Fikray El-Habib Assyirboni

Belajarlah dan terus belajar maka engkau akan terus mendapatkan banyak hal dan ilmu-ilmu yang bermanfaat untuk kehidupan

Memelihara masa bayi (thifl)
Thifl (anak kecil) menyusu pada susu ibunya sebisa mungkin dan yang baik dicetaki madu kemudian di beri air susu ibu tetapi dengan menyusui sehari dua atau tiga kali dan dalam menyusui ratakan anggota-anggotanya seperti jidat dll. jika ibunya tidak mungkin menyusui maka mencari wanita yang paling baik untuk menyusuinya dan umur yang paling baik untuk menyusui yaitu umur 25-35th, perempuan yang sehat, baik mata dan akhlaqnya, lambat marahnya, dan susahnya, dan itu diantara yang merusak mizaj (campuran) dan bahayanya menular kepada yang disusui. Nabi Muhammad SAW. bersabda: “Menyusui merubah watak” artinya sesungguhnya wanita yang menyusui jika menyusui seorang anak maka sesungguhnya ia menulari akhlaqnya kepada anak yang disusui dan anak akan menyerupai tingkah lakunya. dan dibutuhkan dari wanita yang menyusui itu sembuh panca indra dan badannya baik dhohir maupun bathin, yang sedengan panasnya, besar kedua payu daranya, dan membiasakan makan yang manis-manis, samin (mentega), dan ikan yang segar, sebaiknya menjauhi makanan yang jelek-jelek dan berbau, baqol (sayur mayur) yang merusak seperti bawang merah, bawang putih, jika baru datang (timbul) pada anak penyakit-peyakit maka ibu yang menyusui ikut panas. Wallahu a’lam.

Memelihara masa muda
Sebaiknya masa muda jangan banyak terkena sinar mentari, menjauhi makanan-makanan yang bersifat shofrowi seperti bawang putih, bawang merah, dll. jika butuh ingin membersihkan darah maka cantuklah, para pemuda tidak sabar lapar, tapi jangaan makan kecuali ketika butuh, Alhakim Abqoroth berkata: “manusia yang paling kuat menahan lapar adalah al-masyayikh dan kahul, yang lebih sedikit pemuda dan lebih sedikit lagi anak-anak“

Memelihara masa kahl (memasuki umur 40th)
Sebaiknya menjauhi makanan yang bersifat dingin kering yang menimbulkan mizaj saudawi seperti daging sapi, kacang adas, jagung, terong, dan sedikitkan jima’ sebisa mungkin, gula dan korma. Adapun kahl dari wanita maka sesungguhnya ia senang jima seperti masa asshiba, Al-Hafidz berkata: “jika perempuan melewati separo maka perempuan kuat kekuatan jima’nya dan sangat cinta jima’ “. batas nishfi maksudnya separonya umur perempuan yaitu yang sudah mencapai 40 tahun. maka jika sampai 45 th dikatakan antar pemuda dan nenek-nenek, wallau a’lam. sebaiknya bagi perempuan kahulah jika kuat syahwat jima’ maka sedikitkanlah jima’nya.

Memelihara masa tua
Mizajnya basah kering sebaiknya makanan bagi mereka yang berwatak panas basah, dan sebaaiknya menjaui mmakan makanan yang berat yang mnimbulkan saudawi daan bulghomi daan semua yang pedas-pedas juga tinggalkan susah, payah, mengeluarkan darah kecuali jika hajatyang sangat berat dan perbanyak tidur dan istirahat.

10 azas dakwah wali songo
Azas dakwah walisongo ada 10 :
1.      Sugih tanpa banda (kaya tanpa harta) artinya : Kekayaan yang sejati adanya di dalam hati, bisa “terbang” kesana kemari dan keliling dunia melebihi orang terkaya didunia.jgn yakin pada harta. Kebahagiaan dalalm agama, dakwah jangan bergantung dengan harta.
2.      Ngluruk tanpa bala (menyerbu tanpa banyak orang/tentara) artinya : Jangan yakin dengan banyaknya jumlah kita, yakin dengan pertolongan Allah “Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah. Dan Allah beserta orang- orang yang sabar “ (QS. Al- Baqarah:249).
3.      Menang tanpa ngasorake (menang/unggul tanpa merendahkan orang) artinya : Dakwah jangan menganggap hina musuh2 kita / yang di dakwah. Kita pasti unggul tapi jangan merendahkan orang lain (jangan sombong).
4.      Mulya tanpa punggawa (mulia tanpa anak buah) artinya : Kemuliaan hanya dalam iman dan amalan agama bukan dengan banyaknya pengikut “Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Al-Hujurat : 13 ).
5.      Mletik tanpa sutang (melompat jauh tanpa tanpa galah/tongkat panjang) artinya : Niat untuk dakwah keseluruh alam, Allah yang berangkatkan kita bukan asbab2 dunia seperti harta dan sebagainya.
6.      Mabur tanpa lar (terbang tanpa sayap) artinya : kita bergerak jumpa umat, ke segala penjuru dari orang2 ke orang jumpa ke rumah2 mereka.
7.      Digdaya tanpa aji-aji (“sakti” tanpa ilmu2 kedigdayaan) Artinya : Kita dakwah, berkeyakinan bahwa segala sesuatunya atas izin Allah semata, hanya bergantung kepada pertolongon Allah semata, LAA HAU LA WA LAA QUWWATA ILLA BILLAH ( TIADA DAYA UPAYA KECUALI ATAS IJIN ALLAH). “ Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.”(QS. Muhammad:7).
8.      Menang tanpa tanding (menang tanpa berperang) Artinya : dakwah dengan hikmah, kata2 yg sopan, akhlak yang mulia dan doa menangis2 pada Allah agar umat yg kita jumpai dan umat seluruh alam dapat hidayah bukan dengan kekerasan. “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” ( An-Nahl : 125 ) Nabi saw bersabda yg maknanya kurang lebih : “Haram memerangi suatu kaum sebelum kalian berdakwah (berdakwah dgn hikmah) kepada mereka”.
9.      Kuncara tanpa wara-wara (menyebar/terkenal tanpa gembar-gembor dsb) Artinya : bergerak terus jumpa umat, tidak perlu disiar2kan atau di umum2kan.
10.  kalimasada senjatane ( senjatanya kalimat iman (syahadat)) Artinya : selalu membawa kalimat Tauhid, membawa islam, mendakwahkan kalimat iman, mengajak manusia pada Islam, iman dan amal salih. Para Walisongo berdakwah dengan mempunyai sifat- sifat diantaranya:
·         Mempunyai sifat Mahabbah atau kasih sayang.
·         Menghindari pujian karena segala pujian hanya milik Allah SWT.
·         Selalu risau dan sedih apabila melihat kemaksiatan.
·         Semangat berkorban harta dan jiwa.
·         Selalu memperbaiki diri.
·         Mencari ridho Allah SWT.
·         Selalu istighfar setelah melakukan kebaikan.
·         Sabar menjalani kesulitan.
·         Memupukkan semua kejagaan hanya kepada Allah SWT.
·         Tidak putus asa dalam menghadapi ketidak berhasilan usaha.
·         Istiqomah seperti unta.
·         Tawadhu seperti bumi.
·         Tegar seperti gunung.
·         Pandangan luas dan tinggi menyeluruh seperti langit.
·         Berputar terus seperti matahari sehingga memberi kepada semua makhluk tanpa minta bayaran.

Para Walisongo adalah penerus dakwah Nabi Muhammad SAW, sebagai penerus atau penyambung perjuangan, mereka rela meninggalkan keluarga, kampung halaman dan apa-apa yang menjadi bagian dari hidupnya. Para Walisongo rela bersusah payah seperti itu karena menginginkan ridho Allah SWT. Diturunkannya agama adalah agar manusia mendapat kejayaan didunia dan akherat. Segala kebahagiaan, kejayaan, ketenangan, keamanan, kedamainan dan lain-lainnya akan terwujud apabila manusia taat pada Allah SWT dan mengikuti sunnah baginda Nabi Muhammad SAW secara keseluruhan atau secara seratus persen. Sebagaimana dikatakan dalam Al-Qur’an bahwa ummat Nabi Muhammad SAW diutus kepermukaan bumi adalah khusus mempunyai tanggung jawab penting. Misi pentingnya adalah untuk mengajak manusia dipermukaan bumi ini ke jalan Allah SWT. “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.”(QS. Ali Imron : 110). Asyhadu anla ilaaha ill-Allah wa Asyhadu-anna Muhammadar-RasuluAllah Allahumma shalli ‘alaa Muhammad wa ‘Alaa Ali Muhammad Ya Allah terimalah amal ibadah mereka, dan berilah tempat yang tinggi disisi-Mu sebagaimana yang kau berikan kepada hamba- hamba-Mu yang shaleh, Hamba-hamba-Mu yangberjuang di jalan-Mu, Amin..

Agama itu mempunyai dua bagian
1.      Meninggalkan Larangan Allah.
2.      Menjalankan perintah Allah.
Meninggalkan maksiat itu lebih berat daripada menjalankan taat sebab menjalankan ketaatan itu semua orang bisa dan meninggalkan syahwat/larangan itu tidak mampu kecuali Assiddiqun (orang yang bisa mengalahkan Nafsunya). Oleh sebab itu rosul bersabda :

المهاجرين من هجر السوء والمجاهد من جهد هواه 

Artinya “Orang yang hijroh (berpindah) adalah orang yang menjauhi perbuatan jelek dan yang dinamakan orang yang berjihad adalah orang yang memerangi hawa nafsunya”. 
Melakukan maksiat itu mesti dengan salah satu anggota badanmu sedangkan anggota badan adalah nikmat dari Allah dan titipan-Nya, dan semua anggota badan akan menjadi saksi nanti pada hari qiyamat akan berbicara dengan bahasa yang fasih/ jelas dan mengatakan tentang kejelekanmu.Sebagaimana firman Allah 

يوم تشهد عليهم السنتهم وايديهم وارجاهم بماكانوا يعملون 
اليوم نختم على افواههم وتكلمنا ايديهم وتشهد ارجلهم بما كانوا يعملون 

Maka kita harus menjaga anggota badan kita dari segala maksiat khususnya anggota badan yang tujuh, sebab neraka jahannam mempunyai tujuh pintu setiap pintu mendapat bagian.
Anggota tujuh itu adalah mata, telinga, lidah, perut, Farji (kelamin), tangan dan kaki.
1.      Mata 
Mata diciptakan agar kita bisa melihat, bisa menolong atas kebutuhan-kebutuhannya, bisa melihat keajaiban di langit dan bumi dan mengambil ibarat yang ada didalamnya.
Kita harus menjaga mata kita dari:
1.      melihat selain mahram, boleh melihat wanita yang tertutup pakaian selagi tidak berpakaian ketat, jika berpakaian ketat maka tidak boleh sebab ada hadits Nabi 

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم من تأمل خلف امرأة وراى ثيابها حتى تبين له حجم عظامها لم يرح رائحة الجنة 
Artinya : Rosulullah saw bersabda “Orang yang melihat wanita dengan penuh perhatian dari belakang dan melihat bajunya hingga jelas bentuk tubuh maka ia tidak akan mencium bau-bauan surga”.
2.      melihat yang cantik parasnya, 
3.      melihat mukmin dengan hina, 
4.      melihat cacat orang lain.


2.      Telinga 
Telinga harus dijaga agar tidak mendengarkan bid’ah (seperti seruling dll) atau Ghibah (menceritakan orang lain yang ia tidak menyukainya), bicara kotor, atau masuk kedalam ucapan yang bathil (atau tidak benar), atau menuturkan kesalahan-kesalahan orang lain.
Telinga diciptakan untuk mendengarkan kalam Allah, dan hadits Nabi juga hikmah dari para kekasih Allah, dan sebagai perantara mendapatkan ilmu hingga bisa mendapat derajat tinggi di sisi Allah swt. Jika mendengarkan sesuatu yang tidak disukai maka menjadi bahaya atas dirimu, dan penyebab kerusakanmu dan ini sangat rugi oleh sebab itu janganlah menyangka bahwa yang mendapat dosa itu yang mengucapkan saja yang mendengarkan tidak berdosa, dalam hadits Nabi saw.

ففي الخبر: (أن المستمع شريك القائل وهو أحد المغتابين).

Dalam Hadits “ Sesungguhnya orang yang mendengarkan itu bersekutu dengan yang mengatakan dan ia termasuk salah satu dari Mughtabin (orang yang berbuat Ghibah)”.
3.      Lidah
Lidah diciptakan agar banyak dzikir kepada Allah, membaca Kitab Allah, menunjukkan orang lain ke jalan Allah, dan menampakkan apa-apa yang ada di hati seperti hajat dunia dan hajat agama. Jika menggunakannya tidak sebagaimana mestinya maka termasuk orang yang mengkufuri nikmat Allah dan lidah adalah anggota yang paling menang atas seluruh anggota badan dan manusia tidak masuk neraka kecuali hasil buruan lidahnya. Dalam hadits.

ففي الخبر: (إن الرجل ليتكلم بالكلمة ليضحك بها أصحابه فيهوي بها في قعر جهنم سبعين خريفا)، 

Dalam hadits “Sesungguhnya seseorang berbicara dengan kalimat yang bisa menertawakan temannya dan dengan sebab itu ia masuk ke dasar neraka jahannam dengan 70 jurang” yang dimaksud hadits adalah membuat orang-orang tertawa dengan menghina salah satu temannya atau menyakitinya bukan gurawan yang diperbolehkan.

وروى أنه قتل شهيد في المعركة على عهد رسول الله صلى الله عليه وسلم فقال قائل: هنيئا له بالجنة، فقال: صلى الله عليه وسلم: (وما يدريك لعله كان يتكلم فيما لا يعنيه، ويبخل بما لا يغنيه).

Diriwayatkan sesungguhnya ada seorang sahabat mati dalam medan perang pada zaman Rosulullah saw. Kemudian ada yang mengatakan “ enak sekali ia mati syahid masuk surga lantas rosul bersabda “ Apa kamu tahu mungkin saja ia melakukan ucapan yang tidak bermanfaat atau pelit terhadap sesuatu yang tidak dibutuhkan dirinya.
Jagalah lidah dari delapan hal 
1.      Kidzb (Bohong).
Janganlah Lidah berbohong baik sungguhan atau gurauan dan membiasakan lidah bohong dalam bergurau sebab akan terbiasa dalam kesungguhannya, bohong tergolong bibit dosa besar, kemudian ketika kamu diketahui telah berbohong maka hilanglah keadilanmu (tidak diterima kesaksiannya), kepercayaanmu dan akan menjadi terhina. Jika kamu ingin mengetahui kejelekan bohong pada dirimu maka lihatlah jika ada orang lain berbohong kepadamu pasti kamu akan berpaling darinya dan kamu akan meremehkannya dan menganggapnya ia jelek, begitu juga terhadap sifat-sifat jelek yang lainnya.
2.      Al-Khulfu (Ingkar janji) 
Takutlah kamu berjanji dan kamu mengingkarinya, sebaiknya kebaikanmu kepada manusia dari sisi bukti pekerjaannya tanpa ucapan. Jika terpaksa berjanji maka takutlah mengingkarinya kecuali sakit atau darurot sebab ingkar janji termasuk alamat munafiq dan akhlaq yang jelek, sebagaimana sabda Nabi. 

قال النبي صلى الله عليه وسلم: (ثلاث من كن فيه فهو منافق وإن صام وصلى: من إذا حدث كذب، وإذا وعد أخلف، وإذا أؤتمن خان).
Nabi saw. Berabda” Tiga orang jika terdapat tiga sifat ini maka ia termasuk orang munafiq walaupun sholat dan puasa yaitu orang yang jika berbicara maka bohong, jika berjanji maka mengingkarinya, jika dipercaya maka berkhiyanat” 
3.      Ghibah (menyebutkan tentang orang lain yang ia tidak menyukainya jika mendengarnya).
Kita harus bisa menjaga lidah dari perbuatan ghibah, ghibah itu lebih berat daripada zina 30 kali, dalam Hadits makna Ghibah adalah

ورد في الخبر. ومعنى الغيبة: أن تذكر إنسانا بما يكرهه لو سمعه، فأنت مغتاب ظالم وإن كنت صادقا.

Dalam hadits makna Ghibah yaitu “ Menyebutkan seseorang yang ia tidak menyukainya jika mendengarnya, maka kamu termasuk orang yang berghibah walaupun yang dikatakannya itu benar”. Larangan ghibah dalam Al-Quran adalah

قوله تعالى: (وَلايَغْتَبْ بَعضُكُم بَعْضًا، أَيُحِبُّ أَحَدُكُم أَن يَّأْكُلَ لَحـْمَ أَخِيْهِ مَيْتاً فَكَرِهْتمُوْهُ).
“Janganlah sebagian kamu ghibah atas sebagian yang lain, apakah kamu ingin memakan daging bangkai temanmu? pasti kamu tidak akan menyukainya”.
Allah menyerupakan Ghibah dengan memakan daging bangkainya agar sepatutnyalah agar kita menjaga dari ghibah, dan agar kita tidak melakukan Ghibah, hendaknyalah kita memikirkan diri kita apakah dalam diri kita ada cacat dlohir atau cacat batin? Apakah kita melakukan maksiat? Dan sebagaimana kita tidak suka cacat kita dipermalukan dan aib kita di beberkan maka ia pun tidak suka aibnya di beberkan dan dipermalukan, jika kita menutupi aib orang lain maka Allah akan menutupi aib kita jika kita mempermalukan orang lain maka Allah akan memaksa kita dengan kasar dibalas dengan lisan yang sangat tajam, yang akan merobek-robek harga dirimu di dunia kemudian Allah akan mempermalukanmu dihadapan para makhluk kelak di hari qiyamat, jika kita melihat dalam dzohir dan batin kita tidak melihat cacat dan kekurangan dalam agama dan dunia maka ketahuilah sesungguhnya tidak mengetahui cacat kita itu termasuk macam dari kumprung (sangat bodoh) yang paling jelek. Jika Allah menginginkan kita jadi orang baik maka kita akan bisa melihat cacat pada diri kita. Dan tidak masuk kedalam obrolan yang merusak harga diri orang lain, tidak mencela orang lain sebab itu termasuk cacat yang paling besar. 

4.      Miro (mencela orang dengan ucapan), Jidal (perdebatan) dan permusuhan.
Perbuatan diatas akan menyakitkan dan membodohkan orang yang diajak bicara, mencelanya dan mengandung memuji diri, membersihkan diri dengan anggapan orang tambah pintar dan banyak ilmunya dan itu mengeruhkan mata pencaharian sebab kamu tidaklah berdebat dengan orang bodoh kecuali ia akan menyakitimu, jangan berdebat dengan orang yang lembek (telat dalam bertindak) maka ia akan membencimu, dan menaruh dendam kepadamu.

قال صلى الله عليه وسلم: (من ترك المراء وهو مبطل بنى الله له بيتا في ربض الجنة، ومن ترك المراء وهو محق بنى الله له بيتا في أعلى الجنة).
Artinya Nabi saw bersabda “ Barang siapa meninggalkan permusuhan dan perdebatan sedang ia salah maka Allah membangunkan rumah disekeliling surga, dan barang siapa meninggalkan permusuhan dan perdebatan sedangkan ia orang yang benar maka dibangunkan untuknya rumah di surga bagian atas. Sebaiknya janganlah kamu tertipu syetan, ia berkata kepada-mu“Tampakkanlah kebenaran dan janganlah lemah menampakkan kebenaran” sebab syetan selamanya menarik orang bodoh kepada kejelekan dengan sesuatu yang kelihatannya baik dan janganlah banyak menertawakan karena syetan maka akan menghinamu, oleh sebab itu menampakkan kebenaran itu baik terhadap orang yang menerima kebenaran darimu, dan itu dengan jalan nasehat yang samar bukan dengan jalan debat, dalam nasehat ada sifat dan tinkahnya seperti dengan ucapan halus dan ditempat yang sunyi, dan nasehat butuh terhadap cara yang halus, jika tidak, maka akan menjadi Fadihah (mempermalukan) dan ini akan menimbulkan banyak kerusakannya daripada kebaikannya. Ketahuilah sesungguhnya perdebatan itu penyebab mendapat kebencian dari Allah dan makhluknya.
5.      Menganggap bahwa dirinya bersih.

قال الله تعالى: (فَلا تُزَكُّوا أَنْفُسَكُمْ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنِ اتَّقَى)

Allah swt berfirman “ Maka janganlah kalian menamakan diri kalian itu orang bersih, Allah lebih mengetahui terhadap orang yang bertaqwa”.
Sebagian ahli Hikmah ditanya : apakah kebenaran yang jelek? Ahli hikmah menjawab Seseorang memuji dirinya, maka takutlah melakukan itu sebab itu bisa mengurangi derajatmu di hadapan manusia dan akan mendapat kebencian dari Allah swt. Jika kamu ingin mengetahui kejelekan memuji dirimu itu mengurangi derajat maka lihatlah temanmu jika ia memuji dirinya dengan keutamaan, harta atau pangkat bagaimana perasaan hatimu menolaknya dan merasa berat menerimanya dan bagaimana kamu mencelanya ketika kamu berpisah dengannya oleh sebab itu ketahuilah ketika kamu memuji dirimu juga mereka pasti akan mencela dirimu dalam hatinya dan akan mencela dengan lidahnya kepada orang lain ketika berpisah dengannya. 
6.      Melaknati seseorang (laknat adalah menjauhkan seseorang dari Allah).
Janganlah melaknati sesuatu dari makhluk Allah baik hewan makanan atau manusia dengan ainnya. Adapun melaknat sifat yang umum seperti semoga Allah melaknati orang-orang yang berbuat dzolim atau semoga Allah melaknati orang-orang nasroni atau yahudi maka boleh. Janganlah mengatakan seseorang dari ahli qiblat dengan orang musyrik atau kafir atau munafiq sebab yang mengetahui hatinya adalah Allah maka janganlah masuk antara Allah dan Hambanya, ketahuilah sesungguhnya kamu pada hari qiyamat nanti tidak akan ditanya kenapa kamu tidak melaknati si anu? Kenapa kamu diam? Bahkan jika kamu tidak melaknati iblis seumur hidupmu maka tidak akan dituntut nanti hari qiyamat, tapi jika kamu melaknati seseorang dari makhluk Allah maka kamu akan dituntut, dan janganlah mencela sesuatu dari makhluk Allah. Rosulullah ketika makanan itu suka maka memakannya dan ketika tidak suka maka tidak memakannya. Sebagaimana hadits :

كان النبي صلى الله عليه وسلم لا يذم الطعام الردىء قط، بل كان إذا اشتهى شيئا أكله وإلا تركه.

“Rosulullah tidak pernah mencela makanan yang jelek tapi ketika Nabi suka pada makanan itu maka memakannya dan ketika tidak suka maka tidak memakannya”.
7.      Mendoakan jelek kepada makhluk Allah
Kita harap menjaga lidah kita dari mendoakan jelek kepada salah satu makhluk Allah, walaupun ia menyakiti kita, maka serahkanlah permasalahannya kepada Allah dalam hadits.

في الحديث: (إن المظلوم ليدعو على ظالمه حتى يكافئه ثم يبقى للظالم فضل عنده يطالب به يوم القيامة).

Dalam Hadits “Sesungguhnya madzlum (orang yang teraniaya) saat mendoakan kerusakan kepada orang yang berbuat dzolimnya, hingga Allah membalas dengan yang sebanding dengan kedzolimannya kemudian ada sisa bagi orang dzolim sebuah lebihan di sisinya maka orang yang mendoakan akan dituntut pada hari qiyamat”.
8.      Bergurau, menghina, dan mengejek manusia.
Kita harap menjaga lidah kita dari Bergurau, menghina, dan mengejek manusia sesungguhnya itu bisa menghilangkan ma-alwajhi (sinar wajah) dan menghilangkan kewibawaan, menarik keresahan, menyakiti hati teman-temannya, ini adalah permulaan terjadinya permusuhan, kemarahan, terpotongnya persahabatan, dan menimbulkan dendam dihati, oleh sebab itu kita tidak boleh bergurau dengan seseorang dan berpalinglah dari gurawan dan masuklah kepada obrolan atau cerita yang lain, dan kita harap menjadi orang yang ketika menemui gurawan yang saling menjelek-jelekkan maka kita memerintah dengan baik dan mencegah kemunkaran, ini semua adalah kumpulan bahaya-bahaya lidah, maka tidak ada yang bisa menolong lidah kita dari itu semua kecuali Uzlah (menyendiri), atau selalu diam kecuali ada keperluan saja, maka sahabat Abu Bakar selalu menaruh batu dimulutnya agar bisa mencegah lidah tidak bicara, kecuali ada keperluan yang sangat, dan berisyarah ke lidahnya terus berkata” inilah yang bisa mendatangkan bahaya, maka kita harap menjaga lidah kita dengan sekuat tenaga sebab lidah adalah penyebab terkuat terjadinya kerusakan baik di dunia maupun akhirat.

4.      Perut
Kita harus menjaga perut dari hal yang syubhat dan haram, dan berjuanglah mencari yang halal jika sudah mendapatkannya maka jangan sampai kenyang, sebab kenyang akan menjadikan keras hati, dan merusak otak, merusak hafalan, menjadikan badan berat untuk beribadah, menguatkan syahwat, dan menolong bala tentara syetan, Kenyang dari hal yang halal itu permulaan segala kejelekan, maka bagaimana kenyang dari hal yang haram? Mencari halal itu hukumnya wajib atas setiap orang islam dan ibadah beserta makanan yang haram itu laksana bangunan diatas telepong. Jika kamu menerima dalam setahun dengan baju yang kasar dan dalam sehari semalam menerima dengan memakan roti yang jelek (sebab makanan orang arab dan sekitarnya roti), dan tidak enek-enakan dengan lauk yang enak dan lezat, maka itu tidak akan melemahkanmu dengan apa yang menjadi kecukupanmu, perkara halal itu banyak sekali, dan kita tidak harus meneliti dengan jelas dalamnya suatu makanan tentang halal dan haramnya tapi cukup menjaga dari yang kamu tahu bahwa ini haram atau menyangka itu haram maka hasil alamat yang jelas yang dibarengi dengan harta, adapun yang telah diketahui halal dan haramnya maka sudah jelas, adapun yang masih dalam prasangka ke haramannya dengan adanya tanda-tanda adalah harta sultan dan para pekerjanya dan hartanya orang yang tidak kasab (usaha mencari uang) kecuali dengan menangis dengan teriak-teriak didepan mayit, atau menjual arak atau riba memainkan seruling, dan lain-lain dari alat allahwi jika kita mengetahui bahwa seseorang itu kebanyakan hartanya itu haram maka kita jangan mengambilnya dari tangannya, walaupun mungkin saja hartanya itu halal, maka tetap itu haram, sebab yang dimenangkan adalah prasangka. Termasuk haram murni lagi adalah sesuatu yang diambil dari waqaf selain yang disyaratkan orang yang memberi waqaf. Kami (imam Ghozali) telah menerangkan tentang halal syubhat dan haram dalam bab khusus dalam kitab Ihya Ulumiddin maka sebaiknya kita mempelajarinya sebab mempelajari halal yang mencari halal itu hukumnya wajib atas setiap orang islam seperti sholat lima waktu.(Al-Ghozali, Bidayatul Hidayah : 72)
5.      Farji
Kita harap menjaga farji (kemaluan) dari hal-hal yang diharamkan Allah dan menjadi orang yang seperi dalam alqur’an :

(وَالذَينَ هُمْ لِفُرُوْجِهِمْ حَافِظُوْنَ، إِلاَّعَلَى أَزْوَاجِهِمْ أَوْمَامَلَكَتْ أَيْمَانُهُمْ فَإِنَّهُمْ غَيْرُ مَلُوْمِيْنَ). 
Dan orang-orang yang menjaga farji-farjinya kecuali kepada isteri-isterinya atau budaknya).
Dan menjaga farji itu bisa sempurna dengan menjaga matanya dari melihat terhadap hal yang dilarang, menjaga hati dari mengangan-angan keindahan yang ia inginkan, menjaga perut dari syubhat dan kenyang, maka semua ini akan menggerakkan syahwat. 
6.      Kedua tangan
Kita harap menjaga kedua tangan kita dari memukul orang islam dengan kedua tangannya. Atau mendapatkan harta haram, atau menyakiti salah satu dari makhluk Allah, atau khiyanat terhadap amanat atau titipan, atau menulis sesuatu yang tidak boleh mengucapkannya, sebab pena itu salah satu lidah maka kita harap menjaga tangan kita dari hal yang lisan wajib menjaganya.
7.      Kedua Kaki
Kita harus menjaga kedua kaki dari berjalan menuju hal yang haram atau berjalan menuju pintun sultan yang dzolim sebab mendatangi sultan dzolim tanpa darurat itu termasuk dosa besar, sebab itu termasuk merendahkan diri dan memulyakan mereka atas kedzolimannya, dan Allah memerintah agar berpaling dari kedzolimannya. 

(وَلا تَركَنوا إِلى الَّذينَ ظَلَموا فَتَمَسَكُم النار)

“Janganlah kamu condong dan merasa tenang kepada orang-orang yang berbuat dzolim, maka kamu akan terkena api neraka”.
Dengan kita cenderung suka kepadanya itu menjadikan golongan mereka bertambah banyak, jika mendatangi sultan dzolim itu untuk mencari hartanya maka ia berjalan menuju hal haram. Sebagaimana hadits Nabi saw.

قال صلى الله عليه وسلم: (من تواضع لغنى صالح لغناه ذهب ثلثا دينه)
Nabi saw bersabda”Barang siapa berendah diri kepada orang kaya yang sholeh sebab kekayaannya maka hilang dua pertiga Agamanya” 
Yang dimaksud agama disini menurut kiyai Nawawi banten dalam kitab Muroqil’ubudiyyah adalah adab yakni adab itu ada tiga adab bersama Allah, Adab bersama Rosul, dan adab bersama seluruh manusia maka ketika kita tawadu’ kepada orang kaya yang sholeh maka hilang dua pertiga adabnya yaitu adab bersama Allah dan adab bersama Rosulnya.
Ini tawadu’ kepada orang kaya yang sholeh maka bagaimana jika kepada orang kaya yang dzolim? Kesimpulannya semua gerakan kita, diam kita, itu adalah nikmat dari Allah maka janganlah menggerakkan suatu anggota untuk maksiat kepada Allah tapi gunakanlah untuk taat kepada Allah.
Ketahuilah sesungguhnya jika kita telat dalam taat maka kita semberono dalam menggunakan nikmat Allah, jika kita semangat dan giat maka akan keluar buahnya, dan Allah tidak butuh terhadap kita dan amal kita.

قال على رضى الله عنه : من ظن أنه بدون الجهد يصل إلى الجنة فهو متمن ومن ظن انه ببذل الجهد يصل فهو متعن 

Sayidina Ali berkata “Barang siapa menyangka sesungguhnya ia bisa mendapatkan surga tanpa beramal yang giat maka ia orang yang melamun, Barang siapa bisa mendapatkan surga dengan berusaha susah payah maka ia termasuk orang yang mempunyai keinginan”.
Dan janganlah berkata sesungguhnya Allah maha dermawan, maha pengasih, maha pengampun terhadap orang-orang yang maksiat, akan tetapi kita malas-malsan dalam ibadah maka kalimat ini adalah kalimat haq yang di inginkan oleh para ahli batal dan orang yang mengatakannya adalah kumprung (sangat bodoh atau rusak aqalnya) sebagaimana yang disabdakan rosulullah saw. 

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم حيث قال: (الكيس من دان نفسه وعمل لما بعد الموت، والأحمق من أتبع نفسه هواها، وتمنى على الله الأماني).
Rosulullah saw bersabda “Orang Cerdas adalah orang yang merendahkan dan memaksa hawa nafsunya (yaitu nafsu Ammaroh dan nafsu Allawwamah) dan beramal untuk kehidupan setelah mati, sedangakan orang kumprung adalah orang yang mematuhi hawa nafsunya dan mempunyai angan-angan dari Allah pengharapan yang besar)”.
Diantara ucapan yang batal lagi adalah “sesungguhnya Allah maha dermawan, maha kasih sayang mampu mengalirkan ilmu ke dalam hatiku sebagaimana Allah memberinya kepda para Nabi-Nya dan para Kekasih-Nya tanpa usaha yang sungguh-sungguh dan belajar yang giat, itu sama saja seperti orang yang ingin harta akan tetapi tidak mau usaha bertani atau berdagang atau kasab lainnya, dan berkata sesungguhnya Allah maha dermawan lagi kasih sayang dan Allah mempunyai gudang kekayaan di langit dan bumi dan Allah mampu memperlihatkan gudang itu kepadaku hingga aku menjadi kaya, dan orang lain ada yang mendapatkan itu, jika kita mendapatkan orang yang semacam itu maka anggap saja mereka itu orang kumprung, begitu juga jika kita mencari ampunan Allah tanpa beramal maka akan ditertawakan oleh para ahli agama sebab Allah berfirman dalam Al-Quran. 

والله وتعالى يقول: (وَأَن لَيسَ لِلإِنسان إِلَّا مَا سَعَى)، 

“Dan sesungguhnya manusia tidak mendapat apa-apa kecuali apa yang ia kerjakan”. 

ويقول: (إِنَما تُجزونَ ما كُنتُم تَعملون)

“Kalian akan dibalas apa-apa yang kalian lakukan”.

ويقول (إنّ الأَبرارَ لَفي نَعيم، وَإنّ الفُجارَ لَفى جَحيم).

“Sesungguhnya Orang-orang baik itu akan berada dlm surga An-Naim, dan orang-orang yang berbuat lacut akan masuk neraka Jahim”.
Ketika kita tidak meninggalkan usaha dalam mencari ilmu dan harta karena mengharap kedermawanan Allah maka kita juga jangan meninggalkan bekal untuk dikehidupan Akherat. Sebab Tuhan dunia dan Tuhan Akherat itu satu yaitu yang Maha Dermawan lagi maha kasih sayang, dan Allah tidak akan menambahkan kedermawanannya dengan sebab taat kita, kedermawanan Allah itu adalah Allah memudahkan kita jalan bisa sampai ke Allah yang menjadi raja yang mempunyai kenikmatan yang langgeng dan abadi dengan sabar atas meninggalkan syahwat (kesenangan dunia) pada hari yang sedikit dan mendapat kemudahan ini adalah kedermawanan terbesar, janganlah hati kita mengikuti ucapan-ucapan ahli bathol (pemalas), dan ikutilah jejak Rosul ulil azmi dan orang-orang pandai, dan janganlah menginginkan memanen sesuatu yang kita tidak menanamnya dan semoga saja kita mendapat ampunan jika kita berpuasa, sholat, bersungguh-sungguh memerangi hawa nafsu dan bertaqwa, ini semua adalah jumlah dari sesuatu yang kita wajib menjaga anggota dzohir dan mengamalkan anggota-anggota ini adalah tumbuhnya dari sifat hati.
Jika kita ingin bisa menjaga anggota badan kita, maka kita harus membersihkan dan menyucikan hati kita yaitu taqwa bathin, hati adalah sebuah gumpalan daging yang jika ia baik maka seluruh tubuh baik semua dan jika ia rusak maka rusak seluruh tubuhnya, maka kita sebaiknya menyibukkan diri untuk membersihkan hati kita agar seluruh anggota tubuh kita baik, dan hati bisa baik jika hati bisa muroqobah (mendatangkan hati kepada Allah).
Sebagaimana yang dikatakan oleh sebagian ulama “Yang bisa memperbaiki hati itu lima hal :
1.      Banyak lapar (puasa).
2.      Membaca Al-Quran dengan meng-angan-angan maknanya.
3.      Tadlorru’ (merendahkan diri di hadapan Allah) ketika waktu sahur,
4.      Sholat di malam hari, 

5.      Berteman orang sholeh”

Social Media

Google+ Twitter Facebook Instagram Yahoo

BloGoblog

Ini blog bukan hanya sekedar blog.
Didalamnya terdapat ilmu yang mungkin sedikit namun bermanfaat untuk kedepannya.
Kalaupun ada kekurangan tolong ditambahkan ya dan kalau pun kurang sempurna mohon dimaafkan karena kesempurnaan hanya milik-Nya.