MAKSIAT-MAKSIAT
HATI
Sifat-sifat tercela yang ada di dalam hati itu banyak sekali,
adapun jalan untuk membersihkannya itu panjang sekali dan jalan untuk
menyembuhkannya itu sulit, dan tentang mengobati dan memperbaiki itu semua
sudah diterangkan dengan jelas dalam kitab Ihya Ulumiddin karangan Imam
Ghozali. Akan tetapi hati-hatilah terhadap sifat yang sangat merusak dan ini
termasuk bibit kejelekan yaitu hasud (iri hati), riya (beramal karena manusia),
dan Ujub (menganggap dirinya hebat). Maka kita harus bersungguh-sungguh membersihkan
hati kita dari sifat-sifat itu.
قال صلى الله عليه وسلم: (ثلاث مهلكات: شح مطاع، وهوى متبع، وإعجاب المرء بنفسه).
Nabi saw bersabda : tiga hal akan merusak yaitu pelit yang terlalu yang dipatuhi, hawa nafsu yang di taati, dan merasa dirinya hebat.
Hasud (iri hati)
Hasud itu cabang dari asy-syukh (pelit yang sangat), sebab orang
yang pelit itu pelit terhadap apa yang ia miliki terhadap orang lain, sedang
Asy syakhih adalah orang yang pelit dengan nikmat Allah yang berada dalam
kekuasaan Allah bukan dalam kekuasaannya atas orang lain.
Hasud adalah orang yang merasa berat ketika orang lain mendapatkan
nikmat dari Allah baik berupa ilmu atau harta atau dicintai orang banyak atau
bagian-bagian baik lainnya hingga merasa senang terlepasnya nikmat tersebut dari
orang itu walaupun ia tidak akan mendapatkan sesuatu dari hilangnya nikmat
tersebut. Maka ini adalah perbuatan yang paling jelek. Sebab Nabi saw bersabda
قال النبي صلى الله عليه وسلم: (الحسد يأكل الحسنات كما تأكل النارالحطب).
Nabi saw bersabda “ Hasud itu memakan kebaikan sebagaimana Api
memakan kayu bakar”.
Hasud itu orang yang terkena siksa dan ia selamanya selalu dalam
siksaan di dunia dan akherat sampai mati dan siksa akherat lebih berat dan
lebih besar. Akan tetapi seseorang tidak akan samapi kepada haqiqat iman selagi
ia tidak mencintai orang lain seperti mencintai dirinya, sebaiknya saling
bersama-sama dalam suka dan duka sebab orang islam semuanya itu seperti
bangunan yang satu, orang yang satu menguatkan kepada yang lainnya atau seperti
satu badan jika salah satu anggota badan sakit maka sakit seluruh badannya.
Jika dari hati kita tidak menemukan rasa cinta maka mementingkan agar tidak
membuat kerusakan, itu lebih utama dari pada melakukan tambahan fardu atau
sunnah dan ilmu permusuhan. (Al-Ghozali, 77) menurut Ibnu Baththol “cinta itu
ada tiga bagian : 1. Cinta Ijlal dan Ta’dzim (cinta yang karena mengagungkan)
yaitu cinta kepada orang tua, 2. cinta Syufqoh dan Rohmah (kasih sayang) yaitu
cinta kepada anak. 3. cinta istihsan (cinta menganggap baik) yaitu cinta kepada
seluruh manusia.
Hasud itu menggerakkan lima hal :
1.
Rusaknya
semangat ta’at kepada Allah swt.
2.
Melakukan
maksiat dan kejelekan.
3.
Rasa
cape dan mendapat kesusahan.
4.
Butanya
hati nurani.
5.
Terhalang
dan tidak akan mendapatkan apa yang diharapkannya. (Al-Bantani, Muroqil
Ubudiyyah: 77).
Riya
Riya itu termasuk Syirik Khofi, riya adalah mencari tempat tinggi
di hati para manusia agar mendapat pangkat dan keagungan. Cinta pengkat
itu menuruti hawa nafsu dan kebanyakan orang rusak dengan ini, orang yang
banyak ilmunya, banyak ibadahnya dan yang membangkitkannya adalah agar di lihat
oleh orang-orang maka itu bisa melebur amal sebagaimana dalam hadits Nabi saw
sesungguhnya orang yang mati di medan perang pada hari qiyamat di masukkan ke
neraka terus ia berkata wahai Tuhanku aku mati di medan perang membela agamamu?
Allah menjawab kamu berperang itu bukan membela agamaku tapi agar kamu
dikatakan orang-orang sebagai orang hebat dan pemberani dan kamu telah
mendapatkannya, dan semacam ini dikatakan juga kepada orang Alim, haji dan
hafidz al Quran yang berbuat riya. (Al Ghozali, Bidayatul Hidayah: 78). Riya
itu banyak sekali macamnya dan dikumpulkan dalam lima macam yaitu :
1.
Riya
dalam beragama dengan badan seperti badan ceking, agar dikatakan orang banyak
puasa atau sedikit makan, atau badan terlihat kuning loyo agar terlihat oleh
orang bahwa ia banyak begadang ibadah di malam hari, atau badan semrawut agar
kelihatan ia banyak susah memikirkan dalam agama.
2.
Riya
dalam tingkah laku dan pakaian seperti menundukkan kepala saat berjalan, lamban
dalam bergerak, menampakkan bekas sujud, memakai pakaian yang tambalan, memakai
pakaian yang kotor.
3.
Riya
dengan ucapan seperti bekata dengan kata-kata hikmah, banyak dzikir di hadapan
manusia, amar am’ruf nahi mungkar dihadapan manusia, menampakkan kemarahan
terhadap kemungkaran di hadapan manusia, dan menampakkan kegelisahan terhadap
orang-orang yang maksiat, menampakkan suara lemah saat bicara, membaca al-quran
dengan suara merintih di hadapan orang agar terlihat takut kepada Allah, dan
sedih.
4.
Riya
dengan Perbuatan seperti ketika sholat lama dalam berdiri, ruku dan sujud,
tidak menoleh dan menampakkan kelihatannya tenang, menyempurnakan kedua kaki
dan kedua tangan juga dalam puasa, haji, sedekah dan memberi makanan.
5.
Riya
terhadap teman-teman, para pengunjung, teman kumpulan seperti mengunjungi orang
alaim, ahli ibadah atau penguasa atau raja dan sebawahnya atau pekerja sultan
agar dikatakan ia mengambil berkah dari mereka sebab ia mempunyai derajat
tinggi dalam agama, dan banyak menuturkan para syekh agar dianggap bahwa ia
banyak bertemu para syekh dan mengambil ilmu dari mereka dan membanggakan
syekh-syekh itu. (Al-Bantani, Muroqil Ubudiyyah: 78).
UJUB
SOMBONG DAN MERASA BESAR
Ujub, sombong, dan merasa dirinya besar itu adalah penyakit yang
sulit, yaitu melihat dirinya itu besar dan agung sedangkan melihat orang lain
dengan mata rendah dan hina, dan bentuk buahnya adalah mengatakan
sayalah…sayalah sebagaimana yang diucapkan iblis saya lebih baik daripada Adam,
aku diciptakan dari api sedangkan ia dari tanah. Dan buahnya di dalam majlis
ingin lebih di dahulukan di tinggikan dan mencari paling depan, dalam
omong-omongan ia omongannya tidak mau ditentang.
Orang sombong adalah orang yang jika di nasehati menolaknya, jika
menasehati maka bicara dengan keras dan jika ada yang tidak sesuai dengannya
maka marah, jika mengajarkan ilmu maka tidak kasih sayang terhadap muridnya
merendahkannya membentak-bentaknya melihat kepada orang umum seperti melihat
keledai yaitu menganggapnya bodoh dan hina.
Maka setiap orang yang memandang bahwa dirinya itu lebih baik dari orang lain itu termasuk orang sombong. Tapi sebaiknya kita mengetahui sesungguhnya orang yang lebih baik adalah orang yang lebih baik di hadapan Allah di Akherat, dan itu adalah Ghoib (tidak diketahui), dan masalah itu digantungkan pada ahir hidupnya atau matinya, jika kita berkeyaqinan dalam hatinya bahwa kita lebih baik dari orang lain maka itu termasuk kebodohan murni, tapi sebaiknya janganlah memandang orang kecuali kita melihat sesungguhnya ia lebih baik dari kita, dan sesungguhnya ia lebih utama dari pada kita, jika kita melihat yang lebih kecil maka kita menganggap bahwa ia tidak pernah maksiat sedangkan kita melakukannya, maka janganlah ragu sesungguhnya ia lebih baik dari kita, jika kita melihat orang yang lebih besar maka kita menganggap bahwa ia lebih dahulu melakukan ibadah, maka tidaklah ragu sesungguhnya ia lebih baik dariku, jika memandang orang yang alim maka kita menganggap bahwa ia diberi sesuatu yang aku tidak mempunyainya dan ia telah sampai apa yang aku belum sampai, dan ia mengetahui yang aku tidak tahu, bagaimana aku bisa menyamainya, jika kita memandang orang bodoh maka kita menganggap bahwa ia maksiat kepada Allah tapi tidak tahu bahwa itu maksiat akan tetapi kita melakukan maksiat tapi mengetahui bahwa itu maksiat maka pertanyaan Allah kepada kita akan lebih berat, dan kita tidak tahu bagaimana akhir umur kita dan akhir umur dia? Walaupun kepada orang kafir kan kita tidak tahu mungkin saja ia masuk islam dan mati dalam keadaan islam dengan melakukan amal yang baik, dan seluruh dosanya lepas dengan sebab masuk islam sebagaimana terlepasnya rambut dari adonan, sedangkan kita mungkin saja Allah meyesatkan kita dan masuk kafir terus mati tidak membawa iman Na-udzu billah, kami berlindung kepada Allah semoga Allah menjaga Iman kita semua dan mati dalam keadaan mati Islam dan membawa Iman. Maka dia (orang kafir yang masuk islam) termasuk orang yang dekat dengan Allah sedangkan kita termasuk orang yang jauh.
Maka setiap orang yang memandang bahwa dirinya itu lebih baik dari orang lain itu termasuk orang sombong. Tapi sebaiknya kita mengetahui sesungguhnya orang yang lebih baik adalah orang yang lebih baik di hadapan Allah di Akherat, dan itu adalah Ghoib (tidak diketahui), dan masalah itu digantungkan pada ahir hidupnya atau matinya, jika kita berkeyaqinan dalam hatinya bahwa kita lebih baik dari orang lain maka itu termasuk kebodohan murni, tapi sebaiknya janganlah memandang orang kecuali kita melihat sesungguhnya ia lebih baik dari kita, dan sesungguhnya ia lebih utama dari pada kita, jika kita melihat yang lebih kecil maka kita menganggap bahwa ia tidak pernah maksiat sedangkan kita melakukannya, maka janganlah ragu sesungguhnya ia lebih baik dari kita, jika kita melihat orang yang lebih besar maka kita menganggap bahwa ia lebih dahulu melakukan ibadah, maka tidaklah ragu sesungguhnya ia lebih baik dariku, jika memandang orang yang alim maka kita menganggap bahwa ia diberi sesuatu yang aku tidak mempunyainya dan ia telah sampai apa yang aku belum sampai, dan ia mengetahui yang aku tidak tahu, bagaimana aku bisa menyamainya, jika kita memandang orang bodoh maka kita menganggap bahwa ia maksiat kepada Allah tapi tidak tahu bahwa itu maksiat akan tetapi kita melakukan maksiat tapi mengetahui bahwa itu maksiat maka pertanyaan Allah kepada kita akan lebih berat, dan kita tidak tahu bagaimana akhir umur kita dan akhir umur dia? Walaupun kepada orang kafir kan kita tidak tahu mungkin saja ia masuk islam dan mati dalam keadaan islam dengan melakukan amal yang baik, dan seluruh dosanya lepas dengan sebab masuk islam sebagaimana terlepasnya rambut dari adonan, sedangkan kita mungkin saja Allah meyesatkan kita dan masuk kafir terus mati tidak membawa iman Na-udzu billah, kami berlindung kepada Allah semoga Allah menjaga Iman kita semua dan mati dalam keadaan mati Islam dan membawa Iman. Maka dia (orang kafir yang masuk islam) termasuk orang yang dekat dengan Allah sedangkan kita termasuk orang yang jauh.
Oleh sebab itu janganlah kita merasa besar kecuali jika kita
mengetahui bahwa orang yang besar adalah orang yang besar menurut Allah dan itu
diketahuinya pada ahir umurnya dengan mati khusul khotimah, dan itu masih
diragukan, maka dengan kita menyibukkan diri berusaha bisa mati khusnul
khotimah itu bisa menghilangkan merasa besar atau sombong kepada makhluk
lainnya, keyaqinan kita dan iman kita sekarang ini bisa saja tergoyahkan nanti
diakhir umurnya, sebab Allah yang membolak balikkan hati yang memberi petunjuk
kepada orang yang Allah sukai dan menyesatkan yang Allah sukai, semoga kita
semua termasuk orang yang mendapat petunjuk dari Allah amin.
KUMPULAN
HADITS TENTANG MAKSIAT-MAKSIAT HATI
Hadits tentang hasud sombong riya dan ujub itu banyak sekli dan
cukup kita memegang satu hadits ini yang diriwayatkan oleh ibnu Mubarok. dari
seseorang yang ia bertanya kepada Sahabat Muadz “ wahai Muadz ceritakan
kepadaku sebuah hadits yang engkau mendengarnya dari Rosulullah saw, muadaz menjawabnya
dengan menangis sehingga ia tidak mau berhenti kemudian diam lantas berkata Duh
aku rindu seklai sama Rosulullah saw dan ingin sekali bertemu dengannya
kemudian berkata saya mendengar Rosul saw bersabda “ Wahai Muadz saya
menceritakan satu hadits yang jika kamu menghafalnya maka akan bermanfaat di
sisi Allah jika kamu menyia-nyiakannya dan tidak menghafalnya maka kamu tidak
akan bisa menjawab di hadapan Allah pada hari qiyamat, wahai Muadz sesungguhnya
Allah menciptakan tujuh malaikat sebelum menciptakan langit dan bumi, maka
Allah menjadikan setiap satu pintu langit dijaga oleh satu malaikat, maka
ketika malaikat Hafadzoh (pembawa catatan amal manusia) datang membawa catatan
amal manusia dari pagi sampai sore dan ia mempunyai cahaya seperti cahaya matahari
hingga naik sampai langit dunia dan malaikat hafadzoh memujinya dan menganggap
amalnya banyak, setelah diperiksa oleh malaikat penjaga langit itu, malaikat
penjaga langit berkata kepada malaikat hafadzoh pukulkan catatan amal ini ke
wajah pemiliknya, saya adalah malaikat pemeriksa Ghibah, Allah memerintah aku
untuk menjegal amalnya orang yang berbuat ghibah yang melewati pintu langit
pertama, kemudian malaikat hafadzoh membawa amal sholeh hamba-hamba Allah
hingga sampai ke malaikat penjaga langit kedua kemudian malaikat penjaga
menghentikan malaikat hafadzoh dan memerintah malaikat hafadzoh untuk
memukulkan buku catatan amal ini kepada pemiliknya, sebab di catatan amalnya
ada cinta dunianya, Allah memerintahku agar menjegal orang yang merasa besar dihadapan
manusia.
فقد روى ابن المبارك بإسناده عن رجل أنه قال لمعاذ: يا معاذ حدثني حديثا سمعته من رسول الله صلى الله عليه وسلم، قال: (فبكى معاذ حتى ظننت أنه لا يسكت، ثم سكت، ثم قال: واشوقاه إلى رسول الله صلى الله عليه وسلم وإلى لقائه، ثم قال: سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول لي: (يا معاذ، إني محدثك بحديث إن أنت حفظته نفعك عندالله، وإن ضيعته ولم تحفظه انقطعت حجتك عند الله تعالى يوم القيامة يا معاذ إن الله تبارك وتعالى خلق سبعة أملاك قبل أن يخلق السموات والأرض، فجعل لكل سماء من السبع ملكا بوابا عليها، فتصعد الحفظة بعمل العبد من حين يصبح إلى حين يمسي، له نور كنور الشمس، حتى إذا صعدت به إلى السماء الدنيا زكته وكثرته، فيقول الملك الموكل بها للحفظة: اضربوا بهذا العمل وجه صاحبه، أنا صاحب الغيبة، أمرني ربي ألا أدع عمل من اغتاب الناس يجاوزني إلى غيري، قال: ثم تأتي الحفظة بعمل صالح من أعمال العبد له نور فتزكيه وتكثره حتى تبلغ به إلى السماء الثانية، فيقول لهم الملك الموكل بها: قفوا، واضربوا بهذا العمل وجه صاحبه، إنه أرا بعمله عرض الدنيا، أنا ملك الفخر، أمرني ربي ألا أدع عمله يجاوزني إلى غيري، إنه كان يفتخر على الناس في مجالسهم،
Nabi bersabda “ Malaikat Hafadzoh membawa amal para hamba yang
sinarnya berkilawan yang keluar dari sedekah, sholat dan puasa dan malaikat
hafadzoh benar-benar heran setelah melewati langit ke tiga di berhentikan oleh
penjaga langit ke tiga untuk memeriksa amalnya setelah di periksa pukulkanlah
catatan amal ini kepada wajah pemiliknya sebab saya adalah malaikat pemeriksa
sombong dan aku diperintah untuk menjegal amal hamba yang terdapat sifat
sombongnya, sebab ia sombong atas manusia yang lain di dalam majlisnya,
قال: وتصعد الحفظة بعمل العبد يبتهج نورا، من صدقة وصلاة وصيام، قد أعجب الحفظة، فيجاوزون به إلى السماء الثالثة، فيقول لهم الملك الموكل بها: قفوا، واضربوا بهذا العمل وجه صاحبه، أنا ملك الكبر، أمرني ربي ألا أدع عمله يجاوزني إلى غيري؛ إنه كان يتكبرى على الناس في مجالسهم،
Nabi bersabda” Malaikat Hafadzoh membawa amal hamba dan amal itu
indah sekali sebagaimana indahnya bintang-bintang yang bersinar, dan diiringi
suara dengungan dari tasbih, sholat, puasa haji dan umroh hingga melewati langit
ke empat ketika melewati langit ke empat penjaganya memberhentikannya dan
memeriksa catatan amal tersebut setelah memeriksanya pukulkanlah catatan ini
kepada wajah pemiliknya, punggungnya dan perutnya sebab saya adalah malaikat
pemeriksa Ujub Allah memerintahku agar menjegal catatan amal yang terdapat
sifat ujub”,
قال: وتصعد الحفظة بعمل العبد يزهو كما يزهو الكوكب الدري وله دوي من تسبيح وصلاة وصيام وحج وعمرة، حتى يجاوزا به إلى السماء الرابعة، فيقول لهم الملك الموكل بها: قفوا، واضربوا بهذا العمل وجه صاحبه وظهره وبطنه، أنا صاحب العجب، أمرني ربي ألا أدع عمله يجاوزني إلى غيري؛ إنه كان إذا عمل عملا أدخل العجب فيه،
Nabi bersabda “ Malaikat hafadzoh membawa amal hingga sampai ke
langit ke lima seolah-olah ia pengantin lantas diberhentikan oleh malaikat
penjaga langit ke lima dan setelah memeriksanya pukulkanlah ke wajah pemiliknya
dan taruhlah di punggungnya, saya adalah malaikat pemeriksa hasud, sesungguhnya
ia hasud kepada orang yang belajar dan beramal seperti amalnya, dan hasud
kepada orang yang melakukan keutamaan dari ibadah, Allah memerintah saya agar
menjegal amal yang ada sifat hasudnya,
قال: وتصعد الحفظة بعمل العبد حتى يجاوزا به إلى السماء الخامسة كأنه العروس المزفوفة إلى بعلها، فيقول الملك الموكل بها: قفوا واضربوا بهذا العمل وجه صاحبه، واحملوه على عاتقه، أنا ملك الحسد، إنه كان يحسد من يتعلم ويعمل بمثل عمله، وكل من كان يأخذ فضلا من العبادة كان يحسدهم، ويقع فيهم، أمرني ربي ألا أدع عمله يجاوزني إلى غيري.
Nabi bersabda “ Malaikat hafadzoh membawa amal hamba dan ia
mempunyai cahaya dari sholat, zakat, haji dan umroh, jihad dan puasa seperti
sinar matahari, hingga sampai ke langit ke enem, sesampainya disitu malaikat
penjaga langit ke enam memberhentikannya lantas memeriksa catatan amalnya terus
berkata pukulknlah catatan amal ini ke wajah pemiliknya sesungguhnya ia tidak
kasih sayang kepada manusia yang terkena musibah atau sakit bahkan ia merasa
senang, saya adalah malaikat Rohmat, Allah memerintahku agar menjegal amal
hamba yang tidak kasih sayang kepada sesamanya yang melewati pintu ini.
قال: وتصعد الحفظة بعمل العبد له ضوء كضوء الشمس، من صلاة وزكاة وحج وعمرة وجهاد وصيام، فيجاوزون به إلى السماء السادسة، فيقول لهم الملك الموكل بها: قفوا واضربوا بهذا العمل وجه صاحبه؛ إنه كان لا يرحم إنسانا قد من عباد الله أصابه بلاء أو مرض، بل كان يشمت به، أنا ملك الرحمة، أمرني ربي ألا أدع عمله يجاوزني إلى غيري،
Nabi bersabda” Malaikat Hafadzoh naik membawa amal hamba berupa
puasa, sholat, memberi nafkah, berperang di jalan Allah, dan waro’ dan ia
mempunyai dengungan seperti dengungan tawon dan bersinar seperti sinarnya
matahari dan diiring oleh tiga ribu malaikat dan sampai ke langit ke tujuh,
sesampainya disitu diberhentikan oleh malaikat penjaganya, terus memeriksanya
lantas berkata pukulkanlah ke wajah pemiliknya dan ke anggota tubuhnya dan
kunci ke dalam hatinya, saya shohibudz dzikri (pemeriksa amal dzikir) dan saya
menghalangi sampai kepada Allah setiap amal yang tidak karena Allah, sebab ia
beramal bukan karena Allah akan tetapi ingin di anggap tinggi di hadapan para
ahli fiqih, mashur di kalangan ulama, dan mendapat sebutan baik di segala
penjuru kota, Allah memerintahku agar menjegal amal yang tidak karena Allah
atau Riya dan Allah tidak menerima amalnya orang yang riya.
قال: وتصعد الحفظة بعمل العبد من صوم وصلاة ونفقة وجهاد وورع، له دوي كدوى النحل، وضوء كضوء الشمس، ومعه ثلاثة آلاف ملك، فيجاوزون به إلى السماء السابعة، فيقول لهم الملك الموكل بها: قفوا، واضربوا بهذا العمل وجه صاحبه، واضربوا جوارحه واقفلوا به على قلبه، أنا صاحب الذكر، فإني أحجب عن ربي كل عمل لم يرد به وجه ربي؛ إنه إنما أراد بعمله غير الله تعالى، إنه أراد به رفعة عند الفقهاء، وذكرا عند العلماء، وصيتا في المدائن، أمرني ربي ألا أدع عمله يجاوزني إلى غيري وكل عمل لم يكن لله تعالى خالصا فهو رياء، ولا يقبل الله عمل المرائي..
Nabi Muhammad saw bersabda” Malaikat Hafadzoh membawa amal hamba
berupa sholat zakat puasa haji, umroh berakhlak baik, diam, dan dzikir kepada
Allah dengan diiring oleh para malaikat tujuh hingga bisa melewati semua
malaikat penjaga langit, hingga sampai ke Allah, dan berdiri di hadapannya dan
semuanya menyaksikan bahwa ia melakukan Amal sholeh ikhlas karena Allah, terus
Allah berfirman “ Kalian telah memeriksa amal hamba-Ku, dan Aku melihat
dihatinya sesungguhnya amalnya ini bukan karena Aku, Ibadahnya bukan karena
Aku, maka ia mendapat laknat-Ku dan para malikat yang dihadapannya semuanya
berkata ia mendapat laknat Mu dan laknat kami, lantas seluruh malaikat yang ada
di langit sampai tujuh lapispun ikut melaknatinya, kemudian sahabat Muadz
menangis dan menyaringkan suara tangisannya dengan kencang sekali,
قال: وتصعد الحفظة بعمل العبد من صلاة وزكاة وصيام وحج وعمرة وخلق حسن وصمت وذكر الله تعالى، فتشيعه ملائكة السموات السبع حتى يقطعوا به الحجب كلها إلى الله تعالى، فيقفون بين يديه، ويشهدون له بالعمل الصالح المخلص لله تعالى، فيقول الله تعالى: أنتم الحفظة على عمل عبدي، وأنا الرقيب على ما في قلبه؛ إنه لم يردني بهذا العمل، وإنما أراد به غيري، فعليه لعنتي، فتقول الملائكة كلها: عليه لعنتك ولعنتنا، فتلعنه السموات السبع ومن فيهن) ثم بكى معاذ، وانتحب انتحابا شديدا،
Sahabat Muadz berkata Saya bertanya “wahai Rosulullah saw Engkau
adalah Rosulullah sedangkan saya Muadz bagaimana saya bisa selamat dan aman
dari Ghibah, merasa besar, sombong, Ujub, hasud, sum’ah dan riya? Nabi Menjawab
“wahai Muadz ikutilah jejakku dengan yaqin, jika amalmu sedikit maka jagalah
lidahmu dari ghibah terhadap teman-temanmu khususnya yang hafal al-qur’an,
bawalah dosa-dosamu diatas pundakmu jangan membawakannya diatas pundak
teman-temanmu, jangan membersihkan dirinya dengan mencela orang lain, jangan
meninggikan atau membesarkan dirinya dengan merendahkan orang lain, jangan
memasukkan amal dunia ke dalam amal akherat, jangan berbuat riya dengan amalmu,
jangan sombong di majlismu supaya tidak menyakiti orang lain dengan akhlak
jelekmu, janganlah berbisik-bisik jika ada orang lain disampingnya, jangan
merasa orang besar maka akan terhalang kebaikan dunia, jangan merobek-robek
harga diri manusia dengan lidahmu maka akan merobek-robekmu anjing neraka pada
hari qiyamat, Allah berfirman وَالناشِطاتِ نَشطا
apakah kamu tahu siapakah itu wahai muadz? Saya (Muadz) berkata siapakah dia
wahai Rosulullah ? Nabi Muhammad saw bersabda “anjing yang menyisir daging dari
tulangnya,
وقال معاذ: قلت يارسول الله أنت رسول الله وأنا معاذ، فكيف لي بالنجاة والخلاص من ذلك؟ قال: (اقتد بي وإن كان في عملك نقص، يامعاذ حافظ على لسانك من الوقيعة في إخوانك من حملة القرآن خاصة، واحمل ذنوبك عليك، ولا تحملها عليهم، ولا تزك نفسك بذمهم، ولا ترفع نفسك عليهم، ولا تدخل عمل الدنيا في عمل الآخرة، ولا تراء بعملك، ولا تتكبر في مجلسك، لكي يحذر الناس من سوء خلقك، ولا تناج رجلا وعندك آخر، ولا تتعظم على الناس فتنقطع عنك خيرات الدنيا والآخرة، ولا تمزق الناس بلسانك فتمزقك كلاب النار يوم القيامة في النار، قال الله تعالى: (وَالناشِطاتِ نَشطا)، هل تدري من هن يا معاذ؟، قلت: ما هن - بأبي أنت وأمي - يارسول الله ؟ قال: (كلاب في النار تنشط اللحم من العظم)،
Saya bertanya demi ibu dan bapak wahai Rosulullah saw siapa orang
yang kuat dari ini dan siapa yang selamat dari ini? Nabi Menjawab wahai Muadz
sesungguhnya itu mudah bagi orang yang dimudahkan Allah, dan yang bisa
mencukupi dari itu adalah kamu mencintai seluruh manusia seperti mencintai
dirimu, dan kamu membenci untuk mereka seperti apa yang kamu benci (tidak
sukai), jika kamu begitu maka akan selamat.
قلت: بأبي أنت وأمي يارسول الله ، من يطيق هذه الخصال ومن ينجو منها؟ قال: (يا معاذ إنه ليسير على من يسره الله تعالى عليه، إنما يكفيك من ذلك أن تحب للناس ما تحب لنفسك، وتكره لهم ما تكره لنفسك، فإذن أنت يامعاذ قد سلمت).
Kholid bin Ma’dan berkata “ Saya tidak melihat seseorang yang
paling banyak membaca quran daripada sahabat Muadz, Hadits ini beritanya agung
siksanya pedih, atsar beritanya menjadikan hati terbang dan akal menjadi
bingung, dada menjadi sesak dan gaungnya menakutkan jiwa. Maka camkanlah wahai
orang yang mencintai ilmu ini, ketahuilah penyebab terbesar dalam tetapnya
kebusukan-kebusukan sifat ini (Ghibah, hasud, merasa orang besar, sombong,
ujub, sum’ah dan riya) dalam hati adalah sebab mencari ilmu untuk mencari
keagungan, keindahan diri, orang-orang bodo menjauhi mempelajari ilmu ini,
orang yang memahami agama mempelajari benar-benar ilmu ini dan mengetahui
bahaya-bahaya-nya jika terjerumus melakukannya, maka pikirkanlah manakah yang
kamu pilih apakah mempelajari tata cara menjauhi sifat-sifat busuk ini dan
menyibukkan belajar memperbaiki hati dan menghidupkan akheratmu? Atau memilih
yang lebih penting yaitu masuk bersama ucapan orang yang tidak bermanfaat,
terus mempelajari ilmu yang menambah sifat sombong, riya, hasud dan ujub hingga
rusak.
قال خالد بن معدان: فما رأيت أحدا أكثر تلاوة للقرآن العظيم من معاذ لهذا الحديث العظيم. فتأمل أيها الراغب في العلم هذه الخصال، واعلم أن أعظم الاسباب في رسوخ هذه الخبائث في القلب: طلب العلم لأجل المباهاة والمنافسة، فالعامي بمعزل عن اكثر هذه الخصال،والمتفقه مستهدف لها، وهو متعرض للهلاك بسببها؛ فانظر آي أمورك أهم، أتتعلم كيفية الحذر من هذه المهلكات، وتشتغل بإصلاح قلبك وعمارة آخرتك؟ أم الأهم أن تخوض مع الخائضين، فتطلب من العلم ما هو سبب زيارة الكبر والرياء والحسد والعجب، حتى تهلك مع الهالكين.
Ketahuilah sesungguhnya tiga sifat ini adalah bibit kebusukan hati,
dan bibit itu timbul dari satu sumber yaitu cinta dunia oleh sebab itu nabi saw
bersabda
قال النبي صلى الله عليه وسلم: (حب الدنيا رأس كل خطيئة)،
Nabi
saw bersabda “ Cinta dunia itu bibit segala macam sifat jelek”.
Bersamaan dengan cinta dunia bibit kejelekan maka dunia juga ladang
akherat, barang siapa mengambil dunia dengan kadar darurat saja yaitu agar bisa
menolong untuk ke akherat maka dunia itu ladang akherat, dan barang siapa
menginginkan dunia agar bisa melakukan berbagai kenikmatan maka dunia akan
merusaknya, maka ini adalah sedikit cuplikan dari dzohirnya ilmu taqwa yaitu
bidayatul hidayah (permulaan mendapat hidayah), jika ingin memperdalam maka
bacalah kitab Ihya Ulumiddin agar bisa mengetahui tata cara bertaqwa dan bisa
sampai ke dalamnya taqwa, jika mencari ilmu dari banyak omongan dan obrolan,
pertengkaran dan perdebatan maka alangkah besarnya musibah itu, dan alangkah
lamanya rasa cape itu, dan alangkah besar kerugian itu, maka sesungguhnya dunia
yang kita cari dengan agama itu tidak akan selamat, dan akherat akan keluar
dari kita, dan barang siapa mencari dunia dengan agama maka akan rugi semuanya,
barang siapa meninggalkan dunia untuk menuju akherat maka akan untung semuanya,
jika kita menghidupkan batin hati kita dengan taqwa maka akan dihilangkan
penghalang antara kita dan Allah, dan akan terbuka cahaya-cahaya kema’rifatan
dan akan terpancar dari hati kita sumber-sumber ilmu, dan akan tampak
rahasia-rahasia Allah yang menjadi raja, dan akan mudah mendapatkan ilmu
Ladunni dari Allah. (Al Ghozali, Bidaytul hidayah : 85)
Referensi:
Bidayatul
Hidayah
Muroqil
‘Ubudiyah
0 komentar:
Posting Komentar