A.
Perkembangan Ilmu Dakwah
Perkembangan ilmu dakwah ditandai dengan adanya perkembangan
pemikiran, ide, gagasan, kajian atau studi tentang dakwah. Karena isi ilmu
dakwah adalah teori, maka mengembangkan ilmu dakwah adalah mengembangkan teorinya.
Ada beberapa kemungkinan dalam mengembangkan teori yangpertama menyusun teori
baru. Dalam hal ini memang belum pernah ada teori yang muncul, lantas seseorang
menemukan teori baru. Kedua menemukan teori baru untuk mengganti teori lama.
Dalam kasus ini, tadinya sudah ada teorinya tetapi karena teori itu sudah tidak
mampu menyelesaikan masalah yang mestinya ia mampu menyelesaikannya maka teori
itu diganti dengan teori baru. Ketiga, revisi teori lama. Dalam kali ini
peneliti atau pengembang tidak membatalkan teori lama, tidak juga menggantinya
dengan teori baru ia hanya merevisi ia hanya menyempurnakan teori lama itu.
Keempat membatalkan teori lama. Ia hanya membatalkan, tidak menggantinya dengan
teori baru.
Secara praktis kegiatan dakwah merupakan kegiatan yang sudah cukup
tua, namun secara keilmuan dalam arti pendekatan epistimologis ilmu dakwah
merupakan sebuah disiplin ilmu yang relatif masih muda.
B. Pengembangan Disiplin Ilmu dakwah
Ilmu dakwah menurut Prof.H.M Toha Yahya
Oemar, M.A adalah suatu ilmu pengetahuan yang berisi cara-cara dan
tuntunan-tuntunan, bagaimana seharusnya menarik perhatian manusia untuk
menganut, menyetujui, melaksanakan suatu Ideologi pendapat, pekerjaan tertentu.
Berdasarkan
hakekat dakwah, obyek formal ilmu dakwah serta analisa masalah interaksi antar
unsur dakwah sebagai bagian dari obyek formal, dan pengertian ilmu, maka
disiplin ilmu dakwah dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian utama: Pertama,
disiplin yang memberikan kerangka teori dan metodologi dakwa islam, Kedua
:disiplin yang memberikan kerangka tehnis oprasional kegiatan dakwah islam.
Bagian pertama memberikan dasar-dasar teoritik dan metodologi keahlian dan
disebut ilmu dasar (teoritik) dakwah dan bagian kedua memberikan kemampuan
tehnis keahlian profesi dan disebut ilmu terapan/teknik oprasional dakwah
(teknologi dakwah).
Bagian
disiplin ilmu terapan / teknis dibagi menjadi tiga bidang, disiplin yang
terdiri dari pertama, ilmu tabligh islam yang berkaitan dengan komunikasi dan
penyiaran islam dan ilmu yang berkaitan dengan bimbingan dan penyuluan
islam(ta’dib) yang keduanya dapat disebut teknologi tabligh. Kedua ilmu
pengembangan masyarakat islam atau teknologi pengembangan masyarakat islam
(islamic Community development) dan ketiga, ilmu management dakwah islam atau
teknologi organisasi islam.
1. Disiplin Ilmu Dasar (teoritik)
Ilmu dasar
dimaksudkan sebagai cabang-cabang ilmu dakwa yang memberikan
prinsip-prinsip,paradigma,kerangkah teoritik, sistim dan metodologi dakwah.
Dalam kelompok disiplin ini, masalah dakwa dikaji secara ilmiah sesuai dengan
bidang dan lingkup masalah, metode-metode yang digunakan serta kerangka
teoritik yang dikembangkan.
Disiplin ilmu dasar(teoritik) yang memberikan kerangka teori dan metodologi antaralain: Epistimologi dakwa(Pengantar ilmu dakwah sebagai induk ilmu dakwah) metode penelitian (ilmu) dakwah, filsafat dakwah, sejara dakwah, sistimdakwah,mabda dakwah, manhaj dakwah,psikologi dakwah.
Disiplin ilmu dasar(teoritik) yang memberikan kerangka teori dan metodologi antaralain: Epistimologi dakwa(Pengantar ilmu dakwah sebagai induk ilmu dakwah) metode penelitian (ilmu) dakwah, filsafat dakwah, sejara dakwah, sistimdakwah,mabda dakwah, manhaj dakwah,psikologi dakwah.
2. Disiplin ilmu terapan/Teknis (Teknologi
dakwah)
Disiplin ilmu
terapan/Teknis oprasional (Teknologi dakwah) ilmu dakwah terdiri dari tiga
kelompok pokok sebagai berikut :
1. Disiplin Tablig Islam
A. Ilmu komunikasi dan penyiaran
Termasuk dalam
komponen ini : Ilmu tablig, Komonikasi Dakwah, Ilmu bimbingan dan penyuluan
islam, teknis khitobah (retorika), teknik penulisan tajuk rencana dan feature
dakwah, teknik peliputan dan penulisan berita dakwah, produksi siaran
radio,televisi dan film dakwah, rijalul dakwah, akhlak muballigh,psikologi
komunikasi dan tabligh, tehnik pengembangan majlis ta’lim,psikologi
tabligh,geografi islam,metodologi penelitian tabligh dan kebijakan dan strategi
informasi islam.
B. Ilmu Bimbingan dan penyuluan Islam
Termasuk
komponen ini : Dasar-dasar bimbingan dan penyuluan islam(Ta’dib), Psikologi
agama,psikologi kepribadian dan terapi islam,kesehatan mental,teknis penyuluan
islam,teori bimbingan dan penyuluan islam,Metode penelitian penyuluhan islam,
dan komunikasi lintas agama dan budaya.
·
Disiplin ilmu pengembangan masyarakat islam
Termasuk
komponen ini: sistem pengembangan-pengembangan masyarakat islam, metodologi
pengembangan masyarakat islam,peta dakwah islam, riset dakwah partisipati,
manhaj pengembangan jama’ah, sistim pemberdayaan ekonomi ummat,pembangunan
jaringan lembaga keuangan syariah, sistim pengembangan lingkungan muslim,
analisa dampak lingkungan dakwah, teknologi berwawasan lingkungan
muslim,kebijakan dan strategi pembangunan di dunia islam.
·
Disiplin ilmu manajemen dakwah.
Termasuk dalam
komponen ini : dasar- dasar manajement dakwah (pengantar studi) kepemimpinan
dakwah strategis, manajement sumberdaya dakwah, manajement lembaga keuangan
syariah, teori pengembangan organisasi dakwah, kebijakan, strategi dan
perencanaan dakwah, manajement kemasjidan, manajement haji,umroh dan ziarah,
perencanaan strategis dakwah, perbandingan organisasi dakwah dan manajement
zakat, infaq dan shodaqoh,manajement wakaf.
·
Ilmu Bantu
Termasuk dalam
komponen ini,Ilmu tauhid,ilmu akhlak,ilmu mantiq(logika), filsafat dan
pemikiran islam,ulumul qur’an, ulumul hadist,ushul fiqih,tafsir,hadist,fiqih,sirah
Nabi SAW,Sejarah kebudayaan Islam, BahasaIndonesia,Bahasa Arab dan inggris,
metodologi, antropologi, sosiologi,ilmum komunikasi ( Ilmu
penerangan/penyuluan,ilmu jurnalistik,dan teknologi komunikasi ) Ilmu
manajement,psikologi,filsafat (umum) epistimologi, ilmu hukum,ilmu politik,ilmu
ekonomi,ilmu lingkungan,ilmu penyuluhan,teknologi sanitasi, sosiatri serta ilmu
kesehatan masyarakat dan lingkungan.
C. Tahap-tahap perkembangan ilmu dakwah
Tahap konvesional:pada tahap ini dakwah
masih merupakan kegiatan keagamaan berupa seruan atau ajakan untuk menganut dan
mengamalkan ajaran islam yang dilakukan secara konvensional. Artinya, dalam
pelaksanaan, dakwah belum berdasar kepada metode-metode ilmiah, tetapi tetapi
berdasarkan pengalaman orang perorang. Oleh Karena itu tahap ini juga disebut
dengan tahap tradisional.
Kedua tahap sistematis. Tahap ini
merupakan pertengahan antara tahap konvensional dan tahap berikutnya, yaitu
tahap ilmiah. Pada tahap ini , dakwah yang ada dalam tahap konvesional diatas
sudah dibicarakan secara khusus oleh berapa kalangan, sehingga muncul beberapa
literature yang secara khusus membahas dakwah. Selain itu, tahap ini juga
ditandai dengan adanya perhatian masyarakat yang lebih luas terhadap
permasalahan dakwah islam. Hal ini dapat dilihat dengan meningkatnya
penyelanggaraan seminar, diskusi, serasehan. Dan pertemuan-pertemuan ilmiah
lainnya yang secara khusus membicarakan masalah yang berkenaan dengan dakwah.
Gejala-gejala proses keilmuan dakwah mulai terlihat dalam tahap ini, sehingga
ia menentukan tahap selanjutnya.
Ketiga tahap ilmiah. Pada tahap ini,
dakwah telah berhasil tersusun sebagai ilmu pengetahuan dan telah memenuhi
beberapa persaratan pokoknya, yaitu, yaitu objektif, metodik, universal, dan sistematis.
Ini adalah berkat jasa para ulama dan para sarjana muslim yang telah mengkaji
secara serius, baik dalam penelitian lapangan maupun penelitian keperpustakaan.
Kajian mereka menghasilkan teori-teori dakwah. Dengan teori yang kuat,
masyarakat mendirikan sarana dan prasarana pengembangannya melalui institusi
perguruan tinggi.
D. Perkembangan Dakwah sebagai Ilmu
Pada awal
abad ke-20 pemikiran dakwah mulai dirintis menjadi ilmu pengetahuan yaitu
pada tahun 1912, di kairo tepatnya didirikanya sebuah lembaga yang bernama
Dar’al dakwah wa al irsad untuk menghalang gerakan kristenisasi. Lembaga ini
kemudian ditutup karena terjadinya perang dunia ke II. Tahun 1918. Shekh. Ali
mahfud disebut sebagai peletak dasar terciptanya ilmu dakwah.. sedangkan di
Indonesia sendiri pertama kali dakwah hanya berkmbang di pesantren pesantren
saja, itupun bukan sebagai ilmu tapi melainkan menciptakan para dai. Yang mana
dengan bayaknya para dai maka akan semakin banyak orang masuk islam dan baru
setelah masa itu ilmu dakwah mulai menjadi bahan diskusi-diskusi ilmiah, dan
ilmu dakwah mulai menjadi ilmu yang diakui yaitu ketika perguruan tinggi agama
islam negri (PTAIN) dibentuk pemerintah pada tanggal 26 september 1951. dan
dakwah menjadi salah satu jurusannya, selain jurusan tarbiah dan jurusan Qadla,
yang mana ptain merupakan pengembangan dari pendidikan hakim islam negri
(PHIN).
0 komentar:
Posting Komentar