KURANGNYA PERHATIAN TERHADAP MASYARAKAT PINGGIRAN
Muhammad Fikri Abdul Aziz Firdha
ABSTRAK
Masyarakat
merupakan hal yang terpenting dalam suatu terbentuknya negara. Sebab jika suatu
negara tanpa adanya masyarakat maka negara tersebut belum disebut dengan
negara. Dan juga suatu negara salah satunya adalah adanya seorang pemimpin yang
bertujuan untuk mengatur semua masyarakat yang berada dalam ruang lingkup suatu
negara agar negara tersebut menjadi dan berkembang. Tetapi, untuk sekarang para
pemimpin pemerintahan negara khususnya negara Indonesia sekarang kurang sekali
memandang terhadap masyarakat didaerah pinggiran. Sehingga banyak sekali
perselisihan diantara para pejabat pemerintahan dengan kalangan masyarakat yang
khususnya adalah masyarakat pinggiran yang merupakan notabenenya masyarakat
yang kurang mampu dan juga harus banyak sekali perhatian dari khalayak oknum
khususnya pemerintah. Dengan adanya kajian ini, bertujuan untuk menilai,
melalui karakteristik masyarakat pinggiran dan juga pemerintah, juga
oknum-oknum yang terlibat dalam melakukan pengembangan dan memajukan masyarakat
pinggiran dan juga implementasi kebijakannya. Dan juga metode penelitiannya menggunakan
metode analisis yang dilakukan dengan melihat diskursus, juga keterlibatannya
suatu oknum menjadi aktornya dan sebuah kepentingannya mengikuti kebijakan.
Penelitian tersebut dilakukan disebuah daerah kawasan pinggiran seperti sebuah
desa yang berada dipinggir gedung-gedung pemerintahan dan perusahaan yang
menjulang tinggi kota bandung, jakarta, dan sebagian kota besar yang berada di
Indonesia. Responden penelitian juga merujuk terhadap individu, suatu kelompok
masyarakat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemenuhan karakteristik
masyarakat pinggiran adalah kebanyakan masyarakat yang masih sangat awam
terhadap kebijakan masyarakat dan juga para masyarakat yang masih banyak sekali
buta terhadap hukum yang sudah tercantum didalam Undang-Undang, dan para
pejabat pemerintah juga yang masih sangat minim perhatiannya terhadap
masyarakat pinggiran yang menyebabkan adanya miskomunikasi diantara keduanya.
Figur kepemimpinan seorang pemerintah harus bersifat kritis, agar terjalin
baiknya hubungan antara masyarakat dengan pemimpin pemerintahnya terwujud
dengan baik. Titik kritis lain dalam perbaikan misskomunikasi adalah sesuai dengan karakteristik masyarakat
pinggiran tersebut. Kebijakan perhatian pemerinatah terhadap masyarakat
pinggiran masih menunjukkan kelemahan implementasi terhadap kinerjanya.
Kata kunci : Pemerintah, masyarakat pinggiran, kebijakan
PENDAHULUAN
Pemerintah pada
hakikatnya merupakan proses untuk melaksanakan fungsi-fungsi pengaturan
(regulasi), pelayanan, dan pemberdayaan sejumlah fungsi yang ditandai dengan
karakteristik hirarkis, memiliki rantai komando, terdapat pwmbagian dan
diferensiasi pekerjaan. Sebagai seorang pemimpin, pemerintah merupakan orang
yang menjadi figur bagi kalangan masyarakat. Sebab seorang pemerintah adalah
pemimpin yang paling dilihat dari mulai ia bekerja, menjadi sosok yang paling
dicontoh dan ditiru untuk masyarakat khususnya masyarakat kawasan pinggiran.
Secara perspektif statis, pemerintah merupakan pemimpin yang menjadi contoh
bagi masyarakatnya. Sementara dalam perspektif dinamis, pemerintah merupakan
aspek pelaksana untuk keutuhannya suatu kelompok masyarakat yang khususnya pagi
para masyarakat pinggiran. Pada prinsipnya, pemerintah dengan masyarakat
khususnya masyarakat pinggiran merupakan suatu hubungan yang harus
diharmoniskan sebagai konsekuensi yang berlandaskan pada filosofi “pemerintah
seperti apa dan masyarakat daerah pinggiran mengapa dan bagaimana cara
mengatasinya”. Implikasinya dalam pemerintahan adalah terdapat unsur yang dapat
diterapkan didalam masyarakat dan dapat diterima semua kalangan masyarakat
terutama kalangan masyarakat daerah pinggiran.
Pengurusan
pemerintah dan dalam menjalankan roda pemerintahannya secara umum dalam praktek
lapangannya sangat ditentukan terutama oleh kalangan masyarakat pinggiran.
Sebab jika pemerintah tidak bisa menjalankan amanat yang telah diberikan rakyat
terhadap pemimpinnya, maka pemerintah harus menjalankannya dengan ikhlas dan
dengan bersungguh-sungguh bukan dengan cara yang main-main yang sehingga dapat
menyengsarakan rakyat terutama terhadap masyarakat daerah pinggiran yang cuma
hanya dipandang sebelah mata.
Pengurusan dan
pengelolaan fasiltitas-fasilitas yang terdapat ditengah-tengah masyarakat,
masih sangat minim sekali dan juga masih jauh sekali dari perhatian pemerintah
bahkan luput dari pengawasan pemerintah. Juga sebagai masyarakat yang banyak
sekali menggunakan fasilitas-fasilitas yang terdapat disekitar kurang sekali
merawat bahkan banyak diantaranya adalah dengan merusak fasilitas tersebut
karena bentuk kekecewaannya terhadap sistem kinerja pemerintah yang selalu
menghambur-hamburkan uang negara.
Seperti yang tercantum dalam Pasal 5 ayat 3 Undang-Undang No. 39
Tahun 1999 yang menyatakan bahwa setiap orang yang termasuk kelompok masyarakat
yang rentan berhak memperoleh perlakuan dan perlindungan lebih berkenaan dengan
kekhususannya. Dalam penjelasan pasal tersebut disebutkan bahwa yang dimaksud
dengan kelompok masyarakat yang rentan antara lain adalah orang lanjut usia,
anak-anak, fakir miskin, wanita hamil, dan penyandang cacat. Dengan adanya
peraturan undang-undang pemerintah yang seperti itu seharusnya dari kalangan
pemerintahan maupun aparatur negara yang lainnya memberikan kesejahteraan
terhadap kalangan masyarakat pinggiran yang masih jauh dari taraf kesejahteraan
keluarga bahagia.
METODE PENELITIAN
A.
Kerangka
Teoritis dan Pendekatan Penelitian
Masyarakat merupakan sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem
baik itu secara tertutup ataupun secara terbuka, yang dimana sebagian besar
berinteraksi antara individu dengan individu, individu dengan kelompok maupun
kelompok dengan kelompok. Masyarakat juga merupakan makhluk yang saling
berhubungan tidak bisa hidup dalam keindividuan, mereka semua harus saling
adanya kerja sama dan membantu satu sama lainnya.
Salah satu dengan pendekatan penelitiannya adalah dengan cara
observasi langsung ketempat kejadian yang dimana masyarakat daerah pinggiran
jauh dari perhatian pemerintah. Masyarakat diwawancara secara mendalam tentang
bagaimana keadaan sekitar dan bagaimana keadaan sosial ditengah-tengah kalangan
masyarakat pinggiran.
Masyarakat pinggiran akan sukses bila ditentukan oleh kemampuan
masyarakat dalam melakukan pekerjaan secara sinergis. Yakni kemampuan untuk
membangun yang sinergis tersebut akan dimiliki jikalau semua dari elemen
masyarakat saling memahami masyarakat lain dan juga bukan hanya pada masyarakat
saja terutama masyarakat pinggiran, tetapi dalam sistem tata kerja pemerintahan
yang kurang efisien. Dan juga memahami dari kerja masyarakat tersebut terhadap
masyarakat lainnya.
Disamping itu juga masyarakat harus banyak terus menerus belajar
bagaimana cara menciptakan masyarakat dimasa depan yang akan terwujud jika
masyarakat tersebut mau terus belajar dan mampu menguasai seluruh aspek dalam
kehidupannya. Bukan cuma hanya masyarakat yang harus belajar untuk masa
depannya tetapi pemerintah juga harus bisa membantu dan memperhatikan
masyarakat yang kurang dan mendorong sepenuhnya demi untuk kemajuan masyarakat
yang sejahtera. Berkembangnya berbagai keterampilan dikalangan masyarakat baik
itu secara individu maupun secara kelompok adalah dengan salah satu cara
merefleksikan diri karena untuk menemukan dan mengenali kekuatannya dan kelemahan
kompetensi intelektual, emosional, maupun sosial dirinya untuk melakukan revisi
atas visi pribadinya. Juga untuk membangun dan mengembangkannya adalah melihat
kondisi kerja yang sesuai dengan masyarakat khususnya masyarakat pinggiran.
Disamping itu juga proses mental yang harus dimiliki bersama oleh
seluruh element masyarakat dan juga pemerintah dengan belajar nilai-nilai yang
sejalan dengan kebutuhan dan perkembangan organisasi, juga membuang nilai-nilai
yang tidak relevan dalam sistem pemerintahan yang bisa menghambat perkembangan
masyarakat. Dengan cara mental yang berani maka seluruh masyarakat dikawasan
pinggiran bahkan seluruh elemen akan menjadi lebih ringan dan cepat tanggap.
Selain itu juga pemerintah mempunyai visi yang akan bisa memicu
masyarakat menjadi semangat dan juga selalu berkomitmen untuk selalu membangun
kesejahteraan bersama. Disamping itu juga dibutuhkan kemampuan untuk
menyesuaikan antara visi pribadi dengan visi masyarakat terutama pemerintah
yang harus bisa benar-benar bisa menyesuaikannya dan juga bisa membedakannya.
Visi juga bukan dipaksakan oleh pemerintah untuk kalangan masyarakat, tetapi
juga visi itu juga dibangun untuk menggali visi bersama untuk kesejahteraan
dimasa depan secara murni. Sebab ditengah pemerintah juga masyarakat terutama
kalangan masyarakat pinggiran, terdiri atas berbagai orang yang berbeda dari
latar belakang pendidikan, suku, pengalaman, dan budaya, maka akan sulit antara
pemerintah dan masyarakat akan bekerja secara terpadu dan menyatu.
Disamping itu juga, pemerintah juga harus bekerja sama dengan
masyarakat yang dimana meningkatkan kemampuan dan motivasi untuk mengembangkan
kesejahteraan masyarakat secara adaptif, generatif, dan juga berkesinambungan.
Kemampuan yang terdapat pada pemerintah dan juga masyarakat jika bisa
tersinkron dengan baik maka akan menimbulkan sinergi dan juga menibulkan
kemampuan berfikir sistemik seperti yang telah dijelaskan diatas. Namun, tanpa
adanya kebiasaan berbagi wawasan antara pemerintah dan juga masyarakat, maka
akan terjadinya kegagalan yang terjadi dalam masyarakat terhadap sikap
pemerintah yang kurang memperhatikan terhadap masyarakat.
B.
Lokasi
Penelitian
Penelitian dilakukan pada salah satu wilayah yaitu tepatnya didesa
dikaki gunung manglayang dan juga sekitarnya. Desa tersebut dipilih karena
keberadaannya kurang dari perhatian pemerintah bahkan hampir luput dari
pengawasan pemerintah. Disamping itu juga mengambil didaerah masyarakat yang
bekerja didaerah pasar-pasar seperti halnya masyarakat yang bekerja sebagai
tukang angkut, ojek, becak, dsb.
Alasan mengambil daerah penelitian daerah tersebut sebab masyarakat
daerah tersebut sangat jauh dikatakan sejahtera dan hampir luput dari
pengawasan pemerintah. Pemilihan daerah tersebut berdasarkan pertimbangan kekhasan
fenomena yang diteliti pada masing-masing individu, dimana penggalian informasi
yang bermanfaat bagi perbaikan kebijakan antara pemerintah dengan masyarakat.
C.
Metode
Pengumpulan Data
Penelitian ini juga berbasis penelitian secara kualitatif. Penelitian
kualitatif digunakan untuk memahami diantaranya masalah sosial dengan cara
melaporkan pandangan informan dengan secara terperinci serta disusun secara
terperinci dalam sebuah latar ilmiah. Metode pengumpulan data juga salah
satunya dengan cara observasi, wawancara secara mendalam, diskusi kelompok dan
juga dengan studi dokumen. Setidaknya, dengan menggunakan metode observasi,
wawncara dan analisis dokumen maka salah satu dengan lainnya akan metode akan
saling menutupi kelemahan, sehingga tangkapan atas realitas sosial akan menjadi
valid.
Menggunakan salah satu metode wawancara mendalam dilakukan secara
terstruktur dalam upaya memperoleh gambaran pelaksanaan pemerintah terhadap apa
yang telah dilakukan masyarakat dan apa yang telah dihasilkannya.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1.
Kawasan
desa sekitar kaki gunung manglayang
Dalam peninjauannya, kawasan desa yang terdapat didaerah kaki
gunung manglayang kurangnya terdapat puskesmas atau diartikan sebagai pusat
kesehatan masyarakat. Seperti halnya kesehatan dalam kacamata islam. Islam dan
kesehatan ibarat dua keping mata uang yang tidak bisa dipisahkan. Islam sebagai
salah satu dimensi partikularitasnya. Melihat pentingnya kesehatan jamani ini,
Imam Syafi’i, seorang ulama besar yang di akui sepanjang masa, yang sejak
manusianya berkutat, bergelut dan bercengkrama dengan jutaan ilmu pengetahuan,
mengatakan “jenis ilmu ada dua, ilmu fiqih untuk urusan agama dan ilmu
kedokteran untuk urusan jasmani manusia, ilmu selain kedua hal di atas adalah
hanya bekal pergi ke perkupumpulan”.
Masyarakat yang terdapat didaerah tersebut sangat sulit sekali
untuk mendapatkan akses kesehatan dengan salah satunya adalah tidak adanya
pusat layanan kesehatan masyarakat atau yang disebut dengan puskesmas.
Masyarakat kebanyakan mengeluhkan sekali karena jika terdapat anggota
keluarganya yang sedang sakit keras dan butuh pemeriksaan, masyarakat terpaksa
harus kebawah atau turun gunung dahulu agar bisa memeriksakan kesehatannya
apakah sakitnya tersebut termasuk golongan penyakit yang parah apakah penyakit
yang ringan.
Sebab diterangkan juga didalam kitab monumentelnya Imam Al-Ghazali Ihya
‘Ulumuddin yang merupakan karya master peace-nya, menggolongkan ilmu
kedokteran dalam kategori fadhu kifayah, ilmu yang wajib dikuasai oleh
sekelompok orang secara terbatas. Sebab kalau ada daerah yang didalamnya tidak
ada orang yang ahli dalam bidang kedokteran, maka semua penduduk daerah
tersebut berdosa.
Pemerintah didaerah tersebut masih kurang atas perhatian kesehatan
para warga yang merupakan tergolong jauh bahkan luput dari pantauan pemerintah.
Maka banyak sekali warga yang mengeluhkan sekali terhadap tidak adanya layanan
kesehatan yang bisa dirasakan untuk masyarakat daerah sekitar kaki gunung
manglayang tersebut.
Seperti halnya deskripsikan diatas, menunjukkan Islam sangat
menaruh perhatian sekali dan besar terhadap masalah kesehatan. Sebab kesehatan
merupakan pangkal kesehatan. Sebab jika dalam keadaan sakit, masyarakat
tersebut tidak bisa melakukan aktifitasnya sehari-hari dimulai dari memerah
susu sapi, berkebun, dan juga melakukan kegiatan aktifitas yang lainnya. Juga
jika masyarakat dalam keadaan sakit tidak akan bisa berbuat banyak terhadap
dirinya sendiri maupun terhadap orang lain.
Masyarakat banyak sekali yang mengeluhkan kurangnya fasilitas pemerintah
yang diantaranya adalah tidak adanya pengadaan fasilitas kesehatan masyarakat.
Sebab masyarakat sangat memerlukan kebutuhan kesehatan yang baik dan juga layak
digunakan terhadap masyarakat. Salah satu masyarakat setempat mengatakan pernah
mengajukan kepada kepala desa mereka untuk mengadakan fasilitas kesehatan
masyarakat, dan juga kepala desa setempat menyetujuinya. Tetapi dari kalangan
pemerintah pusat masih belum juga ada bantuan akan pengadaan alat-alat
kesehatan juga tim ahli untuk menangani masyarakat yang sedang mengalami
gangguan kesehatan.
Masyarakat banyak sekali faktor yang memicu kurangnya kesadaran
akan kesehatan. Sebab kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi
masyarakat. Masyarakat yang menderita sakit faktor diantaranya adalah:
1.
Kurangnya
kesadaran. Kesadaran merupakan gerak bawah sadar manusia yang dibentuk oleh
pemahaman. Pemahaman bisa didapat lewat pendidikan dan budaya yang berkembang
di suatu masyarakat tersebut. Pemerintah seharusnya patut juga ikut
memperhatikan tingkat kesehatan yang terdapat didaerah masyarakat kaki gunung
tersebut. Sebab masyarakat juga sangat butuh sekali dengan akses kesehatan dan
seperti yang dikatan di awal jika masyarakat sedang dalam keadaan sakit maka
seorang warga tersebut tidak bisa melakukan aktifitasnya sehari-hari.
2.
Perilaku
menyimpang. Dari didikan budaya tersebut, implikasi riilnya adalah masyarakat
yang jauh dari standar kesehatan. Beberapa indikator dalam masalah ini adalah
diantaranya merokok, jarang melakukan aktifitas berolahraga, malasnya
membersihkan lingkungannya sendiri, menggunakan air kotor, membuang sampah
sembarangan, dan kurang teraturnya pola makan, minum dan tidurnya.
Seperti halnya dengan pekerjaan, masyarakat setempat bekerja dengan
memerah susu, berkebun dan juga berdagang. Kebanyakan masyarakat sekitar banyak
sekali yang memerah susu. Susu yang dihasilkan daerah tersebut bukan hanya saja
susu sapi yang dengan kualitanya yang baik, melainkan masyarakat sekitar juga
menghasilkan susu kambing. Masyarakat yang bekerja sebagai pemerah susu,
dilakukannya setiap hari. Dalam satu hari, petani didaerah sekitar bisa
mememerah satu sapi mencapai dengan 15 liter per harinya sedangkan susu
kambingnya dalam sehari mendapatkan 4-5 liter per-harinya. Para warga yang
berprofesi tersebut biasa menjual susu tersebut ke pasar-pasar dengan harga
per-liternya Rp.5000 – Rp.6000. Sedangkan susu kambing etawa masyarakat
menjualnya dengan harga Rp. 15.000 per-liternya. Masyarakat mengaku lebih mahal
menjual susu kambing etawa, sebab susu kambing tersebut hanya menghasilkan
sedikit susu dibandingkan dengan sapi. Sempat masyarakat juga ingin mendapatkan
penyuluhan dari pemerintah tentang bagaimana menghasilkan susu lebih banyak dan
juga itupun sudah pernah diajukan terhadap pemerintah tetapi pemerintah masih
belum ada yang menanggapi dengan hal itu. Hingga akhirnya masyarakat setempat
masih banyak yang menggunakan metode lama. Dan juga masyarakat sekitar masih
menggunakan cara yang tradisional dalam memerah susu dan masih belum
menggunakan alat yang modern seperti sekarang ini yang terdapat pada
pabrik-pabrik susu.
Disamping itu juga masyarakat yang berada dilingkungan tersebut,
masyarakat juga sebagian ada yang melakukan pekerjaan dengan berkebun. Mulai
dari berkebun palawija, buah-buahan dan sebagainya. Penghasilan dari berkebun
menurut masyarakat setempat masih jauh dari kebutuhan sehari-hari. Sebab
masyarakat sangat membutuhkan adanya bantuan pupuk yang diberikan terhadap
masyarakat sekitar. Sebab masyarakat yang berprofesi sebagai petani membutuhkan
bantuan pupuk yang diberi oleh pemerintah setempat. Para petani juga
mengeluhkan dengan harga pupuk yang merangkak naik. Sehingga menyebabkan para
petani juga menaikkan harga jual buah-buahan dan palawija yang ia panen. Sebab
para petani mengatakan jika mereka menjual dengan harga biasa, maka petani
tersebut merasa rugi dan juga akan menombok dalam keperluan untuk membeli pupuk
dan juga kebutuhan untuk sehari-hari. Disaat ini misalnya para petani
mengeluhkan kurangnya air sebab keringnya sumber air yang biasa para warga
gunakan untuk kebutuhan sehari-hari yang menyebabkan banyak sekali penghematan
dalam menggunakan air.
2.
Pedagang
kawasan didaerah ujung berung
Masyarakat yang biasa berdagang berada dikawasan pasar ujung berung
merupakan sudah menjadi tradisi dalam mata pencahariannya sehari-sehari.
Pedagang yang biasa berdagang di kawasan pasar ujung berung sudah berulang kali
meminta terhadap pemerintah setempat perbaikan daerah pasar tersebut. Sebab
warga yang biasa berdagang dikawasan tersebut kurang nyamannya dengan keadaan
pasar yang sudah tidak layak untuk ditempati dalam menjalankan usahanya
sehari-hari. Sekarang pasar tersebut memang sudah tidak layak untuk ditempati
sebagai tempat usaha yang dikarenakan pasar tersebut kumuh dan juga jauh dari
standar kebersihan pasar tradisional. Memang identik pasar di Indonesia pada
umumnya berada pada tempat yang kurang begitu layak untuk mencari nafkah. Namun
para warga terpaksa berjualan di sekitar kawasan tersebut karena jika para
pedagang tersebut berjualan di kawasan yang lain, belum tentu bisa mendapatkan
penghasilan yang lebih seperti yang sudah dijalaninya selama berpuluh-puluh
tahun di pasar yang sudah kumuh dan juga sudah tidak layah untuk digunakan.
Pernah suatu ketika kepala pasar setempat meminta merenovasi agar
kawasan pasar yang kumuh tersebut layak untuk dijadikan tempat usaha. Tetapi,
menurut kepala pasar tersebut, pemerintah masih belum ada usaha untuk
memperbaiki dan merenovasinya. Disamping itu juga, para pembeli yang biasa
berbelanja di pasar tersebut mengatakan bahwa perlu adanya renovasi agar para
pembeli juga merasa nyaman pada saat berbelanja dipasar tersebut. Seharusnya
para oknum pemerintahan langsung bertindak cepat dan cepat dalam menangani hal
ini. Dan disamping itu juga perlu adanya perhatian dari para
perusahaan-perusahaan yang akan membantu dalam membangun perenovasian pasar
ujung berung. Renovasi pasar juga bukan cuma hanya pada pasar ujung berung,
tetapi juga pada pasar-pasar lain yang sudah tak layak untuk dijadikan sebagai
tempat usaha.
Disamping itu, perlu adanya keamanan didalam pasar. Sebab para
pedagang sangat resah sekali dengan adanya preman-preman yang menagih iuran
secara paksa dengan alasan untuk biaya keamanan. Tetapi disamping itu, banyak
diantara preman-preman setempat hanya meminta uang dan lalu pergi tanpa
memikirkan keadaan pasar. Bukan hanya para pedagang dipasar, para pembeli juga
merasa resah dengan adanya para preman-preman yang berada dikawasan pasar
tersebut. Sering kali para pembeli merasa kecewa sebab banyaknya aksi copet
yang membuat para pembeli ingin membeli kebutuhan rumah tangga terpaksa pulang
dengan tangan hampa. Para oknum pemerintah harusnya lebih bertindak cepat dalam
menangani hal seperti ini.
3.
Analisa
para tukang ojek, pengamen dan jasa tukang angkat barang sekitar pasar
tradisional
Disamping para pencari nafkah yang berdagang dikasawan pasar
tradisional, banyak juga diantara para pencari rezeki lain yang berada di
sekitaran pasar. Contoh kecil yang berusaha mencari rezeki dikawasan pasar
tradisional adalah salah satunya para tukang ojeg. Para tukang ojeg yang biasa
terdapat dikawasan pasar-pasar tradisional dan juga perempatan kebanyakan luput
dari pengawasan pemerintah. Para masyarakat pinggiran tersebut kebanyakan
kurang sekali perhatian dari mata pemerintah.
Disamping itu pula, pemerintah banyak yang salah sasaran dalam
memberikan subsidi bantuan terhadap masyarakat pinggiran. Seperti halnya salah
satu contoh masyarakat pinggiran yang berprofesi sebagai tukang ojeg yang biasa
mangkal di salah satu pasar tradisional. Kerap kali setiap sedang memangkal di
pasar tersebut, para ojeg juga merasa resah juga akan preman-preman yang
merugikan ojeg-ojeg tersebut bahkan para konsumen.
Sebagian para tukang ojeg yang biasa menunggu penumpang di kawasan
pasar juga didekat kawasan dengan perempatan jalan desa, mengaku resah juga
dengan adanya gojek yang menjadikan saingan para tukang ojek dimana pun. Sebab
dengan adanya para tukang gojek tersebut membuat para penghasilan para tukang
ojek tersebut menjadi turun drastis. Sebab para tukang gojek tidak membatasi
rute-rute yang seharusnya dilewati dan mana yang tidak untuk dilewati. Sehingga
disini juga para oknum pemerintah harus menemukan solusi untuk para tukang ojek
maupun para tukang gojek yang menggunakan sistem online.
Bukan hanya para tukang ojek yang merasa kurang dari perhatian dari
para oknum pemerintah, masyarakat yang menjadi tukang jasa angkut barang dan
juga para anak-anak yang biasa mengamen juga kurang menjadi perhatian dari para
oknum pemerintah. Masyarakat yang berprofesi sebagai jasa angkut barang mengaku
kurang sekali dilihat oleh para pemerintah. Sebab setiap adanya bantuan ataupun
yang lainnya selalu tidak tepat sasaran dalam memberikan segala jenis bantuan.
Sebab masyarakat tersebut sangat sekali membutuhkan segala jenis bantuan untuk
kehidupannya sehari-hari. Meskipun para warga tersebut mengerti jangan terlalu
berharap kepada pemerintah, tetapi para warga tersebut sangat membutuhkan
sekali dengan bantuan-bantuan yang pemerintah berikan. Penghasilan yang
didapatkan oleh buruh angkut tersebut sangat tidak cukup untuk kehidupan
sehari-hari.
Disamping itu juga, yang menjadi kurang perhatian sekali dari
pemerintah adalah para anak-anak jalanan. Para anak-anak tersebut dimulai dari
kecil tidak pernah yang namanya mencicipi bangku sekolah. Para anak-anak
tersebut mengaku mahalnya dengan biaya pendidikan untuk masuk sekolah.
Kebanyakan mereka yang tidak sampai jenjang di bangku sekolah adalah para
anak-anak yang kurang mampu. Biaya hidup mereka mencari dengan cara
meminta-minta dipasar, jalanan, bahkan banyak diantara mereka yang mengamen.
Mereka para anak-anak tersebut sebagian ada yang pernah merasakan belajar di
bangku pendidikan, tetapi mereka terpaksa berhenti karena kebutuhan yang
semakin banyak dan juga di antara mereka beranggapan bahwa biaya untuk sekolah
sangat besar dan juga sangat sulit. Mereka juga beranggapan bahwa untuk
kehidupan sehari-hari juga sangat sulit apa lagi untuk kebutuhan sekolah.
Meskipun pemerintah pusat sudah menyelenggarakan wajib sekolah 12
tahun, tetapi kebijakan pemerintah tersebut masih jauh dari harapan masyarakat
pinggiran khususnya untuk anak-anak yang masih dibawah umur yang masih perlu
pendidikan yang layak. Kebanyakan kebijakan pemerintah tersebut salah
menargetkan yang seharusnya untuk para masyarakat yang kurang mampu melainkan
yang mendapatkan kebijakan pendidikan dari pemerintah yang bisa merasakan
justru dari kalangan yang dikatakan mampu.
Seperti yang dilansir dalam Undang-Undang tentang pendidikan nomor
20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan Indonesia, Bab 4 bagian kesatu pasal 5
ayat 1 mengatakan Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh
pendidikan yang bermutu. Meskipun sudah tertera Undang-Undang dan juga sudah
disahkan oleh pemerintah, tetapi masih banyak sekali para masyarakat khususnya
masyarakat yang kurang mampu yang biasa hidup digolongan pinggiran masih belum
bisa merasakan pendidikan yang baik dan juga bermutu. Seharusnya para
pemerintah lebih bisa bijaksana kembali dalam hal pendidikan. Para anak-anak
yang kurang mampu dan juga masyarakat yang kurang mampu beranggapan bahwa yang
namanya pendidikan cuma hanya bisa dirasakan oleh para kaum borjuis atau kaum
yang berduit, sedangkan untuk para masyarakat yang kurang tidak bisa merasakan
pendidikan yang layak untuk masa depan yang cerah.
Disamping itu juga Undang-Undang yang tertulis didalam Bagian
Keempat yaitu Hak dan Kewajiban Pemerintah dan Pemerintah Daerah pasal 10
dijelaskan Pemerintah dan pemerintah daerah berhak mengarahkan, membimbing,
membantu, dan mengawasi penyelenggaraan pendidikan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Tetapi yang terjadi sekitar ini, pemerintah
masih belum mampu mengarahkan, membimbing, membantu dan juga mengawasi para
anak-anak yang masih belum mampu merasakan bangku pendidikan dari mula sejak
sekolah dasar sampai dengan sekolah menengah atas.
Bukan hanya pemerintah yang seharusnya mengarahkan masyarakat agar
mau bersekolah dan juga mengenyam pendidikan. Tetapi dari kalangan masyarakat
juga harus ada yang memperhatikan dan juga mampu membimbingnya untuk dapat
merasakan nikmatnya bangku pendidikan. Masyarakat juga wajib untuk bisa
membimbing masyarakat yang minimal dalam pendidikan untuk mau merasakan
pendidikan yang lebih dan juga untuk memajukan minimal martabat keluarganya.
Juga misalkan diantara masyaraka yang mampu setidaknya bisa menyumbangkan
minimalnya tenaga untuk masyarakat yang masih akan minimnya ilmu pendidikan.
Sebab masyarakat juga wajib menolong kepada masyarakat yang kurang mampu
contohnya seperti anak-anak jalanan yang notabene sudah putus sekolah dan juga
bisa menambahkan ilmunya dari warga yang ilmunya lebih mumpuni dari bangku
sekolah.
Bukan hanya itu, masyarakat yang notabene tergolong kepada
masyarakat mampu seharusnya tidak berhak menerima bantuan pendidikan. Sebab
bantuan itu dikhususkan kepada masyarakat yang kurang mampu dan juga jauh dari
keluarga sejahtera. Dan juga, masyarakat yang mendapatkan bantuan pendidikan
agar bisa benar-benar memanfaatkan fasilitas yang pemerintah berikan terhadap
warga yang kurang mampu dan juga bisa menggunakannya dengan baik dan bijak.
KESIMPULAN
Dari uraian diatas yang sudah dijelaskan diatas dapat disimpulkan
bahwa diantara pemerintah yang masih kurang perhatian terhadap masyarakat
pinggiran sebab masih banyak sekali yang harus dikerjakan pemerintah. Bukan
hanya untuk rapat-rapat dan juga banyak berbicara, tetapi juga rakyat butuh
bukti dan juga banyak menagih janji terhadap pemerintah yang sebelum menjadi
pemimpin akan mensejahterakan rakyat.
Pemerintah harus bisa merubah keadaan rakyat dan juga masyarakat
juga bisa ikut dalam berperan aktif untuk bisa mensejahterakan rakyat. Bukan
cuma hanya pemerintah yang harus berperan aktif untuk mensejahterakan rakyat,
tetapi dari berbagai oknum juga harus ikut serta dalam perbaikan dan juga
pembangunan dalam kehidupan masyarakat agar menjadikan masyarakat hidup
sejahtera dan juga sentosa.
Dari contoh kecilnya adalah masyarakat yang berada dikawasan kaki
gunung manglayang dan juga desa-desa sekitarnya. Masyarakat didaerah tersebut
sangat susah sekali untuk mendapatkan layanan kesehatan yang baik dan juga
layak untuk bisa digunakan masyarakat didalam daerah tersebut. Karena mengapa,
sebab yang sudah dijelaskan diatas, masyarakat yang sedang menderita gejala
sakit parah masyarakat terpaksa harus turun kebawah dulu untuk memeriksakan
kesehatan. Sebab dikawasan desa tersebut masih belum adanya layanan kesehatan
masyarakat yang memadai. Juga seharusnya pemerintah harus bisa lebih baik dan
juga lebih peka terhadap masyarakat yang sangat membutuhkan layanan kesehatan
tersebut.
Disamping itu juga, akses yang kurang didapatkan warga terhadap
dunia luar yang sangat kurang. Sebab masyarakat setempat masih kurang dan juga
minim akan hal info-info yang sangat berkaitan dengan keadaan masyarakat
sekitar. Disamping itu juga, masyarakat dikawasan tersebut banyak sekali yang
membutuhkan bantuan dari pemerintah yang contoh halnya dengan pupuk untuk lahan
perkebunan palawija.
Masyarakat sekitar lereng tersebut terdapat juga yang sebagian
berternak sapi dan juga masyarakat setempat juga melakukan pemerahan susu.
Masyarakat juga membutuhkan terhadap ilmu-ilmu modern untuk melakukan pemerahan
susu agar bisa menghasilkan susu yang lebih banyak dan juga susu yang
berkualitas lebih baik.
Lalu yang selanjutnya adalah masyarakat yang berprofesi sebagai
tukang ojeg. Mereka mengaku sangat resah dengan adanya preman-preman yang
membuat penghasilan menurun. Juga disamping itu, dengan adanya layanan ojeg
online yang membuat para ojeg mengalami pendapatan yang sangat minim. Sehingga
para tukang ojeg tersebut banyak yang mengecam terhadap aktifitas ojeg online
tersebut karena sangat merugikan para tukang ojeg yang biasa berada dipangkalan
perempatan jalan desa, pasar-pasar, dan sebagainya. Pemerintah juga seharusnya
ikut memantau dengan perkembangan ojeg online tersebut. Karena apakah ojeg online
tersebut sudah memenuhi persyaratan apakah belum memenuhi persyaratan
berkendara. Dan juga pemerintah bisa daerah khususnya bisa menemukan solusi
agar tidak adanya sekat antara ojeg yang biasa berpangkal di jalan-jalan desa
dengan ojeg yang menggunakan sistem online.
Selanjutnya adalah para anak jalanan yang kurang sekali akan adanya
pendidikan. Para anak jalanan juga seharusnya menjadi perhatian yang serius
terhadap pemerintah kepada anak-anak jalanan. Karena untuk memajukan negeri ini
adalah bagaimana dengan pemudanya. Jika negeri ini ingin maju maka benahi
dahulu pemuda yang akan memajukan negeri ini. Karena letak maju dan mundurnya
suatu bangsa adalah terletak pada pemudanya. Disamping itu juga, para
masyarakat yang tergolong mampu, bisa sadar diri akan bantuan-bantuan yang
seharusnya diberikan terhadap yang lebih membutuhkan.
Pemerintah juga seharusnya bisa lebih detail dan lebih jeli lagi
akan mana masyarakat yang kurang mampu dan diberi bantuan dan masyarakat yang
mampu. Sebab banyak sekali target-target pemerintah yang akan memberikan
bantuan terhadap masyarakat yang kurang mampu. Yang sehingga menyebabkan banyak
diantara anak-anak yang masih dibawah umur kurang sekali akan pentingnya hal
pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Imam Al-Ghazali, Ihya ‘Ulumuddin
2.
Jamal
Ma’mur Asmani, Fiqih Sosial Kiai Sahal Mahfudh Antara Konsep dan
Implementasi, Khalista 2007 Surabaya
3.
KH.
Sahal Mahfudz, Nuansa Fiqih Sosial, LKiS Yogyakarta.
4.
Kajian
Tematik Al-Qur’an Tentang Kemasyarakatan