Mahasiswa dihadapkan kepada biaya
kuliah sekaligus biaya hidup sehari-hari se-masa kuliah. Biaya yang dikeluarkan
itu tidak sedikit, apalagi mahasiswa yang kuliah sebagai perantau, semua biaya tentunya
masih minta kepada orang tua. Tetapi, banyak mahasiswa yang membuang waktunya
secara sia-sia dan melakukan kegiatan yang tidak ada manfaatnya. Menghabiskan
uang orang tua, main kesana kemari, bermalas-malasan atau Cuma tidur-tiduran
dikamar kos, menghabiskan waktu bermain game, dsb.
Mahasiswa seharusnya merubah pola fikir mereka dan mulai memanfaatkan waktu dengan sebaik mungkin. Salah satunya dengan melakukan wirausaha. Wirausaha adalah kegiatan yang positif yang dapat menghasilkan uang dan sekaligus menambah soft serta hard skill bagi mahasiswa. Banyak yang mengatakan bahwa berwirausaha sejak masih duduk dibangku kuliah itu hal yang bagus dikerjakan bagi mahasiswa. Selain bisa mandiri, mahasiswa juga bisa meringankan beban orang tua. Akan tetapi mahasiswa harus berhati-hati ketika melakukan wirausaha terutama dalam bidang networking, seperti Multi level Marketing atau sering kita sebut sebagai MLM.
Eiitss, jangan senang dulu dengan tawaran bonus yang dijanjikan, untuk bergabung dengan perusahaan X tidak gratis.Mahasiswa yang ingin bergabung harus membeli produk-produk mereka dulu, entah satu, dua, atau lebih paket. Semakin banyak paket yang dibeli, semaking besar pula free atau bonus yang akan didapat. Tetapi seperti yang sudah dijelaskan diatas, mahasiswa akan mendapatkan free atau bonus setelah berhasil merekrut orang baru. Kalau gagal merekrut orange-orang baru berarti tidak mendapatkan apa-apa.
Mahasiswa seharusnya merubah pola fikir mereka dan mulai memanfaatkan waktu dengan sebaik mungkin. Salah satunya dengan melakukan wirausaha. Wirausaha adalah kegiatan yang positif yang dapat menghasilkan uang dan sekaligus menambah soft serta hard skill bagi mahasiswa. Banyak yang mengatakan bahwa berwirausaha sejak masih duduk dibangku kuliah itu hal yang bagus dikerjakan bagi mahasiswa. Selain bisa mandiri, mahasiswa juga bisa meringankan beban orang tua. Akan tetapi mahasiswa harus berhati-hati ketika melakukan wirausaha terutama dalam bidang networking, seperti Multi level Marketing atau sering kita sebut sebagai MLM.
Multi
Level Marketing (MLM) adalah sebuah strategi baru yang dilakukan oleh beberapa
perusahaan untuk memasarkan produk-produk mereka yang cenderung baru dan masih
belum banyak dikenal oleh khalayak ramai. Yah, bisa dibilang produk perusahaan
itu gak terkenal dan memiliki peminat yang cukup rendah di kalangan
konsumen. Perusahaan memanfaatkan system MLM untuk menawarkan kepada
mahasiswa untuk berwirausaha dalam bentuk bermacam-macam mulai dari teh, obat
segala macam penyakit, ID card, pulsa dan masih banyak lagi produk-produk yang
mereka tawarkan. Target yang mereka tawarkan biasanya anak-anak SMA dan
Kuliahan yang masih di semester awal dan tentuya masih labil kondisi
emosionalnya. Mereka gampang sekali terpengaruh dan terdoktrinasi dengan
hal-hal yang baru yang menurut mereka nyaman dan menguntungkan, sehinga mereka
mau untuk menjualka produk pelaku MLM dengan dalih dan diiming-imingi gaji yang
besar.
Berbeda
dengan sales Man dan sales Girl, cara menjalankan bisnis MLM ini adalah
mahasiswa harus menarik atau merekrut orang per orang untuk bergabung kedalam
sebuah perusahaan X. Setelah bergabung mereka harus merekrut beberapa orang
baru untuk bergabung juga dengan perusahaan X. Ketika orang tersebut berhasil
mengajak seseorang atau beberapa orang untuk bergabug, maka ia akan dijanjikan
free atau bonus yang telah dijelaskan ketika perekrutan dengan sistem piramida.
Siapa yang berada diatas akan mendapatkan bonus lebih besar dari yang berada
dibawah.Eiitss, jangan senang dulu dengan tawaran bonus yang dijanjikan, untuk bergabung dengan perusahaan X tidak gratis.Mahasiswa yang ingin bergabung harus membeli produk-produk mereka dulu, entah satu, dua, atau lebih paket. Semakin banyak paket yang dibeli, semaking besar pula free atau bonus yang akan didapat. Tetapi seperti yang sudah dijelaskan diatas, mahasiswa akan mendapatkan free atau bonus setelah berhasil merekrut orang baru. Kalau gagal merekrut orange-orang baru berarti tidak mendapatkan apa-apa.
Sebagai
mahasiswa yang notabennya kaum intelektual harus selalu waspada, waspada bukan
berarti takut untuk mengambil resiko, tetapi sebagai mahasiswa kita harus
pandai dan bijak dalam melihat sesuatu. Jangan mudah tergiur dengan konsep
‘’kaya mendadak” yang ditawarkan MLM kepada kita, tanpa melihat resiko yang
akan terjadi ketika kita bergabung. Kita harus merubah paradigm atau pola pikir
kita, MLM bukan merupakan tempat membangun kekayaan dalam waktu singkat. Orang
yang melakukan bisnis MLM biasanya berani melakukan segala cara apapun unyuk
mencapai tujuan tersebut.
Mahasiswa
juga harus berhati-hati dengan budaya para pelaku bisnis MLM, biasanya yang
paling utama pelaku bisnis MLM adalah “memamerkan” bonus yang sudah diraihnya
dan juga prestasi yang sudah diraihnya. Biasanya mereka membuat proyeksi
proyeksi yang belum bisa dibuktikan secara riil. Misalnya, mereka sudah mampu
membeli Rumah Mewah, membeli Mobil dan barang barang mewah lainnya, setelah
bergabung dengan perusahaan X hanya selama beberapa bulan saja. Semua itu
dilakukan dengan tujuan daya tarik agar pelaku bisnis MLM bisa merekrut orang
sebanyak-banyaknya. Mungkin cara ini tidak sepenuhnya salah, tetapi orang-orang
yang bergabung di dalam jaringannya bisa jadi hanya sekumpulan orang yang ingin
“kaya mendadak” dan tidak pernah memahami sepenuhnya bagaimana perjuangan yang
harus ditempuh untuk meraih bonus-bonus sebanyak itu. Kalau kita berpikir jauh
kedepan, mana ada didunia ini sesuatu yang instan untuk mencapai kesuksesan.
Kita harus bekerja keras dan itu butuh proses yang panjang. gak mungkin dengan
hanya duduk, tiba-tiba uang di transfer begitu saja.
Para
pelaku MLM merekrut calon anggotanya sebagai korban dengan berbincang-bincang
mengenai bonus yang akan didapatkan setelah ia bergabung dengan MLM. kemudian
calon anggota mendaftar dengan membayar uang tertentu, tapi tidak ada keharusan
untuk membeli atau menjual produk perusahaan, dia hanya berkewajiban mencari
anggota baru dengan cara seperti diatas, yakni membayar uang pendaftaran.
Semakin banyak anggota maka akan semakin banyak bonusnya. Ini adalah bentuk
riba karena menaruh uang diperusahaan tersebut kemudian mendapatkan hasil yan
lebih banyak.
Di dalam MLM terdapat juga unsur
perjudian, alasannya sebab seseorang ketika membeli salah satu produk yang
ditawarkan, sebenarnya niatnya bukan karena ingin memanfaatkan atau
memakai produk tersebut, tetapi dia membelinya sekedar sebagai sarana untuk
mendapatkan point yang nilainya jauh lebih besar dari harga barang tersebut.
Sedangkan nilai yang diharapkan tersebut belum tentu ia dapatkan.
Perjudian
juga seperti itu, yaitu seseorang menaruh sejumlah uang di meja perjudian,
dengan harapan untuk meraup keuntungan yang lebih banyak, padahal keuntungan
tersebut belum tentu bisa ia dapatkan.
Kita
tentu tahu, dalam perspektif agama bahwa unsur riba dan perjudian adalah haram
hukumnya. Dalam bisnis ini juga mengandung ketidakjelasan. Baik dari segi
sistem maupun bentuk proses mengambil keuntungan. Dengan begitu banyak
kemudlorotan yang ada di bisnis MLM, tentunya kita sebagai kaum intelektual
bisa bijaksana mengambil sikap. Jangan mudah terpengaruhi dan tetap kritis
dalam hal menyikapi sesuatu.
Jadi?
Bisa disimpulkan MLM adalah bentuk penjajahan
baru di era globalisasi dimana setiap informasi dapat diakses dan kelancaran
komunikasi yang sangat efisien. Apabila seseorang telah masuk kemulut buaya
bernama MLM, dia harus mencari korban lain agar bisa keluar.
So, Hati hati dengan
MLM. Masa depan anda ada di tangan anda. J
0 komentar:
Posting Komentar