Fikray El-Habib Assyirboni

Belajarlah dan terus belajar maka engkau akan terus mendapatkan banyak hal dan ilmu-ilmu yang bermanfaat untuk kehidupan

Mungkin sebutan untuk para santri kalong adalah sudah terbiasanya para anak-anak dari sekitar masyarakat untuk berguru ataupun mengaji kepada seorang kyai atau ajengan yang diyakini sangat memumpuni kajian keilmuannya juga sangat berkharismatik untuk dapat disegani oleh banyak orang. Ada orang yang benar-benar santri yang pada umumnya berdiam diri dipesantren juga ikut dalam kajian kitab kuning sehari-hari. Bukan hanya itu saja hafalan-hafalan kitab-kitab kuning, ribuan berbagain bait nadzom ataupun syair2 karangan ulama teradahulu, ataupun memurojaah Al-Qur’an dan tafsirnya adalah sebuah makanan sehari-hari yang dikenyam oleh santri umumnya yang sedang berdiam diri dipesantren atau lebih dikenalnya juga adalah pondok pesantren.
Berbeda dengan santri pada umumnya, santri kalong merupakan kalangan anak-anak bahkan sampai orang dewasa pun yang masih sangat suka mengaji dan juga mengikuti kajian-kajian kitab kuning sama seperti santri pesantren yang sebagian berasal adalah pendatang dari tempat yang jauh untuk menimba suatu ilmu ditempat tersebut. Santri kalong juga sama seperti santri pada umumnya yaitu mengaji kajian kitab kuning, menghafal dan hal sebagainya. Hanya perbedaan dari itu adalah santri kalong yaitu merupakan penduduk warga asli daerah dekat pesantren tersebut yang ikut mengaji kepada para kyai mereka. “Kalong” pasti tau sebuah nama binatang yang nama lain daripada kelelawar atau disebut juga oleh orang jawa adalah “Codot” merupakan sebuah hewan mamalia yang sangat aktif pada malam hari atau disebut juga hewan nokturnal. Jika dikaitkan dengan kata “Santri” yang seperti pada umumnya yaitu “Santri Kalong” pasti sudah tidak bisa dipungkiri bahwa Santri Kalong adalah Santri atau warga pribumi yang ikut mengikuti kajian-kajian pengajian yang diselenggarakan oleh pesantren dan waktu yang diikuti dalam pengajian tersebut adalah pada waktu malam hari. Sehingga tidak mengherankan bahwa jika diwaktu malam hari banyak sekali orang-orang yang mengikuti pengajian dari anak-anak sampai dewasa pada suatu daerah pesantren tersebut.
Santri kalong , iya memang tidak berbeda jauh dengan binatang kalong yang aktif hanya waktu malam saja. Karena dengan diantara itu, santri kalong adalah pada umumnya adalah kalangan keluarga yang kurang mampu dan juga jika disiang hari banyak diantara mereka adalah sebagian besar waktunya digunakan untuk bekerja diladang membantu kedua orang tuanya untuk bercocok tanam atau bertani ataupun juga pergi berdagang ke daerah seberang untuk mencari penghasilan dalam kehidupan sehari-hari.
Santri kalong juga memang sangat sering membantu berperan aktif jika seorang kyai atau pesantren mengalami kesulitan ataupun juga dalam hal-hal untuk mengembangkan pesantrennya. Dalam hal contoh kecil adalah membantu dalam pembesaran bangunan pesantren untuk para santri atau mengadakan acara dalam haul Almarhumin sesepuh kyai.
Banyak hal-hal unik yang dialami oleh para Santri Kalong adalah bukan cuma hanya mengaji tetapi juga banyak hal-hal yang membuat mereka-mereka tersebut membuat menjadi galau dan juga ikut merasakan kehidupan para santri pendatang yang benar-benar pesantren dan bertempat tinggal dipesantren tersebut. Diantara hal-hal yang unik ataupun hal-hal yang dapat ditiru oleh orang-orang para warga pesantren juga adalah santri kalong sangat berperan aktif dalam mengembangkan pesantren dan juga para santri kalong memang sangat membantu dalam segi hal keamanan terhadap santri pribumi jika dalam keadaan mendesak ataupun santri tersebut membuat kesalahan yang diperbuatnya.
Ada banyak sekali dibalik semua kisah-kisah santri kalong yang jika dilihat hanya berperan aktif pada malam hari dan jika diwaktu siang digunakan untuk bekerja dan memang itulah “Santri Kalong” tetap menimba ilmu walaupun diwaktu malam.

Berawal dikisahkan dari sebuah pondok pesantren yang terletak di sebuah kawasan Cianjur terdapat seorang santri yang konon sangat kurang pandai dalam hal keilmuan keagamaan tetapi cerdas dalam melakukan suatu kreatifitas dan menghasilkan suatu karya. Seorang santri tersebut memang selalu menghasilkan suatu karya yang sangat hebat dan membuat bangga oleh para teman-teman yang disekitarnya. Sebut saja namanya Adalah Fahri. Banyak diantara kalangan para santri yang sangat mengaguminya dan juga sangat memujinya. Salah seorang santri berkata kepada Fahri “Fahri, kamu itu kok pandai dalam berkarya tetapi kenapa kamu setiap di dalam pelajaran ilmu-ilmu agama kamu tidak pernah bisa? Apa yang membuat engkau menjadi seperti itu yang membuat saya pribadi menjadi temanmu bingung dan juga anak-anak yang lain juga. Apa kamu kurang mengkaji dan meurojaah kembali setiap keterangan yang di sampaikan oleh pak ustadz?” fahri pun terdiam dan setelah itu menjawab “bukannya saya ngga pernah memurojaah semua keterangan yang telah pak ustadz sampaikan. Sebenarnya saya juga bisa menjawab semua pertanyaan dan juga menambahkan keterangan pak ustadz tersebut. Hanya saja ketika saya melihat wajah pak ustadz saya selalu teringat kepada anak beliau yang sangat manis, cantik, dan juga pintar. Yang sehingga aku selalu tidak terkonsentrasi dalam menghadapi pelajaran-pelajaran yang pak ustadz sampaikan.” Lalu temannya pun menjawab “hmm kamu ini ngayal terus gimana mau mendapatkan anaknya pak ustadz itu yang memang dia telah menjadi pasangannya seorang santri senior yang sangat pintar sekali”.
Mendengar sebuah perkataan tersebut hati fahri pun menjadi sedih bahwa seorang perempuan yang telah ia cintai telah menjadi milik orang lain. Karena ia baru terfikir apakah dia akan mendapatkan anaknya pak ustadz tersebut yang benar-benar cantik dan juga pintar dalam mengkaji semua pelajaran dari ustadz2nya dan guru-gurunya? Akhirnya dia mengkoreksi diri bahwa dirinya tidak mungkin mendapatkan anak seorang ustadz yang biasa mengajarkan kitab-kitab kepadanya. Anak pak ustadz tersebut bernama Azizah. Azizah merupakan anak dari Ustadz Mujib yang sangat anggun dan sangat pintar sekali dan juga sering mendapatkan kejuaraan2 didalam lingkungan pesantrennya maupun tingkat kabupaten. Masih sedikit terdengar ditelinga para santri dan santriwati bahwa Azizah menjalani hubungan kepada santri yang sudah lama mesantren dipesatren tersebut. Nama santri tersebut adalah Aldi. Aldi memang sangat suka dan menaruh hati kepada Azizah karena Aldi memang berangan-angan ingin menjadikan Azizah sebagai pendampingnya untuk selamanya sampai maut yang memisahkannya. Tetapi kabar tersebut masih sebagai isu yang hanya membuat Azizah tidak merasakan kenyamanan dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Azizah berkata kepada sahabatnya Sari “Sari kenapa sih kok banyak kabar yang beredar bahwa aku disangkanya berhubungan dengan Aldi padahal kan kamu tau sendiri aku itu tidak boleh berpacaran sebelum abah mendapatkan jodoh untukku”. Maka sari pun menjawab “iya mungkin karena Aldi itu yang memang benar-benar cinta sama kamu deh Azizah kan dia juga pernah mengirimkan surat ke kamu trus eh ketahuan deh sama anak2 yang lain tetapi hanya orang-orang tertentu yang mengetahui kejadian tersebut”. “Alkhamdulillah untungnya aku ngga ketahuan sama Abah, coba kalo misalkan ketahuan sama abah aku langsung dilarikan sama Abah ke pesantren Pak De ku yang di jawa tengah.” Tukas Azizah. Maka azizah tidak pernah menanggapi serius obrolan-obrolan hangat yang menimpa kepada dirinya dan juga orang yang berada disekitarnya.
Aldi memang sudah sangat lama sekali mencintai Azizah tetapi ia selalu mengutarakannya kepada Azizah tetapi Aldi sangat bersi kukuh bahwa bagaimanapun juga Azizah harus bisa menjadi paacarnya dan juga menjadikannya sebagai pendampingnya tetapi Azizah tidak pernah menjawab sebuah perasaan Aldi tersebut. Aldi juga berkata “bagaimanapun juga Azizah harus bisa menjadi pendampingku karena aku sangat cinta sekali kepadanya”. Ternyata kata-katanya tersebut dan juga terdengar oleh teman sekamarnya “bagaimana kamu bisa mendapatkan Azizah sedangkan kamu sendiri mempunyai sifat yang angkuh dan keras kepala sedangkan dia mempunyai sifat yang sangat lembut?”. Mendengar kata-kata tersebut Aldi langsung marah dan juga berkata secara tegas kepada temannya “liat aja nanti saya akan bisa mendapatkan Azizah”. Melihat perkataannya tersebut temannya langsung diam karena jika dibalas kembali maka amarahnya akan semakin membludak dan susah untuk dihentikan.
Suatu hari Azizah dipanggil oleh abahnya dan beliau pun membicarakan serius terhadap Azizah “Nak Kamu sekarang akan abah jodohkan insya Allah kamu akan berumah tangga dengan dia dan mendampingi De Azizah menjadi keluarga yang sakinah, mawaddah, warahmah. Kamu mau kan menuruti permintaan abah?” setelah mendengar perkataan tersebut Azizah terkejut dan ternyata benar Abah akan menjodohkannya dengan orang yang benar-benar Azizah belum tahu siapa pemuda tersebut yang akan menjadi jodohnya. Setelah itu Azizah pun menjawab “Jika itu memang terbaik untuk Azizah dan juga untuk masa depan Azizah maka Azizah siap untuk dijodohkan dengan pemuda yang Allah berikan lewat Abah, Insya Allah”. “Abah jika Azizah ingin tahu siapa pemuda yang abah jodohkan dengan Azizah?” Azizah bertanya kepada Abahnya. Abahnya pun menjawab “Azizah nanti akan abah jodohkan dengan Fahri, dia sangat cerdas sebenarnya dan juga dia sangat berkreatifitas dan juga sangat tanggung jawab. Insya Allah pilihan Abah untuk Azizah tidak salah.”
Mendengar perkataan tersebut Azizah akhirnya senang dan menerima dengan sepenuh hati bahwa pemuda yang dijodohkan oleh abahnya adalah benar-benar yang selama ini Azizah cintai yang sejak dimulai Fahri pertama kali dipesantrennya sejak kelas 1 Tsanawi. Mendengar kabar tersebut yang hampir seluruh santri dan juga sampai ditelingan Fahri merasa tidak percaya dan tidak menduga bahwa perempuan yang benar-benar ia cintai dan cintanya hampir pupus ternyata dijodohkan oleh Abahnya dan pemuda yang dijodohkan oleh Abahnya itu adalah dirinya. Fahri langsung melakukan sujud syukur karena sungguh rahasia Allah memang benar-benar diluar dugaan. Sedangkan Aldi yang benar-benar mencintai Azizah langsung merasa jengkel dan marah-marah tidak jelas karena gadis yang cintai adalah telah dijodohkan oleh orang lain. Sehingga dengan kabar seperti itu Aldi membuat sering sakit, dan juga merasa sakit hati bahwa cintanya selama ini terhadap Azizah hanya sebelah tangan. Hingga suatu hari Aldi merasa tidak betah dan akhirnya pindah pesantren ke daerah Jawa Tengah untuk tidak memikirkan hal-hal yang membuat dirinya sakit.
Setelah lama menjalani ta’aruf dan masa khitbah akhirnya Azizah dan Fahri pun menikah dengan suasana yang sangat meriah dan juga dihadiri oleh para warga, para kyai sepuh, para santri dan juga kedua orang tuanya. Fahri sendiri pun belum percaya bahwa dirinya bisa menyunting anak dari pak ustadz yang biasa mengisi pengajian dikelasnya dan kini anaknya beliau dipercayakan kepada saya untuk bisa menjalin kasih dan menjaganya serta menjadi keluarga yang mawaddah, warahmah dan serta menghasilkan keluarga yang sakinah dunia dan akhirat.

السلام عليكم ورحمةالله وبركاته
بسم الله الرحمن الرحيم
الحمدلله نحمده ونستعينه ونستغفره ونعوذبالله من سرور انفسنا ومن سيآت اعما لنا من يهده الله فلا مضل له ومن يضلل فلا هادي له, اشهدان لااله الاالله وحده لاشريك له واشهدان محمد عبده ورسوله ارسله بالهدى ودين الحق ليظهره على الدين كله ولو كره المشركون, اما بعد:

Para undangan sekalian yang berbahagia dan kedua mempelai yang mulia. Pada hari ini yang penuh dengan kebahagiaan ini terlebih dahulu marilah kita memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas karuna nikmat iman dan hidayah-Nya hingga saat ini bisa hadir pada acara pernikahan saudara . . . dan . . . Dan mudah-mudahan diberikan kebahagiaan dan ketenangan dalam membina rumah tangganya. Amin Ya Rabbal ‘alamin.

Para undangan hadirin sekalian yang saya hormati. Teringat dengan sepenggal bait lagu gambus Wafiq Azizah “Sungguh Senangnya Pengantin Baru, Bersanding Bagai Raja dan Ratu, Sambil Mendengar Kami Berlagu, Irama Zafin Merdu Melayu.”

Subhanallah, alangkah bahagianya jika sepanjang insan terjalin ikatan sah dan berkah dalam hubungan yang penuh dengan kedamaian dan menjadikan sepasang pengantin yang bersanding bagaikan mempelai pria sebagai raja dan mempelai wanita sebagai permaisyurinya.

Banyak orang yang sudah sekian lama berpacaran dan memadu cinta, tapi sayang yang akhirnya kandas ditengah jalan. Bukan hanya itu, banyak di antaranya orang yang sudah menjodohkan anaknya dengan calon menantu mereka sukai, tetapi keinginan mereka akhirnya juga tidak terwujud. Itulah yang disebut dengan perjodohan yang sudah teratur rapih dan tidak dapat dilepaskan dari Allah SWT.

Ma’asyirol Muslimin..
Akad nikah merupakan pengajian yang suci dan sakral. Seperti didalam Surat An-Nisa:21 yang tercantum dengan istilah :مِيْثَاقًاغَلِيْظًا  yang artinya adalah suatu ikatan atau perjanjian yang sangat kuat dan kokoh. Sehingga pernikahan ini dipertahakna secara langgeng, tidak mudah gubrah, dan tidak mudah kandas ditengah jalan.

Pernikahan bukan hanya suatu perjanjian yang sakral, tetapi pernikahan juga adalah ibadah dan memberi kesempatan seluas-luasnya kepada pasangan memperlai untuk menggali pahala sebanyak-banyaknya dalam kehidupan berumah tangga. Dengan menjadikan ibadah sebagai dasar pernikahan, Insya Allah akan terciptanya kehidupan rumah tangga yang sakinah, mawaddah, warahmah, Amin Ya Rabbal ‘Alamin.

Terakhir dari saya pribadi terhadap kedua mempelai jika engkau menjalani setiap hari seolah-olah itu adalah hari terakhirmu bersama pasangan, maka engkau akan menumbuhkan rasa sayang yang kuat. Semoga Allah memberi berkah kepada kalian berdua dan semoga Allah memberi berkah atasmu, dan semoha Ia mengumpulkan kalian berdua dalam kebaikan.

Cukup sekian dari saya, mohon maaf bila ada salah karena kesalahan milik saya pribadi dan kesempurnaan hanya milik-Nya.
Wallahul muwafieq li aqwamittharieq.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Social Media

Google+ Twitter Facebook Instagram Yahoo

BloGoblog

Ini blog bukan hanya sekedar blog.
Didalamnya terdapat ilmu yang mungkin sedikit namun bermanfaat untuk kedepannya.
Kalaupun ada kekurangan tolong ditambahkan ya dan kalau pun kurang sempurna mohon dimaafkan karena kesempurnaan hanya milik-Nya.