Agama
itu mempunyai dua bagian
1.
Meninggalkan
Larangan Allah.
2.
Menjalankan
perintah Allah.
Meninggalkan
maksiat itu lebih berat daripada menjalankan taat sebab menjalankan ketaatan
itu semua orang bisa dan meninggalkan syahwat/larangan itu tidak mampu kecuali
Assiddiqun (orang yang bisa mengalahkan Nafsunya). Oleh sebab itu rosul
bersabda :
المهاجرين من هجر السوء والمجاهد من جهد هواه
Artinya
“Orang yang hijroh (berpindah) adalah orang yang menjauhi perbuatan jelek dan
yang dinamakan orang yang berjihad adalah orang yang memerangi hawa
nafsunya”.
Melakukan maksiat itu mesti dengan salah satu anggota badanmu
sedangkan anggota badan adalah nikmat dari Allah dan titipan-Nya, dan semua
anggota badan akan menjadi saksi nanti pada hari qiyamat akan berbicara dengan
bahasa yang fasih/ jelas dan mengatakan tentang kejelekanmu.Sebagaimana firman
Allah
يوم تشهد عليهم السنتهم وايديهم وارجاهم بماكانوا يعملون
اليوم نختم على افواههم وتكلمنا ايديهم وتشهد ارجلهم بما كانوا يعملون
Maka
kita harus menjaga anggota badan kita dari segala maksiat khususnya anggota
badan yang tujuh, sebab neraka jahannam mempunyai tujuh pintu setiap pintu
mendapat bagian.
Anggota tujuh itu adalah mata, telinga, lidah, perut, Farji (kelamin), tangan dan kaki.
Anggota tujuh itu adalah mata, telinga, lidah, perut, Farji (kelamin), tangan dan kaki.
1.
Mata
Mata diciptakan agar kita bisa melihat, bisa menolong atas
kebutuhan-kebutuhannya, bisa melihat keajaiban di langit dan bumi dan mengambil
ibarat yang ada didalamnya.
Kita harus menjaga mata kita dari:
Kita harus menjaga mata kita dari:
1.
melihat
selain mahram, boleh melihat wanita yang tertutup pakaian selagi tidak
berpakaian ketat, jika berpakaian ketat maka tidak boleh sebab ada hadits
Nabi
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم من تأمل خلف امرأة وراى ثيابها حتى تبين له حجم عظامها لم يرح رائحة الجنة
Artinya : Rosulullah saw bersabda “Orang yang melihat wanita dengan
penuh perhatian dari belakang dan melihat bajunya hingga jelas bentuk tubuh
maka ia tidak akan mencium bau-bauan surga”.
2.
melihat
yang cantik parasnya,
3.
melihat
mukmin dengan hina,
4.
melihat
cacat orang lain.
2.
Telinga
Telinga harus dijaga agar tidak mendengarkan bid’ah (seperti
seruling dll) atau Ghibah (menceritakan orang lain yang ia tidak menyukainya),
bicara kotor, atau masuk kedalam ucapan yang bathil (atau tidak benar), atau
menuturkan kesalahan-kesalahan orang lain.
Telinga diciptakan untuk mendengarkan kalam Allah, dan hadits Nabi juga hikmah dari para kekasih Allah, dan sebagai perantara mendapatkan ilmu hingga bisa mendapat derajat tinggi di sisi Allah swt. Jika mendengarkan sesuatu yang tidak disukai maka menjadi bahaya atas dirimu, dan penyebab kerusakanmu dan ini sangat rugi oleh sebab itu janganlah menyangka bahwa yang mendapat dosa itu yang mengucapkan saja yang mendengarkan tidak berdosa, dalam hadits Nabi saw.
Telinga diciptakan untuk mendengarkan kalam Allah, dan hadits Nabi juga hikmah dari para kekasih Allah, dan sebagai perantara mendapatkan ilmu hingga bisa mendapat derajat tinggi di sisi Allah swt. Jika mendengarkan sesuatu yang tidak disukai maka menjadi bahaya atas dirimu, dan penyebab kerusakanmu dan ini sangat rugi oleh sebab itu janganlah menyangka bahwa yang mendapat dosa itu yang mengucapkan saja yang mendengarkan tidak berdosa, dalam hadits Nabi saw.
ففي الخبر: (أن المستمع شريك القائل وهو أحد المغتابين).
Dalam Hadits “ Sesungguhnya orang yang mendengarkan itu bersekutu
dengan yang mengatakan dan ia termasuk salah satu dari Mughtabin (orang yang
berbuat Ghibah)”.
3.
Lidah
Lidah diciptakan agar banyak dzikir kepada Allah, membaca Kitab
Allah, menunjukkan orang lain ke jalan Allah, dan menampakkan apa-apa yang ada
di hati seperti hajat dunia dan hajat agama. Jika menggunakannya tidak
sebagaimana mestinya maka termasuk orang yang mengkufuri nikmat Allah dan lidah
adalah anggota yang paling menang atas seluruh anggota badan dan manusia tidak
masuk neraka kecuali hasil buruan lidahnya. Dalam hadits.
ففي الخبر: (إن الرجل ليتكلم بالكلمة ليضحك بها أصحابه فيهوي بها في قعر جهنم سبعين خريفا)،
Dalam hadits “Sesungguhnya seseorang berbicara dengan kalimat yang
bisa menertawakan temannya dan dengan sebab itu ia masuk ke dasar neraka
jahannam dengan 70 jurang” yang dimaksud hadits adalah membuat orang-orang
tertawa dengan menghina salah satu temannya atau menyakitinya bukan gurawan
yang diperbolehkan.
وروى أنه قتل شهيد في المعركة على عهد رسول الله صلى الله عليه وسلم فقال قائل: هنيئا له بالجنة، فقال: صلى الله عليه وسلم: (وما يدريك لعله كان يتكلم فيما لا يعنيه، ويبخل بما لا يغنيه).
Diriwayatkan sesungguhnya ada seorang sahabat mati dalam medan
perang pada zaman Rosulullah saw. Kemudian ada yang mengatakan “ enak sekali ia
mati syahid masuk surga lantas rosul bersabda “ Apa kamu tahu mungkin saja ia
melakukan ucapan yang tidak bermanfaat atau pelit terhadap sesuatu yang tidak
dibutuhkan dirinya.
Jagalah lidah dari delapan hal
Jagalah lidah dari delapan hal
1.
Kidzb
(Bohong).
Janganlah Lidah berbohong baik sungguhan atau gurauan dan
membiasakan lidah bohong dalam bergurau sebab akan terbiasa dalam
kesungguhannya, bohong tergolong bibit dosa besar, kemudian ketika kamu
diketahui telah berbohong maka hilanglah keadilanmu (tidak diterima
kesaksiannya), kepercayaanmu dan akan menjadi terhina. Jika kamu ingin
mengetahui kejelekan bohong pada dirimu maka lihatlah jika ada orang lain
berbohong kepadamu pasti kamu akan berpaling darinya dan kamu akan
meremehkannya dan menganggapnya ia jelek, begitu juga terhadap sifat-sifat
jelek yang lainnya.
2.
Al-Khulfu
(Ingkar janji)
Takutlah kamu berjanji dan kamu mengingkarinya, sebaiknya
kebaikanmu kepada manusia dari sisi bukti pekerjaannya tanpa ucapan. Jika
terpaksa berjanji maka takutlah mengingkarinya kecuali sakit atau darurot sebab
ingkar janji termasuk alamat munafiq dan akhlaq yang jelek, sebagaimana sabda
Nabi.
قال النبي صلى الله عليه وسلم: (ثلاث من كن فيه فهو منافق وإن صام وصلى: من إذا حدث كذب، وإذا وعد أخلف، وإذا أؤتمن خان).
Nabi saw. Berabda” Tiga orang jika terdapat tiga sifat ini maka ia
termasuk orang munafiq walaupun sholat dan puasa yaitu orang yang jika
berbicara maka bohong, jika berjanji maka mengingkarinya, jika dipercaya maka
berkhiyanat”
3.
Ghibah
(menyebutkan tentang orang lain yang ia tidak menyukainya jika mendengarnya).
Kita harus bisa menjaga lidah dari perbuatan ghibah, ghibah itu lebih berat daripada zina 30 kali, dalam Hadits makna Ghibah adalah
Kita harus bisa menjaga lidah dari perbuatan ghibah, ghibah itu lebih berat daripada zina 30 kali, dalam Hadits makna Ghibah adalah
ورد في الخبر. ومعنى الغيبة: أن تذكر إنسانا بما يكرهه لو سمعه، فأنت مغتاب ظالم وإن كنت صادقا.
Dalam hadits makna Ghibah yaitu “ Menyebutkan seseorang yang ia
tidak menyukainya jika mendengarnya, maka kamu termasuk orang yang berghibah walaupun
yang dikatakannya itu benar”. Larangan ghibah dalam Al-Quran adalah
قوله تعالى: (وَلايَغْتَبْ بَعضُكُم بَعْضًا، أَيُحِبُّ أَحَدُكُم أَن يَّأْكُلَ لَحـْمَ أَخِيْهِ مَيْتاً فَكَرِهْتمُوْهُ).
“Janganlah sebagian kamu ghibah atas sebagian yang lain, apakah
kamu ingin memakan daging bangkai temanmu? pasti kamu tidak akan menyukainya”.
Allah menyerupakan Ghibah dengan memakan daging bangkainya agar sepatutnyalah agar kita menjaga dari ghibah, dan agar kita tidak melakukan Ghibah, hendaknyalah kita memikirkan diri kita apakah dalam diri kita ada cacat dlohir atau cacat batin? Apakah kita melakukan maksiat? Dan sebagaimana kita tidak suka cacat kita dipermalukan dan aib kita di beberkan maka ia pun tidak suka aibnya di beberkan dan dipermalukan, jika kita menutupi aib orang lain maka Allah akan menutupi aib kita jika kita mempermalukan orang lain maka Allah akan memaksa kita dengan kasar dibalas dengan lisan yang sangat tajam, yang akan merobek-robek harga dirimu di dunia kemudian Allah akan mempermalukanmu dihadapan para makhluk kelak di hari qiyamat, jika kita melihat dalam dzohir dan batin kita tidak melihat cacat dan kekurangan dalam agama dan dunia maka ketahuilah sesungguhnya tidak mengetahui cacat kita itu termasuk macam dari kumprung (sangat bodoh) yang paling jelek. Jika Allah menginginkan kita jadi orang baik maka kita akan bisa melihat cacat pada diri kita. Dan tidak masuk kedalam obrolan yang merusak harga diri orang lain, tidak mencela orang lain sebab itu termasuk cacat yang paling besar.
Allah menyerupakan Ghibah dengan memakan daging bangkainya agar sepatutnyalah agar kita menjaga dari ghibah, dan agar kita tidak melakukan Ghibah, hendaknyalah kita memikirkan diri kita apakah dalam diri kita ada cacat dlohir atau cacat batin? Apakah kita melakukan maksiat? Dan sebagaimana kita tidak suka cacat kita dipermalukan dan aib kita di beberkan maka ia pun tidak suka aibnya di beberkan dan dipermalukan, jika kita menutupi aib orang lain maka Allah akan menutupi aib kita jika kita mempermalukan orang lain maka Allah akan memaksa kita dengan kasar dibalas dengan lisan yang sangat tajam, yang akan merobek-robek harga dirimu di dunia kemudian Allah akan mempermalukanmu dihadapan para makhluk kelak di hari qiyamat, jika kita melihat dalam dzohir dan batin kita tidak melihat cacat dan kekurangan dalam agama dan dunia maka ketahuilah sesungguhnya tidak mengetahui cacat kita itu termasuk macam dari kumprung (sangat bodoh) yang paling jelek. Jika Allah menginginkan kita jadi orang baik maka kita akan bisa melihat cacat pada diri kita. Dan tidak masuk kedalam obrolan yang merusak harga diri orang lain, tidak mencela orang lain sebab itu termasuk cacat yang paling besar.
4.
Miro
(mencela orang dengan ucapan), Jidal (perdebatan) dan permusuhan.
Perbuatan diatas akan menyakitkan dan membodohkan orang yang diajak
bicara, mencelanya dan mengandung memuji diri, membersihkan diri dengan
anggapan orang tambah pintar dan banyak ilmunya dan itu mengeruhkan mata
pencaharian sebab kamu tidaklah berdebat dengan orang bodoh kecuali ia akan
menyakitimu, jangan berdebat dengan orang yang lembek (telat dalam bertindak)
maka ia akan membencimu, dan menaruh dendam kepadamu.
قال صلى الله عليه وسلم: (من ترك المراء وهو مبطل بنى الله له بيتا في ربض الجنة، ومن ترك المراء وهو محق بنى الله له بيتا في أعلى الجنة).
Artinya Nabi saw bersabda “ Barang siapa meninggalkan permusuhan
dan perdebatan sedang ia salah maka Allah membangunkan rumah disekeliling
surga, dan barang siapa meninggalkan permusuhan dan perdebatan sedangkan ia
orang yang benar maka dibangunkan untuknya rumah di surga bagian
atas. Sebaiknya janganlah kamu tertipu syetan, ia berkata
kepada-mu“Tampakkanlah kebenaran dan janganlah lemah menampakkan kebenaran”
sebab syetan selamanya menarik orang bodoh kepada kejelekan dengan sesuatu yang
kelihatannya baik dan janganlah banyak menertawakan karena syetan maka akan
menghinamu, oleh sebab itu menampakkan kebenaran itu baik terhadap orang yang
menerima kebenaran darimu, dan itu dengan jalan nasehat yang samar bukan dengan
jalan debat, dalam nasehat ada sifat dan tinkahnya seperti dengan ucapan halus
dan ditempat yang sunyi, dan nasehat butuh terhadap cara yang halus, jika
tidak, maka akan menjadi Fadihah (mempermalukan) dan ini akan menimbulkan
banyak kerusakannya daripada kebaikannya. Ketahuilah sesungguhnya perdebatan
itu penyebab mendapat kebencian dari Allah dan makhluknya.
5.
Menganggap
bahwa dirinya bersih.
قال الله تعالى: (فَلا تُزَكُّوا أَنْفُسَكُمْ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنِ اتَّقَى)
Allah swt berfirman “ Maka janganlah kalian menamakan diri kalian
itu orang bersih, Allah lebih mengetahui terhadap orang yang bertaqwa”.
Sebagian ahli Hikmah ditanya : apakah kebenaran yang jelek? Ahli
hikmah menjawab Seseorang memuji dirinya, maka takutlah melakukan itu sebab itu
bisa mengurangi derajatmu di hadapan manusia dan akan mendapat kebencian dari
Allah swt. Jika kamu ingin mengetahui kejelekan memuji dirimu itu mengurangi
derajat maka lihatlah temanmu jika ia memuji dirinya dengan keutamaan, harta
atau pangkat bagaimana perasaan hatimu menolaknya dan merasa berat menerimanya
dan bagaimana kamu mencelanya ketika kamu berpisah dengannya oleh sebab itu
ketahuilah ketika kamu memuji dirimu juga mereka pasti akan mencela dirimu
dalam hatinya dan akan mencela dengan lidahnya kepada orang lain ketika berpisah
dengannya.
6.
Melaknati
seseorang (laknat adalah menjauhkan seseorang dari Allah).
Janganlah melaknati sesuatu dari makhluk Allah baik hewan makanan
atau manusia dengan ainnya. Adapun melaknat sifat yang umum seperti semoga
Allah melaknati orang-orang yang berbuat dzolim atau semoga Allah melaknati
orang-orang nasroni atau yahudi maka boleh. Janganlah mengatakan seseorang dari
ahli qiblat dengan orang musyrik atau kafir atau munafiq sebab yang mengetahui
hatinya adalah Allah maka janganlah masuk antara Allah dan Hambanya, ketahuilah
sesungguhnya kamu pada hari qiyamat nanti tidak akan ditanya kenapa kamu tidak
melaknati si anu? Kenapa kamu diam? Bahkan jika kamu tidak melaknati iblis
seumur hidupmu maka tidak akan dituntut nanti hari qiyamat, tapi jika kamu melaknati
seseorang dari makhluk Allah maka kamu akan dituntut, dan janganlah mencela
sesuatu dari makhluk Allah. Rosulullah ketika makanan itu suka maka memakannya
dan ketika tidak suka maka tidak memakannya. Sebagaimana hadits :
كان النبي صلى الله عليه وسلم لا يذم الطعام الردىء قط، بل كان إذا اشتهى شيئا أكله وإلا تركه.
“Rosulullah tidak pernah mencela makanan yang jelek tapi ketika
Nabi suka pada makanan itu maka memakannya dan ketika tidak suka maka tidak
memakannya”.
7.
Mendoakan
jelek kepada makhluk Allah
Kita harap menjaga lidah kita dari mendoakan jelek kepada salah
satu makhluk Allah, walaupun ia menyakiti kita, maka serahkanlah
permasalahannya kepada Allah dalam hadits.
في الحديث: (إن المظلوم ليدعو على ظالمه حتى يكافئه ثم يبقى للظالم فضل عنده يطالب به يوم القيامة).
Dalam Hadits “Sesungguhnya madzlum (orang yang teraniaya) saat
mendoakan kerusakan kepada orang yang berbuat dzolimnya, hingga Allah membalas
dengan yang sebanding dengan kedzolimannya kemudian ada sisa bagi orang dzolim
sebuah lebihan di sisinya maka orang yang mendoakan akan dituntut pada hari
qiyamat”.
8.
Bergurau,
menghina, dan mengejek manusia.
Kita harap menjaga lidah kita dari Bergurau, menghina, dan mengejek
manusia sesungguhnya itu bisa menghilangkan ma-alwajhi (sinar wajah) dan menghilangkan
kewibawaan, menarik keresahan, menyakiti hati teman-temannya, ini adalah
permulaan terjadinya permusuhan, kemarahan, terpotongnya persahabatan, dan
menimbulkan dendam dihati, oleh sebab itu kita tidak boleh bergurau dengan
seseorang dan berpalinglah dari gurawan dan masuklah kepada obrolan atau cerita
yang lain, dan kita harap menjadi orang yang ketika menemui gurawan yang saling
menjelek-jelekkan maka kita memerintah dengan baik dan mencegah kemunkaran, ini
semua adalah kumpulan bahaya-bahaya lidah, maka tidak ada yang bisa menolong
lidah kita dari itu semua kecuali Uzlah (menyendiri), atau selalu diam kecuali
ada keperluan saja, maka sahabat Abu Bakar selalu menaruh batu dimulutnya agar
bisa mencegah lidah tidak bicara, kecuali ada keperluan yang sangat, dan
berisyarah ke lidahnya terus berkata” inilah yang bisa mendatangkan bahaya,
maka kita harap menjaga lidah kita dengan sekuat tenaga sebab lidah adalah
penyebab terkuat terjadinya kerusakan baik di dunia maupun akhirat.
4.
Perut
Kita harus menjaga perut dari hal yang syubhat dan haram, dan
berjuanglah mencari yang halal jika sudah mendapatkannya maka jangan sampai
kenyang, sebab kenyang akan menjadikan keras hati, dan merusak otak, merusak
hafalan, menjadikan badan berat untuk beribadah, menguatkan syahwat, dan
menolong bala tentara syetan, Kenyang dari hal yang halal itu permulaan segala
kejelekan, maka bagaimana kenyang dari hal yang haram? Mencari halal itu
hukumnya wajib atas setiap orang islam dan ibadah beserta makanan yang haram
itu laksana bangunan diatas telepong. Jika kamu menerima dalam setahun dengan
baju yang kasar dan dalam sehari semalam menerima dengan memakan roti yang
jelek (sebab makanan orang arab dan sekitarnya roti), dan tidak enek-enakan
dengan lauk yang enak dan lezat, maka itu tidak akan melemahkanmu dengan apa
yang menjadi kecukupanmu, perkara halal itu banyak sekali, dan kita tidak harus
meneliti dengan jelas dalamnya suatu makanan tentang halal dan haramnya tapi
cukup menjaga dari yang kamu tahu bahwa ini haram atau menyangka itu haram maka
hasil alamat yang jelas yang dibarengi dengan harta, adapun yang telah
diketahui halal dan haramnya maka sudah jelas, adapun yang masih dalam
prasangka ke haramannya dengan adanya tanda-tanda adalah harta sultan dan para
pekerjanya dan hartanya orang yang tidak kasab (usaha mencari uang) kecuali
dengan menangis dengan teriak-teriak didepan mayit, atau menjual arak atau riba
memainkan seruling, dan lain-lain dari alat allahwi jika kita mengetahui bahwa
seseorang itu kebanyakan hartanya itu haram maka kita jangan mengambilnya dari
tangannya, walaupun mungkin saja hartanya itu halal, maka tetap itu haram,
sebab yang dimenangkan adalah prasangka. Termasuk haram murni lagi adalah
sesuatu yang diambil dari waqaf selain yang disyaratkan orang yang memberi
waqaf. Kami (imam Ghozali) telah menerangkan tentang halal syubhat dan haram
dalam bab khusus dalam kitab Ihya Ulumiddin maka sebaiknya kita mempelajarinya
sebab mempelajari halal yang mencari halal itu hukumnya wajib atas setiap orang
islam seperti sholat lima waktu.(Al-Ghozali, Bidayatul Hidayah : 72)
5.
Farji
Kita harap menjaga farji (kemaluan) dari hal-hal yang diharamkan
Allah dan menjadi orang yang seperi dalam alqur’an :
(وَالذَينَ هُمْ لِفُرُوْجِهِمْ حَافِظُوْنَ، إِلاَّعَلَى أَزْوَاجِهِمْ أَوْمَامَلَكَتْ أَيْمَانُهُمْ فَإِنَّهُمْ غَيْرُ مَلُوْمِيْنَ).
Dan orang-orang yang menjaga farji-farjinya kecuali kepada
isteri-isterinya atau budaknya).
Dan menjaga farji itu bisa sempurna dengan menjaga matanya dari
melihat terhadap hal yang dilarang, menjaga hati dari mengangan-angan keindahan
yang ia inginkan, menjaga perut dari syubhat dan kenyang, maka semua ini akan
menggerakkan syahwat.
6.
Kedua
tangan
Kita harap menjaga kedua tangan kita dari memukul orang islam
dengan kedua tangannya. Atau mendapatkan harta haram, atau menyakiti salah satu
dari makhluk Allah, atau khiyanat terhadap amanat atau titipan, atau menulis
sesuatu yang tidak boleh mengucapkannya, sebab pena itu salah satu lidah maka
kita harap menjaga tangan kita dari hal yang lisan wajib menjaganya.
7.
Kedua
Kaki
Kita harus menjaga kedua kaki dari berjalan menuju hal yang haram
atau berjalan menuju pintun sultan yang dzolim sebab mendatangi sultan dzolim
tanpa darurat itu termasuk dosa besar, sebab itu termasuk merendahkan diri dan
memulyakan mereka atas kedzolimannya, dan Allah memerintah agar berpaling dari
kedzolimannya.
(وَلا تَركَنوا إِلى الَّذينَ ظَلَموا فَتَمَسَكُم النار)
“Janganlah kamu condong dan merasa tenang kepada orang-orang yang
berbuat dzolim, maka kamu akan terkena api neraka”.
Dengan kita cenderung suka kepadanya itu menjadikan golongan mereka
bertambah banyak, jika mendatangi sultan dzolim itu untuk mencari hartanya maka
ia berjalan menuju hal haram. Sebagaimana hadits Nabi saw.
قال صلى الله عليه وسلم: (من تواضع لغنى صالح لغناه ذهب ثلثا دينه)
Nabi saw bersabda”Barang siapa berendah diri kepada orang kaya yang
sholeh sebab kekayaannya maka hilang dua pertiga Agamanya”
Yang dimaksud agama disini menurut kiyai Nawawi banten dalam kitab
Muroqil’ubudiyyah adalah adab yakni adab itu ada tiga adab bersama Allah, Adab
bersama Rosul, dan adab bersama seluruh manusia maka ketika kita tawadu’ kepada
orang kaya yang sholeh maka hilang dua pertiga adabnya yaitu adab bersama Allah
dan adab bersama Rosulnya.
Ini tawadu’ kepada orang kaya yang sholeh maka bagaimana jika kepada orang kaya yang dzolim? Kesimpulannya semua gerakan kita, diam kita, itu adalah nikmat dari Allah maka janganlah menggerakkan suatu anggota untuk maksiat kepada Allah tapi gunakanlah untuk taat kepada Allah.
Ini tawadu’ kepada orang kaya yang sholeh maka bagaimana jika kepada orang kaya yang dzolim? Kesimpulannya semua gerakan kita, diam kita, itu adalah nikmat dari Allah maka janganlah menggerakkan suatu anggota untuk maksiat kepada Allah tapi gunakanlah untuk taat kepada Allah.
Ketahuilah sesungguhnya jika kita telat dalam taat maka kita
semberono dalam menggunakan nikmat Allah, jika kita semangat dan giat maka akan
keluar buahnya, dan Allah tidak butuh terhadap kita dan amal kita.
قال على رضى الله عنه : من ظن أنه بدون الجهد يصل إلى الجنة فهو متمن ومن ظن انه ببذل الجهد يصل فهو متعن
Sayidina Ali berkata “Barang siapa menyangka sesungguhnya ia bisa
mendapatkan surga tanpa beramal yang giat maka ia orang yang melamun, Barang
siapa bisa mendapatkan surga dengan berusaha susah payah maka ia termasuk orang
yang mempunyai keinginan”.
Dan janganlah berkata sesungguhnya Allah maha dermawan, maha
pengasih, maha pengampun terhadap orang-orang yang maksiat, akan tetapi kita
malas-malsan dalam ibadah maka kalimat ini adalah kalimat haq yang di inginkan
oleh para ahli batal dan orang yang mengatakannya adalah kumprung (sangat bodoh
atau rusak aqalnya) sebagaimana yang disabdakan rosulullah saw.
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم حيث قال: (الكيس من دان نفسه وعمل لما بعد الموت، والأحمق من أتبع نفسه هواها، وتمنى على الله الأماني).
Rosulullah saw bersabda “Orang Cerdas adalah orang yang merendahkan
dan memaksa hawa nafsunya (yaitu nafsu Ammaroh dan nafsu Allawwamah) dan
beramal untuk kehidupan setelah mati, sedangakan orang kumprung adalah orang
yang mematuhi hawa nafsunya dan mempunyai angan-angan dari Allah pengharapan
yang besar)”.
Diantara ucapan yang batal lagi adalah “sesungguhnya Allah maha
dermawan, maha kasih sayang mampu mengalirkan ilmu ke dalam hatiku sebagaimana
Allah memberinya kepda para Nabi-Nya dan para Kekasih-Nya tanpa usaha yang
sungguh-sungguh dan belajar yang giat, itu sama saja seperti orang yang ingin
harta akan tetapi tidak mau usaha bertani atau berdagang atau kasab lainnya,
dan berkata sesungguhnya Allah maha dermawan lagi kasih sayang dan Allah
mempunyai gudang kekayaan di langit dan bumi dan Allah mampu memperlihatkan
gudang itu kepadaku hingga aku menjadi kaya, dan orang lain ada yang
mendapatkan itu, jika kita mendapatkan orang yang semacam itu maka anggap saja
mereka itu orang kumprung, begitu juga jika kita mencari ampunan Allah tanpa
beramal maka akan ditertawakan oleh para ahli agama sebab Allah berfirman dalam
Al-Quran.
والله وتعالى يقول: (وَأَن لَيسَ لِلإِنسان إِلَّا مَا سَعَى)،
“Dan sesungguhnya manusia tidak
mendapat apa-apa kecuali apa yang ia kerjakan”.
ويقول: (إِنَما تُجزونَ ما كُنتُم تَعملون)
“Kalian akan dibalas apa-apa yang
kalian lakukan”.
ويقول (إنّ الأَبرارَ لَفي نَعيم، وَإنّ الفُجارَ لَفى جَحيم).
“Sesungguhnya
Orang-orang baik itu akan berada dlm surga An-Naim, dan orang-orang yang
berbuat lacut akan masuk neraka Jahim”.
Ketika kita tidak meninggalkan usaha dalam mencari ilmu dan harta
karena mengharap kedermawanan Allah maka kita juga jangan meninggalkan bekal
untuk dikehidupan Akherat. Sebab Tuhan dunia dan Tuhan Akherat itu satu yaitu
yang Maha Dermawan lagi maha kasih sayang, dan Allah tidak akan menambahkan
kedermawanannya dengan sebab taat kita, kedermawanan Allah itu adalah Allah
memudahkan kita jalan bisa sampai ke Allah yang menjadi raja yang mempunyai
kenikmatan yang langgeng dan abadi dengan sabar atas meninggalkan syahwat
(kesenangan dunia) pada hari yang sedikit dan mendapat kemudahan ini adalah
kedermawanan terbesar, janganlah hati kita mengikuti ucapan-ucapan ahli bathol
(pemalas), dan ikutilah jejak Rosul ulil azmi dan orang-orang pandai, dan
janganlah menginginkan memanen sesuatu yang kita tidak menanamnya dan semoga
saja kita mendapat ampunan jika kita berpuasa, sholat, bersungguh-sungguh
memerangi hawa nafsu dan bertaqwa, ini semua adalah jumlah dari sesuatu yang
kita wajib menjaga anggota dzohir dan mengamalkan anggota-anggota ini adalah
tumbuhnya dari sifat hati.
Jika kita ingin bisa menjaga anggota badan kita, maka kita harus
membersihkan dan menyucikan hati kita yaitu taqwa bathin, hati adalah sebuah
gumpalan daging yang jika ia baik maka seluruh tubuh baik semua dan jika ia
rusak maka rusak seluruh tubuhnya, maka kita sebaiknya menyibukkan diri untuk
membersihkan hati kita agar seluruh anggota tubuh kita baik, dan hati bisa baik
jika hati bisa muroqobah (mendatangkan hati kepada Allah).
Sebagaimana yang dikatakan oleh sebagian ulama “Yang bisa memperbaiki hati itu lima hal :
Sebagaimana yang dikatakan oleh sebagian ulama “Yang bisa memperbaiki hati itu lima hal :
1.
Banyak
lapar (puasa).
2.
Membaca
Al-Quran dengan meng-angan-angan maknanya.
3.
Tadlorru’
(merendahkan diri di hadapan Allah) ketika waktu sahur,
4.
Sholat
di malam hari,
5.
Berteman
orang sholeh”
0 komentar:
Posting Komentar