Mungkin sebutan untuk para santri kalong adalah sudah terbiasanya
para anak-anak dari sekitar masyarakat untuk berguru ataupun mengaji kepada
seorang kyai atau ajengan yang diyakini sangat memumpuni kajian keilmuannya
juga sangat berkharismatik untuk dapat disegani oleh banyak orang. Ada orang
yang benar-benar santri yang pada umumnya berdiam diri dipesantren juga ikut
dalam kajian kitab kuning sehari-hari. Bukan hanya itu saja hafalan-hafalan
kitab-kitab kuning, ribuan berbagain bait nadzom ataupun syair2 karangan ulama
teradahulu, ataupun memurojaah Al-Qur’an dan tafsirnya adalah sebuah makanan
sehari-hari yang dikenyam oleh santri umumnya yang sedang berdiam diri
dipesantren atau lebih dikenalnya juga adalah pondok pesantren.
Berbeda dengan santri pada umumnya, santri kalong merupakan
kalangan anak-anak bahkan sampai orang dewasa pun yang masih sangat suka
mengaji dan juga mengikuti kajian-kajian kitab kuning sama seperti santri
pesantren yang sebagian berasal adalah pendatang dari tempat yang jauh untuk
menimba suatu ilmu ditempat tersebut. Santri kalong juga sama seperti santri
pada umumnya yaitu mengaji kajian kitab kuning, menghafal dan hal sebagainya.
Hanya perbedaan dari itu adalah santri kalong yaitu merupakan penduduk warga
asli daerah dekat pesantren tersebut yang ikut mengaji kepada para kyai mereka.
“Kalong” pasti tau sebuah nama binatang yang nama lain daripada kelelawar atau
disebut juga oleh orang jawa adalah “Codot” merupakan sebuah hewan mamalia yang
sangat aktif pada malam hari atau disebut juga hewan nokturnal. Jika dikaitkan
dengan kata “Santri” yang seperti pada umumnya yaitu “Santri Kalong” pasti
sudah tidak bisa dipungkiri bahwa Santri Kalong adalah Santri atau warga
pribumi yang ikut mengikuti kajian-kajian pengajian yang diselenggarakan oleh
pesantren dan waktu yang diikuti dalam pengajian tersebut adalah pada waktu
malam hari. Sehingga tidak mengherankan bahwa jika diwaktu malam hari banyak
sekali orang-orang yang mengikuti pengajian dari anak-anak sampai dewasa pada
suatu daerah pesantren tersebut.
Santri kalong , iya memang tidak berbeda jauh dengan binatang
kalong yang aktif hanya waktu malam saja. Karena dengan diantara itu, santri
kalong adalah pada umumnya adalah kalangan keluarga yang kurang mampu dan juga
jika disiang hari banyak diantara mereka adalah sebagian besar waktunya
digunakan untuk bekerja diladang membantu kedua orang tuanya untuk bercocok
tanam atau bertani ataupun juga pergi berdagang ke daerah seberang untuk
mencari penghasilan dalam kehidupan sehari-hari.
Santri kalong juga memang sangat sering membantu berperan aktif
jika seorang kyai atau pesantren mengalami kesulitan ataupun juga dalam hal-hal
untuk mengembangkan pesantrennya. Dalam hal contoh kecil adalah membantu dalam
pembesaran bangunan pesantren untuk para santri atau mengadakan acara dalam
haul Almarhumin sesepuh kyai.
Banyak hal-hal unik yang dialami oleh para Santri Kalong adalah
bukan cuma hanya mengaji tetapi juga banyak hal-hal yang membuat mereka-mereka
tersebut membuat menjadi galau dan juga ikut merasakan kehidupan para santri
pendatang yang benar-benar pesantren dan bertempat tinggal dipesantren
tersebut. Diantara hal-hal yang unik ataupun hal-hal yang dapat ditiru oleh
orang-orang para warga pesantren juga adalah santri kalong sangat berperan
aktif dalam mengembangkan pesantren dan juga para santri kalong memang sangat
membantu dalam segi hal keamanan terhadap santri pribumi jika dalam keadaan
mendesak ataupun santri tersebut membuat kesalahan yang diperbuatnya.
Ada banyak sekali dibalik semua kisah-kisah santri kalong yang jika
dilihat hanya berperan aktif pada malam hari dan jika diwaktu siang digunakan
untuk bekerja dan memang itulah “Santri Kalong” tetap menimba ilmu walaupun
diwaktu malam.