Fikray El-Habib Assyirboni

Belajarlah dan terus belajar maka engkau akan terus mendapatkan banyak hal dan ilmu-ilmu yang bermanfaat untuk kehidupan

Mahasiswa dihadapkan kepada biaya kuliah sekaligus biaya hidup sehari-hari se-masa kuliah. Biaya yang dikeluarkan itu tidak sedikit, apalagi mahasiswa yang kuliah sebagai perantau, semua biaya tentunya masih minta kepada orang tua. Tetapi, banyak mahasiswa yang membuang waktunya secara sia-sia dan melakukan kegiatan yang tidak ada manfaatnya. Menghabiskan uang orang tua, main kesana kemari, bermalas-malasan atau Cuma tidur-tiduran dikamar kos, menghabiskan waktu bermain game, dsb.
           

            Mahasiswa seharusnya merubah pola fikir mereka dan mulai memanfaatkan waktu dengan sebaik mungkin. Salah satunya dengan melakukan wirausaha. Wirausaha adalah kegiatan yang positif yang dapat menghasilkan uang dan sekaligus menambah soft serta hard skill bagi mahasiswa. Banyak yang mengatakan bahwa berwirausaha sejak masih duduk dibangku kuliah itu hal yang bagus dikerjakan bagi mahasiswa. Selain bisa mandiri, mahasiswa juga bisa meringankan beban orang tua. Akan tetapi mahasiswa harus berhati-hati ketika melakukan wirausaha terutama dalam bidang networking, seperti Multi level Marketing atau sering kita sebut sebagai MLM.

Multi Level Marketing (MLM) adalah sebuah strategi baru yang dilakukan oleh beberapa perusahaan untuk memasarkan produk-produk mereka yang cenderung baru dan masih belum banyak dikenal oleh khalayak ramai. Yah, bisa dibilang produk perusahaan itu gak terkenal dan memiliki peminat yang cukup rendah di kalangan konsumen. Perusahaan memanfaatkan system MLM untuk menawarkan kepada mahasiswa untuk berwirausaha dalam bentuk bermacam-macam mulai dari teh, obat segala macam penyakit, ID card, pulsa dan masih banyak lagi produk-produk yang mereka tawarkan. Target yang mereka tawarkan biasanya anak-anak SMA dan Kuliahan yang masih di semester awal dan tentuya masih labil kondisi emosionalnya. Mereka gampang sekali terpengaruh dan terdoktrinasi dengan hal-hal yang baru yang menurut mereka nyaman dan menguntungkan, sehinga mereka mau untuk menjualka produk pelaku MLM dengan dalih dan diiming-imingi gaji yang besar.
            Berbeda dengan sales Man dan sales Girl, cara menjalankan bisnis MLM ini adalah mahasiswa harus menarik atau merekrut orang per orang untuk bergabung kedalam sebuah perusahaan X. Setelah bergabung mereka harus merekrut beberapa orang baru untuk bergabung juga dengan perusahaan X. Ketika orang tersebut berhasil mengajak seseorang atau beberapa orang untuk bergabug, maka ia akan dijanjikan free atau bonus yang telah dijelaskan ketika perekrutan dengan sistem piramida. Siapa yang berada diatas akan mendapatkan bonus lebih besar dari yang berada dibawah.
            Eiitss, jangan senang dulu dengan tawaran bonus yang dijanjikan, untuk bergabung dengan perusahaan X tidak gratis.Mahasiswa yang ingin bergabung harus membeli produk-produk mereka dulu, entah satu, dua, atau lebih paket. Semakin banyak paket yang dibeli, semaking besar pula free atau bonus yang akan didapat. Tetapi seperti yang sudah dijelaskan diatas, mahasiswa akan mendapatkan free atau bonus setelah berhasil merekrut orang baru. Kalau gagal merekrut orange-orang baru berarti tidak mendapatkan apa-apa.
            Sebagai mahasiswa yang notabennya kaum intelektual harus selalu waspada, waspada bukan berarti takut untuk mengambil resiko, tetapi sebagai mahasiswa kita harus pandai dan bijak dalam melihat sesuatu. Jangan mudah tergiur dengan konsep ‘’kaya mendadak” yang ditawarkan MLM kepada kita, tanpa melihat resiko yang akan terjadi ketika kita bergabung. Kita harus merubah paradigm atau pola pikir kita, MLM bukan merupakan tempat membangun kekayaan dalam waktu singkat. Orang yang melakukan bisnis MLM biasanya berani melakukan segala cara apapun unyuk mencapai tujuan tersebut.

Mahasiswa juga harus berhati-hati dengan budaya para pelaku bisnis MLM, biasanya yang paling utama pelaku bisnis MLM adalah “memamerkan” bonus yang sudah diraihnya dan juga prestasi yang sudah diraihnya. Biasanya mereka membuat proyeksi proyeksi yang belum bisa dibuktikan secara riil. Misalnya, mereka sudah mampu membeli Rumah Mewah, membeli Mobil dan barang barang mewah lainnya, setelah bergabung dengan perusahaan X hanya selama beberapa bulan saja. Semua itu dilakukan dengan tujuan daya tarik agar pelaku bisnis MLM bisa merekrut orang sebanyak-banyaknya. Mungkin cara ini tidak sepenuhnya salah, tetapi orang-orang yang bergabung di dalam jaringannya bisa jadi hanya sekumpulan orang yang ingin “kaya mendadak” dan tidak pernah memahami sepenuhnya bagaimana perjuangan yang harus ditempuh untuk meraih bonus-bonus sebanyak itu. Kalau kita berpikir jauh kedepan, mana ada didunia ini sesuatu yang instan untuk mencapai kesuksesan. Kita harus bekerja keras dan itu butuh proses yang panjang. gak mungkin dengan hanya duduk, tiba-tiba uang di transfer begitu saja.
            Para pelaku MLM merekrut calon anggotanya sebagai korban dengan berbincang-bincang mengenai bonus yang akan didapatkan setelah ia bergabung dengan MLM. kemudian calon anggota mendaftar dengan membayar uang tertentu, tapi tidak ada keharusan untuk membeli atau menjual produk perusahaan, dia hanya berkewajiban mencari anggota baru dengan cara seperti diatas, yakni membayar uang pendaftaran. Semakin banyak anggota maka akan semakin banyak bonusnya. Ini adalah bentuk riba karena menaruh uang diperusahaan tersebut kemudian mendapatkan hasil yan lebih banyak.
            Di dalam MLM terdapat juga unsur perjudian, alasannya sebab seseorang ketika membeli salah satu produk yang ditawarkan, sebenarnya niatnya  bukan karena ingin memanfaatkan atau memakai produk tersebut, tetapi dia membelinya sekedar sebagai sarana untuk mendapatkan point yang nilainya jauh lebih besar dari harga barang tersebut. Sedangkan nilai yang diharapkan tersebut belum tentu ia dapatkan.
Perjudian juga seperti itu, yaitu seseorang menaruh sejumlah uang di meja perjudian, dengan harapan untuk meraup keuntungan yang lebih banyak, padahal keuntungan tersebut belum tentu bisa ia dapatkan.  
            Kita tentu tahu, dalam perspektif agama bahwa unsur riba dan perjudian adalah haram hukumnya. Dalam bisnis ini juga mengandung ketidakjelasan. Baik dari segi sistem maupun bentuk proses mengambil keuntungan. Dengan begitu banyak kemudlorotan yang ada di bisnis MLM, tentunya kita sebagai kaum intelektual bisa bijaksana mengambil sikap. Jangan mudah terpengaruhi dan tetap kritis dalam hal menyikapi sesuatu.

Jadi?

Bisa disimpulkan MLM adalah bentuk penjajahan baru di era globalisasi dimana setiap informasi dapat diakses dan kelancaran komunikasi yang sangat efisien. Apabila seseorang telah masuk kemulut buaya bernama MLM, dia harus mencari korban lain agar bisa keluar.
So, Hati hati dengan MLM. Masa depan anda ada di tangan anda. J

0 komentar:

Posting Komentar

Social Media

Google+ Twitter Facebook Instagram Yahoo

BloGoblog

Ini blog bukan hanya sekedar blog.
Didalamnya terdapat ilmu yang mungkin sedikit namun bermanfaat untuk kedepannya.
Kalaupun ada kekurangan tolong ditambahkan ya dan kalau pun kurang sempurna mohon dimaafkan karena kesempurnaan hanya milik-Nya.