Fikray El-Habib Assyirboni

Belajarlah dan terus belajar maka engkau akan terus mendapatkan banyak hal dan ilmu-ilmu yang bermanfaat untuk kehidupan

A.    Perkembangan Ilmu Dakwah
Perkembangan ilmu dakwah ditandai dengan adanya perkembangan pemikiran, ide, gagasan, kajian atau studi tentang dakwah. Karena isi ilmu dakwah adalah teori, maka mengembangkan ilmu dakwah adalah mengembangkan teorinya. Ada beberapa kemungkinan dalam mengembangkan teori yangpertama menyusun teori baru. Dalam hal ini memang belum pernah ada teori yang muncul, lantas seseorang menemukan teori baru. Kedua menemukan teori baru untuk mengganti teori lama. Dalam kasus ini, tadinya sudah ada teorinya tetapi karena teori itu sudah tidak mampu menyelesaikan masalah yang mestinya ia mampu menyelesaikannya maka teori itu diganti dengan teori baru. Ketiga, revisi teori lama. Dalam kali ini peneliti atau pengembang tidak membatalkan teori lama, tidak juga menggantinya dengan teori baru ia hanya merevisi ia hanya menyempurnakan teori lama itu. Keempat membatalkan teori lama. Ia hanya membatalkan, tidak menggantinya dengan teori baru.
Secara praktis kegiatan dakwah merupakan kegiatan yang sudah cukup tua, namun secara keilmuan dalam arti pendekatan epistimologis ilmu dakwah merupakan sebuah disiplin ilmu yang relatif masih muda.
B.     Pengembangan Disiplin Ilmu dakwah
Ilmu dakwah menurut Prof.H.M Toha Yahya Oemar, M.A adalah suatu ilmu pengetahuan yang berisi cara-cara dan tuntunan-tuntunan, bagaimana seharusnya menarik perhatian manusia untuk menganut, menyetujui, melaksanakan suatu Ideologi pendapat, pekerjaan tertentu.
Berdasarkan hakekat dakwah, obyek formal ilmu dakwah serta analisa masalah interaksi antar unsur dakwah sebagai bagian dari obyek formal, dan pengertian ilmu, maka disiplin ilmu dakwah dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian utama: Pertama, disiplin yang memberikan kerangka teori dan metodologi dakwa islam, Kedua :disiplin yang memberikan kerangka tehnis oprasional kegiatan dakwah islam. Bagian pertama memberikan dasar-dasar teoritik dan metodologi keahlian dan disebut ilmu dasar (teoritik) dakwah dan bagian kedua memberikan kemampuan tehnis keahlian profesi dan disebut ilmu terapan/teknik oprasional dakwah (teknologi dakwah).
Bagian disiplin ilmu terapan / teknis dibagi menjadi tiga bidang, disiplin yang terdiri dari pertama, ilmu tabligh islam yang berkaitan dengan komunikasi dan penyiaran islam dan ilmu yang berkaitan dengan bimbingan dan penyuluan islam(ta’dib) yang keduanya dapat disebut teknologi tabligh. Kedua ilmu pengembangan masyarakat islam atau teknologi pengembangan masyarakat islam (islamic Community development) dan ketiga, ilmu management dakwah islam atau teknologi organisasi islam.
1.      Disiplin Ilmu Dasar (teoritik)
Ilmu dasar dimaksudkan sebagai cabang-cabang ilmu dakwa yang memberikan prinsip-prinsip,paradigma,kerangkah teoritik, sistim dan metodologi dakwah. Dalam kelompok disiplin ini, masalah dakwa dikaji secara ilmiah sesuai dengan bidang dan lingkup masalah, metode-metode yang digunakan serta kerangka teoritik yang dikembangkan.
Disiplin ilmu dasar(teoritik) yang memberikan kerangka teori dan metodologi antaralain: Epistimologi dakwa(Pengantar ilmu dakwah sebagai induk ilmu dakwah) metode penelitian (ilmu) dakwah, filsafat dakwah, sejara dakwah, sistimdakwah,mabda dakwah, manhaj dakwah,psikologi dakwah.

2.      Disiplin ilmu terapan/Teknis (Teknologi dakwah)
Disiplin ilmu terapan/Teknis oprasional (Teknologi dakwah) ilmu dakwah terdiri dari tiga kelompok pokok sebagai berikut :
1.      Disiplin Tablig Islam
A.     Ilmu komunikasi dan penyiaran
Termasuk dalam komponen ini : Ilmu tablig, Komonikasi Dakwah, Ilmu bimbingan dan penyuluan islam, teknis khitobah (retorika), teknik penulisan tajuk rencana dan feature dakwah, teknik peliputan dan penulisan berita dakwah, produksi siaran radio,televisi dan film dakwah, rijalul dakwah, akhlak muballigh,psikologi komunikasi dan tabligh, tehnik pengembangan majlis ta’lim,psikologi tabligh,geografi islam,metodologi penelitian tabligh dan kebijakan dan strategi informasi islam.
B.     Ilmu Bimbingan dan penyuluan Islam
Termasuk komponen ini : Dasar-dasar bimbingan dan penyuluan islam(Ta’dib), Psikologi agama,psikologi kepribadian dan terapi islam,kesehatan mental,teknis penyuluan islam,teori bimbingan dan penyuluan islam,Metode penelitian penyuluhan islam, dan komunikasi lintas agama dan budaya.
·         Disiplin ilmu pengembangan masyarakat islam
Termasuk komponen ini: sistem pengembangan-pengembangan masyarakat islam, metodologi pengembangan masyarakat islam,peta dakwah islam, riset dakwah partisipati, manhaj pengembangan jama’ah, sistim pemberdayaan ekonomi ummat,pembangunan jaringan lembaga keuangan syariah, sistim pengembangan lingkungan muslim, analisa dampak lingkungan dakwah, teknologi berwawasan lingkungan muslim,kebijakan dan strategi pembangunan di dunia islam.

·         Disiplin ilmu manajemen dakwah.
Termasuk dalam komponen ini : dasar- dasar manajement dakwah (pengantar studi) kepemimpinan dakwah strategis, manajement sumberdaya dakwah, manajement lembaga keuangan syariah, teori pengembangan organisasi dakwah, kebijakan, strategi dan perencanaan dakwah, manajement kemasjidan, manajement haji,umroh dan ziarah, perencanaan strategis dakwah, perbandingan organisasi dakwah dan manajement zakat, infaq dan shodaqoh,manajement wakaf.
·         Ilmu Bantu
Termasuk dalam komponen ini,Ilmu tauhid,ilmu akhlak,ilmu mantiq(logika), filsafat dan pemikiran islam,ulumul qur’an, ulumul hadist,ushul fiqih,tafsir,hadist,fiqih,sirah Nabi SAW,Sejarah kebudayaan Islam, BahasaIndonesia,Bahasa Arab dan inggris, metodologi, antropologi, sosiologi,ilmum komunikasi ( Ilmu penerangan/penyuluan,ilmu jurnalistik,dan teknologi komunikasi ) Ilmu manajement,psikologi,filsafat (umum) epistimologi, ilmu hukum,ilmu politik,ilmu ekonomi,ilmu lingkungan,ilmu penyuluhan,teknologi sanitasi, sosiatri serta ilmu kesehatan masyarakat dan lingkungan.
C.    Tahap-tahap perkembangan ilmu dakwah
Tahap konvesional:pada tahap ini dakwah masih merupakan kegiatan keagamaan berupa seruan atau ajakan untuk menganut dan mengamalkan ajaran islam yang dilakukan secara konvensional. Artinya, dalam pelaksanaan, dakwah belum berdasar kepada metode-metode ilmiah, tetapi tetapi berdasarkan pengalaman orang perorang. Oleh Karena itu tahap ini juga disebut dengan tahap tradisional.
Kedua tahap sistematis. Tahap ini merupakan pertengahan antara tahap konvensional dan tahap berikutnya, yaitu tahap ilmiah. Pada tahap ini , dakwah yang ada dalam tahap konvesional diatas sudah dibicarakan secara khusus oleh berapa kalangan, sehingga muncul beberapa literature yang secara khusus membahas dakwah. Selain itu, tahap ini juga ditandai dengan adanya perhatian masyarakat yang lebih luas terhadap permasalahan dakwah islam. Hal ini dapat dilihat dengan meningkatnya penyelanggaraan seminar, diskusi, serasehan. Dan pertemuan-pertemuan ilmiah lainnya yang secara khusus membicarakan masalah yang berkenaan dengan dakwah. Gejala-gejala proses keilmuan dakwah mulai terlihat dalam tahap ini, sehingga ia menentukan tahap selanjutnya.
Ketiga tahap ilmiah. Pada tahap ini, dakwah telah berhasil tersusun sebagai ilmu pengetahuan dan telah memenuhi beberapa persaratan pokoknya, yaitu, yaitu objektif, metodik, universal, dan sistematis. Ini adalah berkat jasa para ulama dan para sarjana muslim yang telah mengkaji secara serius, baik dalam penelitian lapangan maupun penelitian keperpustakaan. Kajian mereka menghasilkan teori-teori dakwah. Dengan teori yang kuat, masyarakat mendirikan sarana dan prasarana pengembangannya melalui institusi perguruan tinggi.
D.     Perkembangan Dakwah sebagai Ilmu
Pada awal abad ke-20 pemikiran dakwah mulai dirintis menjadi ilmu pengetahuan  yaitu pada tahun 1912, di kairo tepatnya didirikanya sebuah lembaga yang bernama Dar’al dakwah wa al irsad untuk menghalang gerakan kristenisasi. Lembaga ini kemudian ditutup karena terjadinya perang dunia ke II. Tahun 1918. Shekh. Ali mahfud disebut sebagai peletak dasar terciptanya ilmu dakwah.. sedangkan di Indonesia sendiri pertama kali dakwah hanya berkmbang di pesantren pesantren saja, itupun bukan sebagai ilmu tapi melainkan menciptakan para dai. Yang mana dengan bayaknya para dai maka akan semakin banyak orang masuk islam dan baru setelah masa itu ilmu dakwah mulai menjadi bahan diskusi-diskusi ilmiah, dan ilmu dakwah mulai menjadi ilmu yang diakui yaitu ketika perguruan tinggi agama islam negri (PTAIN) dibentuk pemerintah pada tanggal 26 september 1951. dan dakwah menjadi salah satu jurusannya, selain jurusan tarbiah dan jurusan Qadla, yang mana ptain merupakan pengembangan dari pendidikan hakim islam negri (PHIN).

0 komentar:

Posting Komentar

Social Media

Google+ Twitter Facebook Instagram Yahoo

BloGoblog

Ini blog bukan hanya sekedar blog.
Didalamnya terdapat ilmu yang mungkin sedikit namun bermanfaat untuk kedepannya.
Kalaupun ada kekurangan tolong ditambahkan ya dan kalau pun kurang sempurna mohon dimaafkan karena kesempurnaan hanya milik-Nya.