Fikray El-Habib Assyirboni

Belajarlah dan terus belajar maka engkau akan terus mendapatkan banyak hal dan ilmu-ilmu yang bermanfaat untuk kehidupan

Berawal dikisahkan dari sebuah pondok pesantren yang terletak di sebuah kawasan Cianjur terdapat seorang santri yang konon sangat kurang pandai dalam hal keilmuan keagamaan tetapi cerdas dalam melakukan suatu kreatifitas dan menghasilkan suatu karya. Seorang santri tersebut memang selalu menghasilkan suatu karya yang sangat hebat dan membuat bangga oleh para teman-teman yang disekitarnya. Sebut saja namanya Adalah Fahri. Banyak diantara kalangan para santri yang sangat mengaguminya dan juga sangat memujinya. Salah seorang santri berkata kepada Fahri “Fahri, kamu itu kok pandai dalam berkarya tetapi kenapa kamu setiap di dalam pelajaran ilmu-ilmu agama kamu tidak pernah bisa? Apa yang membuat engkau menjadi seperti itu yang membuat saya pribadi menjadi temanmu bingung dan juga anak-anak yang lain juga. Apa kamu kurang mengkaji dan meurojaah kembali setiap keterangan yang di sampaikan oleh pak ustadz?” fahri pun terdiam dan setelah itu menjawab “bukannya saya ngga pernah memurojaah semua keterangan yang telah pak ustadz sampaikan. Sebenarnya saya juga bisa menjawab semua pertanyaan dan juga menambahkan keterangan pak ustadz tersebut. Hanya saja ketika saya melihat wajah pak ustadz saya selalu teringat kepada anak beliau yang sangat manis, cantik, dan juga pintar. Yang sehingga aku selalu tidak terkonsentrasi dalam menghadapi pelajaran-pelajaran yang pak ustadz sampaikan.” Lalu temannya pun menjawab “hmm kamu ini ngayal terus gimana mau mendapatkan anaknya pak ustadz itu yang memang dia telah menjadi pasangannya seorang santri senior yang sangat pintar sekali”.
Mendengar sebuah perkataan tersebut hati fahri pun menjadi sedih bahwa seorang perempuan yang telah ia cintai telah menjadi milik orang lain. Karena ia baru terfikir apakah dia akan mendapatkan anaknya pak ustadz tersebut yang benar-benar cantik dan juga pintar dalam mengkaji semua pelajaran dari ustadz2nya dan guru-gurunya? Akhirnya dia mengkoreksi diri bahwa dirinya tidak mungkin mendapatkan anak seorang ustadz yang biasa mengajarkan kitab-kitab kepadanya. Anak pak ustadz tersebut bernama Azizah. Azizah merupakan anak dari Ustadz Mujib yang sangat anggun dan sangat pintar sekali dan juga sering mendapatkan kejuaraan2 didalam lingkungan pesantrennya maupun tingkat kabupaten. Masih sedikit terdengar ditelinga para santri dan santriwati bahwa Azizah menjalani hubungan kepada santri yang sudah lama mesantren dipesatren tersebut. Nama santri tersebut adalah Aldi. Aldi memang sangat suka dan menaruh hati kepada Azizah karena Aldi memang berangan-angan ingin menjadikan Azizah sebagai pendampingnya untuk selamanya sampai maut yang memisahkannya. Tetapi kabar tersebut masih sebagai isu yang hanya membuat Azizah tidak merasakan kenyamanan dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Azizah berkata kepada sahabatnya Sari “Sari kenapa sih kok banyak kabar yang beredar bahwa aku disangkanya berhubungan dengan Aldi padahal kan kamu tau sendiri aku itu tidak boleh berpacaran sebelum abah mendapatkan jodoh untukku”. Maka sari pun menjawab “iya mungkin karena Aldi itu yang memang benar-benar cinta sama kamu deh Azizah kan dia juga pernah mengirimkan surat ke kamu trus eh ketahuan deh sama anak2 yang lain tetapi hanya orang-orang tertentu yang mengetahui kejadian tersebut”. “Alkhamdulillah untungnya aku ngga ketahuan sama Abah, coba kalo misalkan ketahuan sama abah aku langsung dilarikan sama Abah ke pesantren Pak De ku yang di jawa tengah.” Tukas Azizah. Maka azizah tidak pernah menanggapi serius obrolan-obrolan hangat yang menimpa kepada dirinya dan juga orang yang berada disekitarnya.
Aldi memang sudah sangat lama sekali mencintai Azizah tetapi ia selalu mengutarakannya kepada Azizah tetapi Aldi sangat bersi kukuh bahwa bagaimanapun juga Azizah harus bisa menjadi paacarnya dan juga menjadikannya sebagai pendampingnya tetapi Azizah tidak pernah menjawab sebuah perasaan Aldi tersebut. Aldi juga berkata “bagaimanapun juga Azizah harus bisa menjadi pendampingku karena aku sangat cinta sekali kepadanya”. Ternyata kata-katanya tersebut dan juga terdengar oleh teman sekamarnya “bagaimana kamu bisa mendapatkan Azizah sedangkan kamu sendiri mempunyai sifat yang angkuh dan keras kepala sedangkan dia mempunyai sifat yang sangat lembut?”. Mendengar kata-kata tersebut Aldi langsung marah dan juga berkata secara tegas kepada temannya “liat aja nanti saya akan bisa mendapatkan Azizah”. Melihat perkataannya tersebut temannya langsung diam karena jika dibalas kembali maka amarahnya akan semakin membludak dan susah untuk dihentikan.
Suatu hari Azizah dipanggil oleh abahnya dan beliau pun membicarakan serius terhadap Azizah “Nak Kamu sekarang akan abah jodohkan insya Allah kamu akan berumah tangga dengan dia dan mendampingi De Azizah menjadi keluarga yang sakinah, mawaddah, warahmah. Kamu mau kan menuruti permintaan abah?” setelah mendengar perkataan tersebut Azizah terkejut dan ternyata benar Abah akan menjodohkannya dengan orang yang benar-benar Azizah belum tahu siapa pemuda tersebut yang akan menjadi jodohnya. Setelah itu Azizah pun menjawab “Jika itu memang terbaik untuk Azizah dan juga untuk masa depan Azizah maka Azizah siap untuk dijodohkan dengan pemuda yang Allah berikan lewat Abah, Insya Allah”. “Abah jika Azizah ingin tahu siapa pemuda yang abah jodohkan dengan Azizah?” Azizah bertanya kepada Abahnya. Abahnya pun menjawab “Azizah nanti akan abah jodohkan dengan Fahri, dia sangat cerdas sebenarnya dan juga dia sangat berkreatifitas dan juga sangat tanggung jawab. Insya Allah pilihan Abah untuk Azizah tidak salah.”
Mendengar perkataan tersebut Azizah akhirnya senang dan menerima dengan sepenuh hati bahwa pemuda yang dijodohkan oleh abahnya adalah benar-benar yang selama ini Azizah cintai yang sejak dimulai Fahri pertama kali dipesantrennya sejak kelas 1 Tsanawi. Mendengar kabar tersebut yang hampir seluruh santri dan juga sampai ditelingan Fahri merasa tidak percaya dan tidak menduga bahwa perempuan yang benar-benar ia cintai dan cintanya hampir pupus ternyata dijodohkan oleh Abahnya dan pemuda yang dijodohkan oleh Abahnya itu adalah dirinya. Fahri langsung melakukan sujud syukur karena sungguh rahasia Allah memang benar-benar diluar dugaan. Sedangkan Aldi yang benar-benar mencintai Azizah langsung merasa jengkel dan marah-marah tidak jelas karena gadis yang cintai adalah telah dijodohkan oleh orang lain. Sehingga dengan kabar seperti itu Aldi membuat sering sakit, dan juga merasa sakit hati bahwa cintanya selama ini terhadap Azizah hanya sebelah tangan. Hingga suatu hari Aldi merasa tidak betah dan akhirnya pindah pesantren ke daerah Jawa Tengah untuk tidak memikirkan hal-hal yang membuat dirinya sakit.
Setelah lama menjalani ta’aruf dan masa khitbah akhirnya Azizah dan Fahri pun menikah dengan suasana yang sangat meriah dan juga dihadiri oleh para warga, para kyai sepuh, para santri dan juga kedua orang tuanya. Fahri sendiri pun belum percaya bahwa dirinya bisa menyunting anak dari pak ustadz yang biasa mengisi pengajian dikelasnya dan kini anaknya beliau dipercayakan kepada saya untuk bisa menjalin kasih dan menjaganya serta menjadi keluarga yang mawaddah, warahmah dan serta menghasilkan keluarga yang sakinah dunia dan akhirat.

0 komentar:

Posting Komentar

Social Media

Google+ Twitter Facebook Instagram Yahoo

BloGoblog

Ini blog bukan hanya sekedar blog.
Didalamnya terdapat ilmu yang mungkin sedikit namun bermanfaat untuk kedepannya.
Kalaupun ada kekurangan tolong ditambahkan ya dan kalau pun kurang sempurna mohon dimaafkan karena kesempurnaan hanya milik-Nya.