manglayang dan juga desa-desa sekitarnya. Masyarakat didaerah tersebut sangat susah sekali untuk mendapatkan layanan kesehatan yang baik dan juga layak untuk bisa digunakan masyarakat didalam daerah tersebut. Karena mengapa, sebab yang sudah dijelaskan diatas, masyarakat yang sedang menderita gejala sakit parah masyarakat terpaksa harus turun kebawah dulu untuk memeriksakan kesehatan. Sebab dikawasan desa tersebut masih belum adanya layanan kesehatan masyarakat yang memadai. Juga seharusnya pemerintah harus bisa lebih baik dan juga lebih peka terhadap masyarakat yang sangat membutuhkan layanan kesehatan tersebut.
Disamping itu juga, akses yang kurang didapatkan warga terhadap dunia luar yang sangat kurang. Sebab masyarakat setempat masih kurang dan juga minim akan hal info-info yang sangat berkaitan dengan keadaan masyarakat sekitar. Disamping itu juga, masyarakat dikawasan tersebut banyak sekali yang membutuhkan bantuan dari pemerintah yang contoh halnya dengan pupuk untuk lahan perkebunan palawija.
Masyarakat sekitar lereng tersebut terdapat juga yang sebagian berternak sapi dan juga masyarakat setempat juga melakukan pemerahan susu. Masyarakat juga membutuhkan terhadap ilmu-ilmu modern untuk melakukan pemerahan susu agar bisa menghasilkan susu yang lebih banyak dan juga susu yang berkualitas lebih baik.
Lalu yang selanjutnya adalah masyarakat yang berprofesi sebagai tukang ojeg. Mereka mengaku sangat resah dengan adanya preman-preman yang membuat penghasilan menurun. Juga disamping itu, dengan adanya layanan ojeg online yang membuat para ojeg mengalami pendapatan yang sangat minim. Sehingga para tukang ojeg tersebut banyak yang mengecam terhadap aktifitas ojeg online tersebut karena sangat merugikan para tukang ojeg yang biasa berada dipangkalan perempatan jalan desa, pasar-pasar, dan sebagainya. Pemerintah juga seharusnya ikut memantau dengan perkembangan ojeg online tersebut. Karena apakah ojeg online tersebut sudah memenuhi persyaratan apakah belum memenuhi persyaratan berkendara. Dan juga pemerintah bisa daerah khususnya bisa menemukan solusi agar tidak adanya sekat antara ojeg yang biasa berpangkal di jalan-jalan desa dengan ojeg yang menggunakan sistem online.
Selanjutnya adalah para anak jalanan yang kurang sekali akan adanya pendidikan. Para anak jalanan juga seharusnya menjadi perhatian yang serius terhadap pemerintah kepada anak-anak jalanan. Karena untuk memajukan negeri ini adalah bagaimana dengan pemudanya. Jika negeri ini ingin maju maka benahi dahulu pemuda yang akan memajukan negeri ini. Karena letak maju dan mundurnya suatu bangsa adalah terletak pada pemudanya. Disamping itu juga, para masyarakat yang tergolong mampu, bisa sadar diri akan bantuan-bantuan yang seharusnya diberikan terhadap yang lebih membutuhkan.
Pemerintah juga seharusnya bisa lebih detail dan lebih jeli lagi akan mana masyarakat yang kurang mampu dan diberi bantuan dan masyarakat yang mampu. Sebab banyak sekali target-target pemerintah yang akan memberikan bantuan terhadap masyarakat yang kurang mampu. Yang sehingga menyebabkan banyak diantara anak-anak yang masih dibawah umur kurang sekali akan pentingnya hal pendidikan.



DAFTAR PUSTAKA
1.      Imam  Al-Ghazali, Ihya ‘Ulumuddin
2.      Jamal Ma’mur Asmani, Fiqih Sosial Kiai Sahal Mahfudh Antara Konsep dan Implementasi, Khalista 2007 Surabaya
3.      KH. Sahal Mahfudz, Nuansa Fiqih Sosial, LKiS Yogyakarta.

4.      Kajian Tematik Al-Qur’an Tentang Kemasyarakatan

السلام عليكم ورحمة الله وبركا ته
بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله رب العالمين, والصلاة والسلام على رسول الله وعلى اله وصحبه آجمعين, آمابعد :


Yang terhormat kepala sekolah Madrasah Aliyah Agama Islam Mertapada
Yang terhormat Pembina Osis Madrasah Aliyah Agama Islam Mertapada
Yang terhormat Dewan Guru Madrasah Aliyah Agama Islam Mertapada
Yang terhormat ketua Osis demisioner periode 2013-2014
Yang terhormat ketua Osis 2014-2015
Serta para hadirin siswa/i yang sangat kami hormati dan juga kami banggakan

Pertama-tama marilah kita panjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT atas nikmat hidayah dan inayahnya yang telah diberikan kepada kita semua sehingga pada siang hari ini yang telah diberi kenikmatan iman, islam, ihsan dan juga berupa kesehatan jasmani dan rohani yang akhirnya dapat berkumpul di rungan aula ini dalam rangka acara Pelantikan Osis beserta jajarannya tahun 2014-2015. Shalawat serta salam semoga tercurahkan dan juga limpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan kita dari mulai jalan kegelapan menuju kebaikan.

Selanjutnya saya sampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada sahabat-sahabat semua dan juga kepala sekolah beserta guru-guru yang menyempatkan waktunya untuk hadir dalam acara pelantikan osis ini dan meluangkan waktu untuk menghadiri acara pelantikan osis beserta jajarannya tahun 2014-2015. Saya selaku perwakilan dari salah satu anggota osis angkatan 2014-2015 menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang mau membantu dalam mengadakan acara pelantikan ini.

Semoga setelah diadakannya acara pelantikan ini dan setelah saya dan juga sahabat-sahabat setelah dilantik kita bisa beorganisasi dengan baik dan juga bisa memberikan manfaat baik itu untuk diri sendiri dan juga orang lain. Karena disini kita bekerja bukan cuma hanya untuk mementingkan diri sendiri tetapi kita juga untuk mengembangkan dan juga mengharumkan nama sekolah kita ini. Dan juga saya sebagai perwakilan anggota osis 2014-2015 mohon kerjasamanya dari berbagai pihak dan juga khususnya dari pembina osis dan guru-guru semua.

Mungkin itu adalah sedikit sambutan dari saya selaku perwakilan dari anggota Osis 2014-2015 yang bisa saya sampaikan. Bila mana terdapat kekurangan dan juga kesalahan itu semata-mata kekhilafan saya. Dan jika terdapat kebaikan dan hikmah yang dapat dipetik baik itu dalam sambutan ini ataupun pada saat acara berlangsung maka semua itu semata-mata datangnya dari keberkahan dan kemuliaan Allah SWT.

آخير الكلام
والله الموافق إلى أقوام الطارق

والسلام عليكم ورحمة الله وبر كا ته

A. Sejarah Bahasa Samiyah
 Istilah bahasa Samiyah ditetapkan sebagai sebutan bagi sekumpulan bahasa yang dihubungkankepada salah satu anak nabi Nuh as yaitu Sam. Orang yang pertama kali memberikan istilah tersebut adalah Scholozer paada tahun 1781 ketika dia mencari nama bagi bahasa orang Ibrani dan bangsa Arab. dia melihat antara bahasa Ibrani dan bahasa Arab ternyata ada hubungan dan kesamaan. Scholozer menyandarkan penamaan ini kepada berita yang terdapat dalam kitab Taurat tentang keturunan Nuh setelah terjadi banjir besar. Bangsa-bangsa dan kabilah-kabilah dibagi menjadi tiga bagian besar yang semuanya kembali kepada anak-anak Nuh yaitu Sam, Ham dan Yafat.[1]

1. Tempat Pertama Bangsa Samiyah (Semit)
   Mengenal tempat pertama bangsa samiyah para ilmuan berbeda pendapat dalam menentukan tempat yang digunakan oleh bangsa samiyah. Pendapat-pendapat yang berkembang diantaranya:
  1. Bangsa sam tinggal di Habsyah dari Habsyah menyebar ke bagian selatan arab melalui jalan mundab, dari bagian ini berkembang ke berbagai penjuru jazirah arab.
  2. Bangsa sam tinggal di bagian utara Afrika, lalu berkembang ke Asia melalui Barzakh Sawis.
  3. Bangsa sam tinggal di Armenia dekat perbatasan kurdistan.
  4. Guidi berpendapat bahwa bangsa sam tinggal di selatan Iraq. Pendapatnya didasarkan kepada adanya sebagian kosa kata yang sama berkaitan dengan binatang dan tumbuh-tumbuhan. Hal ini nampak dari karakter kalimat-kalimatnya, bunyi-bunyiannya dan makna –maknanya. Juga ada bukti-bukti lain yang menunjukan bahwa Iraq adalah tempt asal bangasa Samiyah.
  5. Sebagian pakar berpendapat bahwa bangsa samiyah tinggal di selatan jazirah arab ( Hijaz, Nejed, dan Yaman ). Kebanyakan dari kelompok orientalis cenderung kepada pendapat ini seperti Renan ( Prancis ) dan Brokleman ( Almania ). Pendapat ini merupakan pendapat yang paling shahih, paling kuat dan paling banyak kesesuaiannya dengan peninggalan bangsa ini serta realitas sejarah. Adapun argumentasi bahwa awal bangsa Samiyha di Jazirah Arab sebagai berikut:

  • Proses hijrah ( imigrasi ) terjadi secara terus menerus kesebelah barat daya yaitu ke Nejed, Hijaz dan Yaman dan Migrasi ke sebelah timur ke Shuriah, Irak dan lain-lain sehingga mereka memerangi bangsa Sumariyyin dan bisa mengalahkan bangsa mereka (Sumariyyin) sehingga bisa mendirikan sebuah negeri diatas pemerintahannya yang dikenal dengan negeri Babilonia.[2]
  • Dari bagian ini bangsa Sam menyebar ke bagian utara, lalu terbentuk bangsa yang dikenal dengan bangsa Kan’an.[3]
  • Dari bagian ini pula terjadi hijrah (migrasi) kedua ke iraq. Hal ini terbukti dari peninggalannya yaitu bangsa Sam dapat menguasai negeri Iraq yang pada waktu itu dikendalikan oleh kerajaan Kaldea yang salah satu dari rajanya bernama Hamuroby.[4]
  • Dari bagian ini juga menyebar kabilah Ismail (keturunan nabi Ismail yang tempat tinggal asal mereka di Hijaz) ke utara.[5]
  • Dari bagian ini juga pada awal masehi berpindah kabilah madyan ( tempat tinggalnya di Hijaz ) ke Syam, dan sebagian kabilah Qahthan ( tempat tinggalkannyadi Yaman ), pindah ke Hijaz, Syam, dan iraq. Maka menetap di makah bani Khuza’ah di Yatsrib bani Aos, Khazraj dan bani Ghassan di Syam, bani Lakham di Iraq.
2. Bahasa Samiyah Terdahulu (Kuno)
   Ulama yahudi pada masa lalu meyakini bahwa bahasa Ibriyah ( Ibrani ) adalah bahasa terdahulu manusia. Pendapat ini berkembang , bahkan sebagian ulama arab juga meyakini pendapat ini.
Sebagian mereka berpendapat bahwa bahasa Asyuriah al-Babilliyah (Babilonia- asyuria) merupakan bahasa terdahulu, tetapi pendapat ini kurang disertai argumentasi, karena apa yang sampai kepada kita dari dari peningalan Asyuriah sedikit sekali.
  Ada juga sebagian ulama yang berpegang pada unsur-unsur kesamaan antara bahasa-bahasa Samiyah yaitu dari aspek mufrodat dan qawa’id, lalu mereka menjadikan kesamaan tersebut sebagai gambaran bagi bahasa Samiyah pertama, dan mereka menganggap bahwa bentuk bahasa ini merupakan bahasa Samiyah pertama kali ada dan digunakan, dan pertama kali berkembang.
Diantara yang dapat diterima menurut orientalis bahwa bahas arab merupakan bahasa yang paling banyak terjaga dari bahasa asalnya yaitu bahasa Samiyah baik dari aspek mufradanya maupun qawa’idnya. Sebabnya adalah karena perkembangan bahasa tersebut terjadi ditempat terdahulu bagi bangsa Sam, dan tepatnya bahasa tersebut ditempat independen dan tidak banyak dipengaruhi oleh bangsa luar, maka sedikit sekali percampuran dengan bahasa lain, juga tidak ada jalan lain untuk menjauhkan bahasa tersebut dari bahasa asalnya terdahulu. 

3. Penyebaran Bahasa Samiyah
   Secara garis besar bahasa Samiyah terbagi kepada dua bagian yaitu Samiyah bagian utara dan Samiyah bagian barat. Bahasa Samiyah bagian utara adalah bahasa Akkadia dan dua cabangnya yaitu Babilonia dan Asyuria. Sedangkan Samiyah bagian barat terbagi kedalam dua bagian yaitu barat bagian selatan, dan barat bagian utara. Bahasa yang hidup dibagian utara adalah bahasa kan’aniyah yang meliputi bahasa Ibrani, Agoriti, dan fainiqi. Sedangkan Aromiyah meliputi bahasa Suryani dan Nabti.
    Samiyah bagian barat selatan terbagi dua yaitu bangsa Habsyah dan bangsa arab. Bangsa Habsyah meliputi lahjah ja’jiah, Amhariyah dan Tijriniyah, sedangkan bangsa Arab terbagi dua bagian, bagian selatan yaitu Yaman kuno yang meliputi lahjah Ma’iniyah, Sabaiyah, Humairiyah, Quthbaniyah dan Hadr’amiyah sedangkan bagian utara adalah bahasa Arab. Bahasa Arab terbagi dua yaitu bahasa Arab al-Baidah yang meliputi lahjah Lihyaniyah, Tsamudiyah, dan Shafwiyah. Sedangkan bahasa Arab al-Baqiyah meliputi bahasa Syi’ir arab jahili, Rajaz, bahasa para hukama, Fushhaha.
Berikut bagan penyebaran bahasa Samiyah

B. Karakteristik Bahasa Samiyah

     Diantara karakteristik bahasa Syamiah yang terpenting adalahsebagai berikut:
  1. Karakteristik bahasa Semit yang paling menonjol dibanding dengan bahasa-bahasa yang lain adalah akar kata bahasa-bahasa ini lebih banyak menggunakan konsonan daripada vocal. Dengan kata lain, bahwa makna dasar suatu kata terkait dengan konsonan akar kata. Sedangkan vocal dianggap dalam sebuah kata dan tidak merubah makna sebuah kata. Contoh: kata  كَتَّبَ ،  كَتْبٌ ،كُتِبَ ، كَتَبَ  dst. Makna asli kata-kata ini terkait dengan huruf  ت، ك   dan . ب 
  2. Banyak sekali terdapat kata yang maknanya terkandung dalam tiga konsonan akar kata, lalu diberi awalan atau sisipan untuk mengubah maknanya seperti kata: كَاتَبَ ، أَكْتَبَ ، اِنْكَتَبَا ، اِسْتَكْتَبَ ، مَكْتُبٌ ، مَكْتُوْبٌ ، كَاتِبٌ  ,dst.  Itulah sebabnya, maka verba (fi’il) dalam bahasa-bahasa Semit memiliki sejumlah pola berimbuhan (mazid) yang menunjukkan berbagai makna yang diambil dari makna verba dasar yang dibentuk secara baku dengan mengubah kata dasar untuk menunjukkan kuantitas  atau kualitas perbuatan, seperti makna repfleksif, saling melakukan perbuatan, bentuk pasif dan lain-lain.
  3. Bahasa Semit banyak menggunakan huruf paringal (tenggoroka) seperti huruf  ح ، عdan ه , serta huruf tekanan dalam (mufakhkham), seperti ص dan ط
  4. Bahasa Semit juga tidak terlalu memperhatikan cabang-cabang dari kala verba (lampau, kini dan akan datang). Dalam bahasa Semit terdapat 3 kata pokok yaitu lampau, kini dan akan datang. Sebagai contoh dalam bahasa Arab sebagai salah satu bahasa Semit, verba ada tiga bentuk yaitu verba bentuk lampau (madhi), bentuk kini (mudhari’) dan bentuk yang akan datang (mudhari’). Dalam bahasa Arab terdapat beberapa kata untuk menunjukkan kala yang akan datang yaitu سَوْفَ ، س   dan  لَنْ serta لَمْ   untuk kata lampau
  5. Bahasa Semit tidak mengenal adanya bentuk kata gabungan  yang berasal dari nomina dan verba seperti dalam bahasa bahasa Inggris describe ( mendeskripsikan, menggambarkan, menguraikan) yang berasal dari kata de+scribe yang sama denga bahasa Jerman bescreiben yang berasa dari kata be + schreiben. Begitu pula dalam kata bahasa Inggris circumstance (keadaan) yang berasal dari kata circum + stance yang sama dengan bahasa Jerman unstand yang berasal dari un+stand.
  6. Struktur idhafah (frase) dalam bahasa Semit hubungan antara mudhaf dan mudhaf ilaih sangat erat, sehingga dalam banyak hal seringkali keduanya melebur menjadi satu kata, terutama dalam perkembangan yang modern, seperti kata مَاوَرْد dan رِسْمَال  yang berasal dari kata مَاء وَرْد    (air bunga) dan رَأْسُ مَال (modal). Contoh lain dalam bahasa klasik حَبَقُر (dingin) yang berasal dari kata قُرّ + حَبُّ .
  7. Bahasa Syamiah secara umum terdiri dari tiga huruf seperti contoh kata ضرب ، قتل

C. Hubungan Bahasa Samiyah (Semit) dengan Bahasa Hamiyah (Hamit)

    Ada berbagi bentuk kesamaan antara bahasa Samiyah dengan bahasa hamiyah, diantaranya sebagai berikut:
  1. Bahasa Mesir kuno menyerupai bahasa Samiyah dalam penggunaan dlomir (تا  ) bagi mukhotob mufrod dan huruf ن bagi jama mutakallim )dan nama nama bilangan, nama-nama kata benda khususnya nama-nama yang tersusun dari dua bunyi (يم – فم – سما). Banyak juga persamaan dalam kaidah-kaidah bentuk dan susunanya diantaranya ta’nis isim dan shifat dengan hruuf تا. Begitu pula penggunaan bunyi vocal lebih banyak dibandingkan konsonan dalam menentukan kosa katanya dan pengucapannya. Dengan demikian sebagian ulama menggap bahwa bahasa mesir kuno dan bahasa samiyah merupakan dua kelompok bahasa dari satu rumpun.
  2. Para penelititelah Nampak bentuk persamaan yang banyak antara bahasa samiyah dengan bahasa Barbar, Kusyia dalam aspek yang berkaitan dengan bentuk kata dan pengambilan suatu kata. Alasan peneliti mengenai hal itu diantaranya:
  • Sebagian para peneliti berpendapat bahwa bahasa samiyah, Mesir kuno, barbariya, dan kusyryiah, merupakan empat kelompok bahasa dari rumpun yang satu, hanya saja terpisahnya bahasa barbaria dan bahasa kusyia dari bahasa samiyah terjadi dalam kurun waktu yang lama sebelum terpisahnya bahasa Mesir dari bahasa samiyah. 
  • Sebagian ulama berpendapat bahwa bahasa Kusyiyah dan bahasa Barbaria tidak ada hubungan kekerabatan dengan bahasa Samiyah. Adapun adanya kesesuain bahsa-bahsa ini dalam aspek mufrodat dan kaidah-kaidahnya ini semua kembali kepada saling keterpengaruhan antara kedua bahasa tersebut.
   Bahasa mesir merupakan kerabat dari bahsa Samiyah. adapun hubungan bahasa kusyiya dengan bahasa barbariya satu dengan yang lainnya, dan hubungan antara kedua bahsa tersebut dengan bahasa Mesir dan bahasa Samiyah tidak bias diputuskan sampai penelitian mengenai hal itu mendapat kesimpulan yang benar.


________________________________________
[1] Ahmad Muhammad Qoddur, Al Madhkal ila Fiqh Al Lughah, Dar al-Fikr al Mu’ashir, Bairut, 1992, hal.23
[2]. Migrasi ini terjadi diduga terjadi pada abad ke tiga puluh enam sebelum masehi
[3]. Migrasi ini terjadi diduga terjadi pada abad ke dua puluh enam sebelum masehi
[4]. Diduga terjadi migrasi pada abad ke enam belas sebelum Masehi
[5]. Diduga proses migrasi terjadi pada abad ke enam belas sebelum masehi.

Social Media

Google+ Twitter Facebook Instagram Yahoo

BloGoblog

Ini blog bukan hanya sekedar blog.
Didalamnya terdapat ilmu yang mungkin sedikit namun bermanfaat untuk kedepannya.
Kalaupun ada kekurangan tolong ditambahkan ya dan kalau pun kurang sempurna mohon dimaafkan karena kesempurnaan hanya milik-Nya.